chapter 36 (end)

1.8K 76 8
                                    

Soojung pov

Aku terus mengepalkan tanganku sembari berdoa, berharap dia akan baik-baik saja. Air mataku pun tidak bisa berhenti untuk mengalir. Kenapa? Kenapa jadinya seperti ini? Dadaku terasa sesak mengingat Myungsoo yang tertembak tepat di depan mataku tapi aku tidak bisa melakukan apapun.

Aku melihat tanganku yang berlumuran darah. Ku genggam erat tanganku berusaha untuk mengeluarkan semua perasaanku saat ini yang sangat kacau. Semuanya bercampur aduk, takut, marah, sedih, semuanya. Sungguh, jika aku bisa berteriak kencang akan aku lakukan atau kalau boleh memilih biar aku saja yang tertembak, aku rela.

Sudah 5 jam, pintu ruang operasi masih belum terbuka. Selama itukah untuk mengeluarkan peluru kecil itu dari tubuh Myungsoo? Atau terjadi hal yang buruk di dalam sana?. Pikiran negatif itu selalu berputar di kepalaku.

"Tenanglah, aku yakin hyung akan baik-baik saja" ucap Moonsoo berusaha untuk menenangkanku. Mungkin nada bicaranya biasa saja tapi aku yakin di dalam hatinya merasakan hal yang sama dengan kami semua.

"Aku takut". Aku kembali menenggelamkan wajahku di kedua telapak tanganku.

Keadaan eomma tidak jauh beda denganku. Sedangkan appa hanya memeluk eomma sambil mengucapkan sesuatu. Teman-teman Myungsoo yang lainnya, hanya seperti patung yang terdiam yang sedang berusaha untuk tenang dan berpikir positif.

Beberapa menit kemudian, keluarlah seorang pria dengan jas putihnya. Kami semua langsung menghampiri dokter itu. "Bagaimana kondisi anak saya, Dok? " tanya appa.

"Operasinya berjalan lancar tapi kondisi pasien masih belum stabil"

"Apakah kami boleh melihatnya dok? " tanyaku.

"Hanya satu orang yang boleh masuk"

Aku sangat ingin masuk dan melihat keadaannya. Tapi eomma pasti juga ingin masuk, aku tidak mungkin mencegah eomma untuk melihat anaknya.

"Soojung-ie"

"Ne, eomma"

"Kau saja yang kesana. Eomma dan yang lain akan menunggu disini"

"Baiklah eomma"

Aku pun berjalan mengikuti dokter menuju ruangan yang Myungsoo tempati. Jantungku berdegub dengan kencang saat aku akan membuka pintu bewarna putih itu. Hatiku terasa sakit saat melihat keadaannya yang terbaring lemah di atas kasur dengan selang oksigen di hidungnya dan infus.

Aku perlahan mendekati Myungsoo. Air mataku kembali mengalir dengan deras. Myungsoo yang selalu jail kepadaku sekarang hanya terdiam, Myungsoo yang selalu menatapku dengan mata tajamnya sekarang mata itu tertutup rapat.

Aku menggenggam tangannya yang terasa dingin. Menggosokkan kedua tanganku berusaha untuk membuatnya merasa hangat. Kemudian aku letakkan tangannya itu ke pipiku.

"Ku mohon bukalah matamu. Aku sangat merindukanmu, oppa. Kau tau, nyawaku hampir melayang saat melihatmu melindungiku dari peluru itu. Kau membuatku merasakan sakit dua kali lipat saat darah keluar dari tubuhmu. Aku mohon sadarlah, kau ingin aku juga terbaring di rumah sakit? Tidak kan, jadi cepatlah buka matamu."

Aku terus berceloteh walaupun dia tidak merespon apa-apa. Aku ingin mengeluarkan semua isi hatiku kepadanya karena aku yakin saat ini dia mendengar setiap kata yang ku ucapkan. Siapa tau, dengan usahaku ini dia cepat sadar dan kembali menjadi Myungsoo ku yang dulu.

**
Soojung menatap pria yang kini sedang melahap makanan dengan rakus seperti tidak makan selama berhari-hari - walaupun kenyataannya memang seperti itu. Rasanya sangat membahagiakan, setelah 3 hari tidak sadarkan diri akhirnya suami kesayangannya itu kembali menjadi Myungsoo yang dulu.

MY HUSBAND MY ENEMYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang