20

60.4K 2.6K 80
                                    

Kami sampai di sekolah dengan keadaan basah kuyup. Gue lihat wajah pucat Jovanna dan matanya yang lumayan sembab.

"Jo, lo ga-" perkataan gue terpotong karna seseorang.

"Kak Rey," panggil seseorang yang bue menoleh.

"Aku nyariin kakak dari tadi. Ini aku bawain kakak sushi, aku yang buat lho! Eh, kok kakak basah? Darimana kak?" Tanya cewek itu, Nathalia.

Gue menoleh pada Jovanna, dia memasang muka datarnya.

"Hmm, kak, gue ke kelas yah! Mau ngambil baju." Pamitnya lalu pergi meninggalkan gue sama Nathalia berdua.

"Eh, Jo! Jo!" Panggil gue. Dia tetap jalan tanpa menjawab panggilan gue. Gue menghela nafas berat.

"Kak, kakak mau makan bareng? Kebetulan aku juga belum makan." Ajaknya.

Gue mengangguk pasrah, "tapi gue ganti baju dulu. Lo duluan aja ke kantin." Kata gue. Dia mengangguk lalu pergi.

Gue berjalan menuju loker mengambil baju kaos dan celana olahraga gue. Kejadian tadi masih terulang di kepala gue. Gue menghela nafas panjang lalu melangkahkan kaki ke kantin.

Gue melihat Nathalia sedang duduk di salah satu bangku yang ada sambil menyedot minumannya. Gue segera duduk di depannya.

"Udah selesai ganti bajunya, kak?" Tanyanya sambil membuka kotak bekalnya.

"Kalau belum selesai ngapain gue disini." Jawab gue seadanya.

Mendadak mood gue jadi buruk banget.

Dia mengangguk, "ini untuk kakak!" Katanya menyodorkan sebuah kotak makan kuning. Gue mengambilnya.

Ting!
Gue segera membuka notifikasi hp dan membuka chat dari Gilang.

Gilang: dimana?
Reyhan: kantin
Gilang: ngapain?
Reyhan: gali kuburan lu! ya makanlah
Gilang: cepat! Ini semua orang masih sibuk di ruangan dan lo malah lagi nyantai
Reyhan: sabar anjir, lapar gue
Gilang: cepetan, gue tunggu. Gak pake lama.
Reyhan: iye, gue balik.
Gilang: bagus

Gue segera berdiri, "kak, mau kemana?" Tanyanya.

Gue membawa kotak bekalnya, "masih ada yang mau gue urus di ruangan osis. Gue pergi, makasih bekalnya." Kata gue. Dia mengangguk, mukanya kelihatan kecewa banget.

Dia mengangguk, "baii kak!"


...

"Jojo! Gue kang-EH UDIN! KOK LO BASAH?" Teriak Daisya saat gue masuk kelas. Dia langsung nyamperin gue sama duo ubur-ubur. Siapa lagi kalau bukan Rafqi dan Shariq.

"Kehujanan," Jawab gue sambil berjalan menuju loker. "Jangan meluk gue, gue lagi basah, entar baju lo juga basah. Peluknya nanti aja," Kata gue yang melihat dia udah merentangkan tangannya mau memeluk gue.

Daisya langsung memeluk gue tanpa mau mendengarkan larangan gue, "Bodoamat mau basah. Gue kangen, lo sih gak ada kabar dua hari ini. Kemana aja sih lo? Sepi tau kelas." Katanya.

"Acha, udah gue bilang jangan meluk gue, nanti baju lo ikutan basah gimana?" Kata gue berusaha melepaskan tangannya yang melingkar di leher gue.

"Gak peduli." Katanya. Gue menghela nafas panjang lalu membalas pelukannya.

Muka Daisya udah memerah kayak mau nangis. Gue tersenyum, "kagak elah, mana mungkin gue bisa meninggalkan kalian semua." Kata gue.

"Lo kemana aja sih, Jo? Buat panik tau ga!" Kata Shariq.

"Semuanya baik-baik aja kan? Gue telfon gak diangkat, pesan gak lo balas, gue ke rumah lo ternyata kosong." Sahut Rafqi.

Gue tersenyum, "semuanya baik-baik aja kok. Tenang aja!" Jawab gue.

"Jangan kemana-mana lagi Jo!" Katanya.

Shariq pun merentangkan kedua tangannya ingin ikutan memeluk gue tapi segera ditarik oleh Rafqi.

"Mau dipeluk juga." Kata Shariq memelas.

"Sini gue peluk, nih sekalian gue cium." Kata Rafqi dan Shariq menoleh jijik.

"Kagak anjir, jangan berani dekat-dekat gue lo, Qi! RAFQI! LEPAS!! JANGAN COBA-COBA NYIUM GUE!! MAMI!" Pekik Shariq histeris karena Rafqi memeluknya erat. Gue dan Daisya tertawa.

"Gue ganti baju dulu, ya. Dingin banget ini." Kata gue, mereka mengangguk.

Gue bersyukur punya mereka. Mereka yang buat gue lupa sama semua masalah gue, mereka yang hibur gue, dan kehadiran mereka berarti banget untuk gue karena sudah memberikan warna untuk hidup gue.

...

"Achaa, gue lapar. Kantin kuy!" Ajak gue setengah merengek.

Dia mengangguk, "kuy! Gue juga lapar. Pengen makan mie ayam mang Jaja!" Katanya sambil menggandeng tangan kanan gue.

"Ikut gak?" Tanya gue menoleh pada duo ubur-ubur.

Shariq memasang muka memelas, "gandeng." Katanya manja.

Rafqi mendengus lalu menepuk jidat Shariq, "Kelamaan jomblo lo njir! Kurang belaian banget. Heran gue, kok banyak sih yang suka sama orang yang kayak gini? Bagus juga sama gue." Kata Rafqi.

"Bukan teman gue." Kata gue lalu berjalan keluar kelas meninggalkan Shariq.

"IH! KESYEL EIKE BOK! TUNGGUIN EIKE CYIN!" Teriaknya di koridor dan dilihatin oleh banyak pasang mata.

Gue bergidik lalu mempercepat langkah.

...

"Eh, Jo! Lo lihat gak cewek itu?" Tanya Daisya sambil menunjuk seorang cewek yang duduk sendirian. Gue mendongak lalu menoleh kearah tunjuk Daisya.

Oh, dia cewek yang sama kak Reyhan tadi.

Gue mengangguk, "kenapa?" Tanya gue seakan tak peduli lalu kembali menyuap mie ayam.

"Dia siapanya kak Reyhan? Penasaran gue," tanyanya lagi.

"Dua hari ini dia selalu makan sama bang Reyhan, terus kadang mereka jalan berdua di koridor." Lanjutnya yang membuat gue terdiam.

"Iya, kemaren gue lihat mereka di pinggir lapangan berduaan. Bang Reyhan pun ngomong sama tuh cewek halus banget. Beuh, relationship goals banget!" Sahut Shariq yang jiwa ibuk-ibuk gosipnya kumat.

"Iya, mereka lucu banget." Kata Daisya ikut menimpali perkataan Shariq.

"Udah, jangan kayak mak rempong lo berdua. Geli gue, semuanya goals. Duduk di pinggir lapangan berdua goals, gandeng tangangoals, pake baju couple goals, besok karena sama-sama bernafas juga goalstuh," Omel Rafqi.

"Eh tapi serius? Bukannya bang Reyhan sama orang yang di depan gue?" Lanjutnya disambut oleh tabokan di kepalanya oleh Shariq.

"Lo juga ikutan goblok." Kata Daisya kasar, si oknum cuma nyengir.

"Emang deh cowok sekarang, nampak yang bening aja langsung diembat. Cuih, brengsek semua sih! Dasar cowok emang! Untung aja gue gak suka cowok."

Jangan kaget saat tau siapa yang berbicara. Siapa lagi kalo bukan orang yg suka lupa sama jenis kelamin, Shariq.

"Lo juga cowok goblok!" Kata Daisya yang sudah tidak tahan dengan kelakuan Shariq.

"Gemes banget gue anjir!" Lanjutnya lalu menerjang menjambak rambut Shariq.

Gue cuma geleng-geleng lihat kelakuan mereka berdua.

"Lo gak apa-apa kan, Jo?" Tanya Rafqi tiba-tiba.

Gue tersentak, "emangnya gue kenapa?" Tanya gue balik.

Dia mendengus, "jago banget lo bohongin diri sendiri." Katanya.

"Jadi lo kira gue cemburu? Gak dong!" Kata gue.

"Gak salah lagi, kan?" Sahutnya.

"YA KARENA EMANG KAGAK ANJIR!" Kata gue kesal lalu melanjutkan makan.

Tiba-tiba selera makan gue hilang. Gue jadi enek buat makan mie gue.

Ini gue kenapa sih? Kok cuma karena kak Reyhan dekat sama cewek lain gue jadi kayak gini. Terserah kak Reyhan dia mau dekat sama siapa. Harusnya gue biasa aja, tapi kok ada rasa gak rela di hati gue? Gak, gak boleh. Lo gak boleh suka sama dia.

Crazy Girl vs Ketua Osis (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang