#33 He propose me

3.7K 172 1
                                    

Adeev

Entah semalam aku mimpi apa, aku tak tau. Yang terpenting saat ini hatiku benar-benar hidup.

"Hah? Jadi istri kakak? Kakak yakin bilang kaya gitu?" Jawabku.

Abdi hanya menganggukkan kepala saja.

"Aku masih terlalu manja untuk kakak. Sedangkan kakak, pasti butuh seorang istri yang mandiri dan dewasa. Sedangkan aku?" ucapku.

"Tidak Deev, kita belajar sama-sama untuk jadi lebih baik, dan lebih mandiri. Kamu bersama aku dan anak kita kelak."

Ya Allah, sejuk banget dengernya.

"Bismillah, aku mau kak." Jawabku.

"Alhamdulillah Deev. Terimakasih, nanti aku akan bilang sama mama untuk menyiapkan acara khitbah kita. Aku sengaja tidak mengajakmu berpacaran. Aku ingin langsung mengkhitbah kamu dan langsung menikahimu."

Aku hanya menjawab dengan senyumanku saja.

"Kita mau pulang kapan?" Tanyanya.

"Terserah kakak." Jawabku.

"Yasudah kita pulang saja yuk, lagian udah sore." ucapnya.

"Iya kak."

"Yaudah ayok, sebentar kamu gaudah berdiri. "

"Aaaa kak."

Abdi menggendongku menuju mobil. Dan kembali lagi membawa kursi roda.

Dan sampai akhirnya, kini Abdi berada di sampingku. Dia mulai mengendarai mobilnya.

Hanya keheningan yang menyelimuti suasan dalam mobil.
Dan aku pun memberanikan dan memulai membuka pembicaraan.

"Terimakasih kak." Ucapku.

"Untuk apa?."

"Untuk semua yang telah kakak berikan kepadaku."

"Apa kamu bahagia?" Tanyanya.

Aku hanya menjawab dengan anggukan saja.

"Alhamdulillah. Tidurlah !"

Mendengarnya, akupun berusaha untuk memejamkan mataku.

2 menit
3 menit
Sampai 5 menit, aku masih belum bisa tidur juga.

"Deev?"

"Hah apa kak?"

"Kamu gabisa tidur ya?."

"Iya kak."

"Yasudah gausah tidur, temenin kakak aja."

"Iya kak." Jawabku singkat.

Aku bingung, harus berbicara apa. Aku gatau harus dimulai dari mana pembicaraan ini. Yang jelas banyak sekali pertanyaan yang ada dalam benakku. Termasuk menanyakan, mengapa Abdi memintaku untuk menjadi istrinya.

Mendengarnya, memang senang. Karena melihat kepribadian Abdi yang begitu menarik. Sehingga aku yakin takkan ada yang berani menolak tawaran seperti itu. Karena Abdi, tampan, baik, romantis, mapan, pintar, namun aku tidak tahu tingkat religiusnya seperti apa. Mungkin berada sedikit diatasku, dan masih banyak lagi sifat Abdi yang mampu menarik perhatian dan memang pantas untuk dijadikan suami idaman.

Tetapi lelaki seperti Abdi pastinya membutuhkan wanita yang dewasa dan mandiri. Tapi, kenapa dia memilihku untuk dijadikannya sebagai istri.
Apa keluarganya akan menerimaku, karena kita memang beda level . Aku hanya seorang anak dari pegawai nya saja, tidak lebih. Bahkan jabatan ayahku berada jauh dibawah Abdi.

Terserah denganMu ya Allah. Akan kuikuti apa yang hatiku inginkan. Karena aku yakin semua ini kehendakmu. Semoga ini memang terbaik untukku.

Maaf typo bertebaran. Masih fresh banget nih😊
Jangan lupa vote dan commentnya. Semoga kalian suka dengan ceritanya😊😍

My Future HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang