Epilog

1.8K 68 5
                                    

Seorang anak kecil berlarian ke sana kemari dengan senyum lebarnya. Dia sangat menikmati pemandangan yang ada di hadapannya dengan permainan yang sangat di sukai oleh anak kecil seumurannya. Hari ini adalah hari paling bahagia karena bisa jalan-jalan dengan kedua orang tuanya.

Sedangkan Soojung - eomma dari anak itu, hanya duduk di salah satu bangku yang ada disana sambil melihat anaknya yang asik dengan dunianya sendiri. Dia tidak menyangka hari yang selama ini dia nantikan terjadi juga. Bermain dengan sang buah hati dan suami tercinta seperti keluarga yang lainnya.

Anak kecil itu kini berlari ke arah Soojung sambil terus memanggilnya dengan suara kecilnya. Saat sampai di dekat Soojung, dia menarik tangan eommanya itu meminta eommanya menemani dia ke sebuah ayunan. Mereka terlihat seperti keluarga yang sangat bahagia tanpa tau bagaimana masa lalu yang harus mereka lalui dulu.

Soojung terus tersenyum melihat tawa riang anaknya saat dia mendorong ayunan tersebut. Dia harap keluarganya akan selalu merasakan kebahagian seperti saat ini.

"Soojung" Dia mengenali suara itu. Suara milik suaminya, Kim Myungsoo. Dia langsung menoleh ke belakang. Dia melihat Myungsoo dengan balutan kemeja kotak-kotak hitam putih, terlihat sangat tampan walaupun setiap saat suaminya itu tetap tampan.

"Apa yang kau lakukan disini? "

"Ha? " ucap Soojung dengan wajahnya yang terlihat bingung.

"Kau tau kau seperti orang gila senyum-senyum sendiri seperti tadi. Orang-orang bahkan melihatmu dengan tatapan aneh. Jika kau ingin naik ayunan, kau bisa bilang padaku, aku akan mendorongnya untukmu. " Soojung masih bingung dengan apa yang sedang terjadi. Dia tersenyum karena melihat tingkah anaknya apakah itu salah?

"Apa yang sedang kau bicarakan? "

"Sepertinya benar-benar sudah gila. Ucapanku sudah sangat jelas tapi kau tidak mengerti sama sekali" Myungsoo menarik nafasnya, dia harus extra sabar menghadapi Soojung yang semakin lama semakin tidak waras. "Begini Kim Soojung,  Jika kau duduk disana orang-orang dan aku tidak akan menatapmu aneh tapi ini tidak, kau mendorong ayunan kosong dan ditambah kau tersenyum seperti itu melihat ayunan. Sebenarnya akhir-akhir ini kau sedang memikirkan apa sih? "

Tunggu sebentar, jangan bilang aku mengkhayal lagi, batin Soojung.

Soojung yang menyadari perbuatannya itu salah, langsung memukul kepalanya. Dia kembali merasa sedih mengingat semua hanya imajinasinya saja, padahal tadi itu terasa sangat nyata. Seingin itukah dia untuk mempunyai anak? Sampai-sampai dia selalu berimajinasi jika dia sudah punya anak.

"Sudahlah, lebih baik kita pulang saja. Aku tidak ingin malu karena tingkah anehmu itu" ucap Myungsoo sambil menggenggam tangan Soojung. Dari dulu sampai sekarang Myungsoo masih sama, selalu mengucapkan sesuatu yang membuat Soojung darah tinggi.

Soojung yang tidak ingin berdebat hanya pasrah mendengar ucapan Myungsoo. Walaupun dalam hati wanita itu ingin memukul kepala Myungsoo agar otaknya kembali ke tempat semula.

Mereka akhirnya sampai di sebuah rumah yang tidak terlalu besar tapi perkarangannya sangat luas. Ya, mereka sedang berada di rumah neneknya Myungsoo. Setelah sekian lama tidak bertemu, Myungsoo dan Soojung sepakat untuk berlibur disana.

Halmeoni yang melihat mereka berdua langsung menyuruh mereka masuk ke dalam rumah. Dia sudah menyiapkan banyak makanan untuk cucu kesayangannya itu, dia sangat senang saat mendengar kabar bahwa cucunya akan menginap di rumahnya.

"Wah.. Banyak sekali" ucap Soojung saat melihat makanan yang tersusun di atas meja. Soojung pun langsung duduk di kursi dan menaruh beberapa makanan di piringnya.

Halmeoni hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum saat melihat cucunya itu. Dia rindu dengan suasana seperti ini, makan bersama dengan keluarga. Sayangnya, anak-anaknya sudah memiliki keluarga sendiri dan suaminya sibuk dengan urusan ladang milik mereka. Jadi setiap hari harus dia lalui dengan perasaan sepi.

"Dimana Harabeoji? " tanya Myungsoo

"Biasa, sedang berkencan dengan bunga-bunga miliknya" jawab Halmeoni datar.

"Seperti Myungsoo yang selalu sibuk dengan kertas-kertas putih itu. Bahkan aku seperti tidak dianggap ada olehnya" ucap Soojung sambil terus menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Hya!! "

"Kau pasti merasa sangat kesepian. Kalau ada anak kecil di rumahmu, akan terasa sangat menyenangkan" ucap Harabeoji yang baru saja sampai, sukses membuat sepasang suami istri tersebut terkejut.

Kalau boleh jujur, itu adalah hal yang sensitif untuk mereka berdua. Kenapa? Karena tidak ada yang berani untuk memulai. Alhasil, mereka hanya bisa mengkhayal tanpa berusaha untuk mewujudkannya menjadi kenyataan.

"Besok, aku harus mendapatkan kabar baik dari kalian jika tidak aku akan menghukum kalian berdua" ucap Harabeoji sambil duduk di sebelah istrinya tanpa memperdulikan tatapan cucunya -Myungsoo, yang seakan ingin menghancurkan semua tanaman milik kakeknya itu.

"Tidak ada penolakan"

Menyesal. Itulah yang dirasakan Soojung. Seharusnya dia tidak berkunjung kesini jika akhirnya dia dipaksa untuk melakukan sesuatu yang dirinya sendiri belum siap. Dia memang ingin memiliki anak, tapi tubuhnya belum bisa diajak kerjasama. Membayangkannya saja sudah membuat tubuhnya gemetaran.

"Baiklah, aku terima tantangan Harabeoji"

Kenapa aku harus mengalami situasi yang seperti ini lagi, lebih baik aku menghilang menggunakan jubahnya Harry Poter. Batin Soojung.

**
Hoya sedang manatap seseorang yang sedang menggerakkan tubuhnya sesuai irama musik yang dia dengar. Setelah lulus kuliah seni, dia bekerja di salah satu akademi dance yang ada di korea. Siapa sangka disana dia bertemu dengan seorang wanita yang bisa membuat jantungnya berdebar kencang selain Soojung.

Wanita itu adalah Yuju. Wanita yang sedari tadi tidak lepas dari tatapannya.

***
Akhirnya sampai juga di epilog. Sesuai janjiku, aku akan update saat chapter sebelumnya sudah mencapai 20 vote dan 109 reads.

Aku bahagia, ternyata ada juga yang baca cerita ini. Padahal awalnya aku kira cerita ini bakalan sepi ternyata tidak dan juga awalnya aku niat nulis cuman untuk melepaskan rasa rindu sama Myungstal apalagi di tahun 2016 banyak ff Myungstal yang hiatus, kalau ingat itu rasanya sedih aku tuh😢. .*malah curhat

Oh ya, dan juga aku mau berterima kasih kepada readers yang selalu setia sama cerita ini. Aku harap cerita ini tidak mengecawakan. Dan juga aku harap bakalan ad momen Myungstal lagi. Aamiin...

Sampai jumpa di ceritaku selanjutnya.. 😘

Love u all 💕















MY HUSBAND MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang