chapter 4

2.3K 124 3
                                    

Mata indah Soojung terus menatap ke arah Myungsoo dengan murka. Seenaknya pria itu terus bersikap santai diatas penderitaan yang Soojung rasakan. Dan Soojung yakin di dalam hati Myungsoo ia sedang tertawa bahagia melihat musuhnya menjadi objek paling menarik bagi orang-orang yang Soojung temui sepanjang jalan saat menuju kelas Myungsoo. Lupakan perjanjian 'tidak saling mengenal' itu, yang penting sekarang adalah membuat perhitungan dengan pria yang paling menyebalkan yang sedang memfokuskan pandangannya ke arah papan tulis.

"Permisi Song Seonsaengnim, " lirih Soojung.

"Bolehkah saya berbicara dengan Myungsoo sunbae sebentar, Seonsaengnim? "

Soojung mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan guru yang terlihat iba sekaligus geli. Ditambah gelak tawa tertahan dari para murid yang kini mengalihkan perhatiannya pada Soojung yang tengah berdiri di ambang pintu. Membuat Soojung hanya tertunduk menunggu jawaban dari guru itu untuk mengizinkan Myungsoo keluar.

"Baiklah, " jawab wanita itu lalu melirik Myungsoo seakan meminta pria yang kini juga sedang menikmati tontonan yang menyenangkan itu untuk segera keluar dari kelasnya. Mau tidak mau Myungsoo beranjak dari tempat duduknya, berjalan mendekati Soojung.

"Terima kasih, Seonsaengnim " ujar Soojung sambil membungkukkan tubuhnya sebelum menarik Myungsoo menjauh.

Hari yang menyebalkan karena pria yang selalu mencari masalah. Entah terbuat dari apa hati Myungsoo sampai pria itu selalu menaruh dendam padanya. Padahal sudah jelas Myungsoo lah yang selalu mencari perkara. Soojung hanya membalas perbuatan pria itu saja.

Gadis itu melepaskan cengkramannya saat nereka sampai disebuah tempat yang sepi dan tidak akan ada orang yang melihat mereka. Memang siapa juga yang mau mengunjungi halaman belakang sekolah saat semua guru kini berada di dalam kelas.

"Kenapa kau malah membawaku kemari? " tanya Myungsoo dengan wajah sok cool yang terlihat semakin menyebalkan dimata Soojung.

"Ini perbuatanmu kan? "

"Kau menarikku hanya untuk membicarakan hal itu?   Ayolah Jung Soojung, ini masih jam sekolah. Kau tahu karena tingkahmu itu aku harus ketinggalan pelajaran."

Mendengar ucapan Myungsoo, Soojung tidak segan untuk memberikan pukulan dipundak pria itu menimbulkan bunyi yang keras. Siapapun yang mendengarnya pasti tahu jika Soojung benar-benar menggunakan tenaga dalam untuk membuat Myungsoo meringis kesakitan.

"Hanya kau bilang? Kau tidak lihat penampilanku saat ini? Karena ulahmu aku harus menanggung malu ditambah orang-orang yang mulai menertawakan ku. "

Jujur saja, Soojung ingin menangis saat ini juga. Rasa kesal yang memuncak membuat air matanya kini mulai tergenang tapi Soojung tidak akan membiarkan Myungsoo melihatnya, itu bisa saja menjadi alat yang paling sempurna untuk Myungsoo agar terus mengejek Soojung.

"Maaf, aku sudah keterlaluan padamu, " bisik Myungsoo sambil menyeka air mata Soojung menggunakan jarinya.

Perlakuan dari Myungsoo entah kenapa malah membuat tubuh Soojung merasakan sengatan yang aneh. Ada perasaan yang sulit dideskripsikan yang tidak pernah ia rasakan pada pria manapun. Jantungnya yang berdetak cepat, kakinya mulai melemas bahkan wajahnya ikut memanas. Sekaligus pasokan oksigen yang semakin terkuras. Siapapun tolong singkirkan Myungsoo dari hadapannya, sekarang Soojung dalam kondisi yang tidak baik jika terus-menerus berada sedekat ini Myungsoo.

"Apa aku membuatmu berdebar? Wah, ternyata sangat mudah untuk menggoda nenek lampir. "

Sial, saat Soojung mulai tenggelam dalam suasana yang romantis dengan iringan alunan musik klasik yang mulai berputar dikepalanya, pria itu malah tertawa melihat reaksi yang Soojung tunjukkan. Benar-benar Myungsoo sudah merusak kesenangan.

MY HUSBAND MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang