6 bulan yang lalu...
Suasana di sekitar hutan sedang tenang. Hanya terdengar suara serangga hutan, dan jangan lupakan beberapa tupai yang melompat dari satu pohon ke pohon lain.
Srak...
Samar-samar terdengar suara, disertai dengan semak-semak yang bergerak-gerak. Kemudian tiba-tiba dari semak-semak tersebut keluar 2 ekor musang yang berlari dengan cepat. Suara mereka yang kontras dengan keheningan hutan membuat suasana hutan langsung berubah.
"Kau tidak akan bisa mengalahkanku!" seru salah satu musang yang berada di depan musang yang satu lagi. Oh, ternyata musang-musang tersebut bisa bicara.
"Cih, awas kau!" musang itu merapalkan mantar. Tiba-tiba muncul sebuah lingkaran sihir di depannya. Dia masuk melewati lingkaran sihir itu, dan berubah menjadi sesosok manusia saat keluar dari lingkaran sihir tersebut. Dia mulai melompat dari satu pohon ke pohon lain. Mereka berdua menuju sebuah tebing yang ditutupi pohon dan semak. Musang yang berubah menjadi manusia itu segera melompat, mendarat ke salah satu batu di tebing tersebut, disusul oleh musang yang satu lagi di belakangnya.
"Cih, kau curang!" seru musang tersebut. Manusia tersebut hanya mendelik.
"Tidak, aku tidak curang."
"Kau curang!"
"Tidak."
"Hey, ada apa ini?"
Tiba-tiba sebuah suara muncul, membuat mereka berdua menoleh. Dari bawah tebing muncul seekor musang lagi.
"Kenapa kalian berisik sekali?" tanyanya lagi.
"Ini Paman Dio, Nia curang. Masa tadi saat kami balapan 'siapa duluan kemari', dia memakai sihir!" protes musang itu.
"Eh? Kau kan' tidak bilang itu tidak boleh, jadi bukan salah kakak donk, Ata," bela Nia, sedangkan Ata hanya merenggut.
"Sudah-sudah, kalian ini kekanak-kanakan sekali, hanya masalah itu saja sudah bertengkar," nasehat Paman Dio.
"Tapi kan' kami memang masih anak--Maaf! Maaf! Kami gak akan mengulanginya lagi!" ujar Ata minta maaf saat melihat delikan marah Paman Dio. Musang tua tersebut hanya menghela napas kasar, kemudian menatap Nia.
"Nia! Sampai kapan kau mau memakai wujud itu?!" tanya Paman Dio. Nia tertegun, kemudian baru menyadari bahwa dia masih memakai wujud manusia.
"Akan berbahaya bila manusia atau bangsa lain melihatmu seperti ini. Bisa-bisa keluarga kita dalam bahaya," tegas Paman Dion. Nia menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal.
"Hehehe, maaf-maaf," ujar Nia sambil cengengesan, sedangkan Paman Dio dan Ata hanya menatapnya datar. Nia merapalkan sebuah mantra, dan tiba-tiba sebuah lingkaran sihir muncul dari bawah kakinya, bersinar, dan kemudian meredup, menampilkan wujud Nia yang kembali menjadi seekor musang.
!
Ata tiba-tiba merasa terkejut, kemudian menoleh ke belakang.
"Ada apa?" tanya Nia bingung.
"Tidak, aku merasa ada sesuatu, mungkin perasaanku saja," ujar Ata.
"Mungkin karena kau lapar. Baiklah, ada yang mau makan siang?!" tanya Paman Dion.
"AKU!!" seru Ata dan Nia bersamaan. Mereka bertiga berjalan masuk ke dalam rimbunnya hutan.
Tanpa mereka sadari, ada seseorang yang mengawasi mereka.

KAMU SEDANG MEMBACA
SMA Kinesis
FantasyKinesis? Jaman sekarang mana ada yang percaya dengan hal hal yang begituan. Bayangkan saja! Mengendalikan sesuatu dengan pikiran, sungguh tak masuk akal. Tapi hal itu beneran ada di dunia ini! Arief Virandika, remaja berusia 15 tahun. Saat kem...