#3 Tanuwijaya

10.3K 426 0
                                    

Semenjak kepergian Abraham Gilbert Tanuwijaya, ayah Abdi.
Semakin bertambah kesibukan Abdi mengurus perusahaan alm. Ayahnya.

Karena hanya Abdi lah satu-satunya keturunan dari keluarga Tanuwijaya.
Karena Abraham Gilbert Tanuwijaya adalah anak satu-satunya dari seorang pengusaha sukses.

Dan saat ini Abdi pun hanya lah satu-satunya anak dari Abraham, mau tidak mau, siap tidak siap. Abdi harus siap menjadi pemilik perusahaan itu.

Untuk itu Abraham ingin anaknya sekolah bisnis setinggi mungkin untuk mempersiapkan diri saat menjadi pemilik satu-satunya perusahaan itu.

Belum jadi pemilik saja, Abdi sudah benar-benar dibuat pusing oleh perusahaannya itu. Abraham adalah sosok inspirasi bagi Abdi, Karena dia merasakan, bagaimana sulitnya Abraham saat memimpin perusahaan itu. Abraham harus berusaha keras sendiri, sama seperti Abdi saat ini, berusaha sendiri. Dan Abdi berfikir, suatu saat nanti aku dan istriku harus memiliki banyak anak, sebagai penerus perusahaan ini.

Abdi

"Beginilah kalau jadi anak tunggal." Ucapku sambil menjatuhkan tubuh ke sofa yang berada di ruang kerjaku.

"Nanti kalo gue udah nikah, gue bakal minta sama istri gue buat bikin anak minimal 4. Supaya anak pertama gue gak cape ngurus perusahaan ini sendirian." Ucapku.

Tok..tok..tok

"Silahkan masuk." Ucapku malas.

"Aduh anak mamah kusut sekali wajahmu nak."

"Ya beginilah selalu kusut." Ucapku melas.

"Nak?"

"Apa mah?." Jawabku

"Apa benar kamu akan melanjutkan pendidikanmu di New York?"

"Iyalah mah, hanya tinggal beberapa bulan lagi Justin akan lulus." Ucapku sambil mencoba bangun dari tidurku.

"Iya mamah tau, tapikan kalau kamu pergi mamah sama siapa disini?."

"Bukannya ada mbak Tinah dan semua pegawai. Mamah tidak sendiri kok di sini."

"Iya Justin, mamah tau. Semenjak Papah mu pergi mamah benar benar merasa kesepian di rumah, apalagi kalau kamu lagi di kantor mamah benar benar merasa sepi di rumah." Ucap mamah memelas.

"Lalu apa mamah punya solusi?"Ucapku.

Mamah hanya terdiam tanpa menjawab pertanyaanku.

"Ayoklah mah, sekitar 3 bulan lagi Justin akan lulus, lagiankan perusahaan yang disana tidak ada yang mengurus."

"Lalu David? Katanya kamu meminta David menggantikan kamu disana."

"Iya David memang menggantikan aku, tapikan aku gak enak lah, masa terus terusan meminta David menggantikan aku disana."

"Yasudah, mamah tidak bisa memaksa kamu. Lalu kapan kamu akan pergi?" Tanya mamah.

"Lusa." Jawabku singkat.

"Tidak kah terlalu cepat nak."

"Yasudah Justin akan tinggal disini satu bulan lagi, setelah ini Justin akan pergi ke New York."

"Yasudah, apa kamu sudah makan siang?"

"Belom mah."

"Makan dulu gih, yasudah mamah sekarang akan pergi ke rumah tantemu."

"Iya mah, yasudah hati hati di jalan." Ucapku sambil menjatuhkan kembali tubuh ini ke sofa.

Mamah pun meninggalkanku, sebelum membuka pintu ia pun kembali menghadapku.

"Awas jangan lupa makan siang." Ucapnya.

"Iya mah tenang saja."
Mamahpun segera meninggalkanku.

Liana Afnan Tanuwijaya, ialah ibuku tercinta yang selalu ramah kepada siapapun sekalipun itu pegawainya. Ibu adalah wanita yang setia terhadap pasangan, ialah wanita yang paling mengerti semua keadaanku.

Aku sangat mencintainya, karena aku tau perjuangannya untukku begitu besar, seperti yang aku dengar dari semua orang. Saat dia mengandungku, dia mengidap penyakit yang mematikan, ia rela berkali-kali di oprasi hanya untuk melawan penyakitnya dan untuk menyelamatkan nyawaku. Setelah aku lahir, ternyata bukan akhir dari segala penderitaannya . Setelah aku terlahir, mama mengangkat rahimnya. Dan disitulah aku akan menjadi anak satu-satunya dari keluarga ini. untuk itu aku berjanji dalam hidupku untuk tidak menyakiti dan membuatnya kecewa. Karena aku tau, aku satu-satunya harapan baginya dan keluarga Tanuwijaya.

Mama adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya bernama Talia Afnan, tante Talia menikah dengan om Faraz Atmaja Wirachman dan menghasilkan sikembar sial.

David Atnan Wirachman, dia sepupuku yang juga tinggal di New York. Disana David pun sama melanjutkan pendidikannya.

Selama aku di Indonesia aku meminta David untuk menggantikan posisiku di perusahaan yang ada disana.
Awalnya aku tak terlalu yakin kalau David bisa menggantikanku. Tapi ternyata prestasi kerjanya sangat baik, aku merasa tak yakin karena yang kulihat David adalah anak yang manja dan David pernah berkata, kalau dia tidak berminat menjadi pembisnis David lebih tertarik di bidang seni photography.

Lain hal dengan kembarannya yang memang berbakat dalam dunia bisnis keluarga ini, dialah Devin Atnan Wirachman. Tapi dia memang sudah lama mengambil alih perusahaan om Faraz yang berada di Lombok.

Jadi aku terpaksa meminta David menggantikan posisiku disana. Karena David memang orang santai, karena seorang photografer bekerja tidak setiap hari. Apalagi David memang orang pemalas.

Terimakasih😊
Jangan lupa vote and commentnya😍

My Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang