"Heh Jo! Coba lo lihat mading deh, ada nama lo tuh!" Teriak Daisya saat memasuki kelas dan melihat gue yang lagi mengadakan konser dangdut dadakan.
Nyanyian gue terhenti dan menoleh padanya, "dih, apaan sih, cha? ganggu banget! Konser gue baru mau dimulai ini!" Protes gue yang disambut dengan mengangkat bahu tak peduli lalu merangkul gue untuk melihat mading.
"Cepetan! Banyak banget protesnya!" jawab Daisya mendesak.
......
Divisi : Pendidikan Budaya
Ketua : Jovanna Rezkia Ong
Anggota : Gloria Angel
Kevan Erlangga Fangio
David Permana SinagaOh god! Kok ada nama gue? Ketua divisi lagi!
Gue memandang mading dengan tatapan horror, "gimana? Udah lihat kan?" Kata Daisya sambil menepuk pundak gue dengan iba.
"Wuihh, anak osis nih! Lumayan sering bolos!" ujarnya dengan heboh.
"Heh! Lo kira enak masuk osis? Rapat mulu, jam pulang ke potong, tugas acara banyak banget! Gue cuma berharap masa SMA ini berjalan dengan damai dan gue bisa terus hidup bersantai, tapi kalau gini gimana caranya gue bisa santai? Heran! Gimana jadinya gue masuk osis yang anaknya rajin semua?" Omel gue.
Daisya ketawa, "udah, nikmati aja! Orang-orang berharap direkrut sekolah untuk OSIS, lo malah ngeluh gini. Percuma lo ngeluh sampai kelas 12 juga gak ada gunanya, Jojo." ujarnya.
Gue mendengus.
.....Istirahat kedua ini, gue dipanggil untuk rapat osis. Dengan berat hati gue keluar kelas meninggalkan teman-teman yang lagi sibuk mempersiapkan rencana jalan kelas untuk minggu ini. Gue masuk ke ruang osis dan melihat banyak orang sedang berbincang satu sama lain.
Gue dan Kevan adalah perwakilan dari kelas 10 IPA 2. Parahnya si Kevan gak datang hari ini dan gue gak kenal siapapun disini.
Mampus! Kayak orang bodoh ini gue sendirian! Ingin mengumpat aja rasanya.
Gue duduk dengan canggung di tengah-tengah mereka. Mendadak kondisi ruangan menjadi hening saat melihat seorang guru masuk ke ruang rapat ini. Gue yang berusaha menahan diri untuk menjaga imej sebagai adik kelas sopan pun ikutan diam. Padahal gue udah gak tahan pengen lanjutin konser dangdut di kelas bareng Rafqi dan Shariq.
"Selamat siang semuanya! Saya pembina osis tahun ini, nama saya Rangga, kalian panggil saja saya Mr. Rangga. Usia 24 tahun dan saya jomblo." ujarnya.
'Heh, ni bapak niat banget ngodenya.' pikir gue.
"Adanya yang ingin bertanya? Jika tidak, maka saya persilahkan kepada ketua osis kita untuk memperkenalkan dirinya!" lanjutnya.
Atensi gue tertuju pada seorang pemuda dengan seragam putih abu-abu, serta dasi dengan 2 garis hitam di tengahnya yang melambangkan tingkat kelasnya. Dia menebar senyum pada semua orang di ruangan lalu mulai memperkenalkan dirinya, "selamat siang! Nama saya Reyhan Dirga Alfari, panggil saya Reyhan. Saya kelas 11 IPA 1. Saya ketua osis untuk periode tahun ini, saya mohon kerja samanya." ujarnya.
Gue menghela napas bosan.
'Ini gue ngapain nyasar disini sih?' pikir gue.
"Kita lanjutkan ke perkenalan ketua divisi. Saya panggil dari ketua divisi Pendidikan Budaya. Silahkan maju ke depan!"
Gue segera berdiri dan maju ke depan. Gue tersenyum canggung, "Hallo semuanya! Nama saya Jovanna Rezkia Ong, panggil saya Jovanna, atau mau sok akrab panggil saya Jojo. Saya kelas 10 IPA 2. Saya mohon kerjasamanya!" ujar gue sambil sedikit membungkukkan badan member hormat.
Mr. Rangga menyela, "nama 'Ong' itu artinya apa?" Tanyanya.
"Ong itu nama keluarga saya, tapi di bahasa china, 'Ong' itu artinya keberuntungan. Jadi, saya adalah pembawa keberuntungan." jawab gue seadanya.
"Saya dengar dari guru lain kamu sering ngadain konser dangdut mendadak ya di kelas bersama teman kamu yang lain?" Tanyanya lagi.
'Wah gila nih guru! Main buka kartu! Gantengt-ganteng kok hobi banget dengarin gossip orang!''Batin gue sedikit kesal.
"Iya nih Mr, efek nonton Dangdut Academy. Kalo Mr mau gabung, gak apa-apa, datang aja ke kelas saya. Saya undang secara eksklusif." jawab gue setengah kesal, mereka semua tertawa.
Mr. Rangga mengangguk, lalu mempersilahkan gue duduk. Satu persatu anak memperkenalkan diri mereka.
.....
Gue keluar dari ruang rapat paling terakhir karena gue malas berdesak-desakan di pintu. Saat gue keluar dari pintu, gue udah ngelihat Rafqi, Shariq, dan Daisya nungguin gue rapat.
Gue langsung menghampiri dan ngerangkul mereka. "Gue udah gak tahan mau konser lagi sama kalian!" pekik gue. "Heh bekantan! Kita udah nungguin lama banget!" Protes Rafqi sambil berusaha melepaskan rangkulan gue di lehernya.
"Yeh elah, kangen banget ya sama gue? Sampai dijemput segala, aaa jadi baper ini! Hati dedek lemah mas!" jawab gue dengan suara yang dibuat imut. Dia mengumpat, "geli woi!" katanya, lalu menjitak kepala gue setelah itu lari sekuat tenaga.
"Heh! Berhenti lo!" Teriak gue lalu mengejarnya.
Brukk
Gue terjatuh begitu aja."Aduh!" rintih gue menahan saakit di lutut. Gue nabrak orang.
"Kalo jalan tuh lih-" omongan gue terputus saat melihat siapa yang gue tabrak. Mampus! Gue nabrak ketua osis.
Mampus!
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl vs Ketua Osis (OPEN PRE ORDER)
Teen Fiction#33 in fiksi remaja(05/11/17) [akan direvisi setelah tamat] Dia Jovanna. Gadis yang menjalani hidup dengan bahagia tanpa beban. Selalu tertawa dengan tingkahnya yang absurd. Gadis yang selalu mengatakan dia baik-baik saja dengan wajah tanpa beban. G...