41

36.7K 2.1K 293
                                    

Jovanna memakai seragam sekolahnya. Sudah lama rasanya ia tak menggunakan seragam tersebut. Ada rasa antusias dari dalam dirinya saat melihat seragam tersebut. Dengan senyum lebar terpasang di wajahnya, ia segera memakai seragam dengan rok coklat kotak-kotaknya dan mulai merapikan rambutnya.

Ia menguncir tinggi rambutnya dan menjepit poninya ke atas, sementara anak rambutnya tetap berjatuhan. Ia memandang wajah yang ada di cermin lalu tersenyum lebar dan turun ke bawah untuk sarapan. Ia melihat ada Kevan yang sudah duduk di meja makan.

"Lama banget, telat nih!" Omel Kevan yang sedang memakan sarapannya.

Jovanna tertawa lalu duduk di kursinya dan mulai menyantap roti bakar yang telah dibuatkan oleh bi Ijah. Kevan memandangnya dengan curiga, "Kenapa lo? Sakit?" Tanya Kevan.

Jovanna menoleh, "Kenapa?" Tanyanya balik.

"Senyum-senyum sendiri dari semalam, abis ngapain lo?" Tanya Kevan.

Jovanna tertawa. Entahlah, setelah berbicara dengan Reyhan kemaren, perasaan sesaknya menjadi ringan. Ia telah ikhlas melepaskan pemuda itu. Ia tak akan sakit lagi karena pemuda itu. Tapi, bayang-bayang bagaimana ia menarik pemuda itu mendekat dan memberikan ciuman di bibirnya membuatnya merutuk sebal.

KENAPAAA BADANNYA BISA BERTINDAK BODOH SEPERTI SEMALAM?! IA MENYURUH PEMUDA ITU MENJAUH, TAPI IA MENCIUMNYA?! 

Jovanna menggeleng, "Gak ada, senang aja udah lama gue gak sekolah." Jawabnya.

"Oh, kangen sekolah? Gue kira udah gak niat." Sindir Kevan.

"Dih, masih ngambek aja lo, Bing. Kalau masih ngambek, gak boleh ngomong sama gue." Balasnya.

"Cepat makannya. Udah telat nih." Kata Kevan sambil beranjak dari meja makan. Jovanna menyusul tak lupa membawa bekal yang telah dipersiapkan oleh bi Ijah.

...

Sebuah perpisahan yang seharusnya membuatnya merasa sakit, malah membuat hatinya meringan. Jovanna tertawa selama perjalanan ke sekolah dengan semua lelucon garing yang ia lontarkan sendiri. Sesekali ia menyanyikan lagu-lagu yang di putar di radio pagi ini.

"MASA LALU, BIARLAH MASA LALU. JANGAN KAU UNGKIT JANGAN KAU INGATKAN AKU, MASA LALU BIARLAH MASA LALU, SUNGGUH HATIKU MENJADI-"

Kevan segera mematikan radio mobilnya, "Berisik." Kata Kevan kesal.

"Fanbing, kamu seperti kambing." Umpatnya lalu mengambil HP-nya dan mulai menyambungkannya dengan speaker mobil Kevan.

"ALMOST IS NEVER ENOUGH, SO CLOSE TO BE IN LOVE." Dan lagi-lagi dimatikan oleh Kevan.

"Lo kalau mau galau, depan orangnya. Jangan disini, bego." Kata Kevan tak tahan untuk menoyor kepala gadis itu.

Jovanna tertawa, "Apaan? Udah ikhlas gue. Dah rela." Kata Jovanna santai.

"Lah? Emangnya lo suka siapa?" Tanya Kevan bingung.

"Ehehe, gak ada." Jawabnya.

"Yang inisialnya Reyhan kan? Si ketua OSIS?"

"ITU BUKAN INISIAL GOBLOK!!!!"

Kevan tau, ia sangat tau semua tentang gadis ini. Hanya saja ia tak ingin mengungkit hal yang membuat gadis di sebelahnya merasa sedih. Jadi ia memilih diam seolah tak tau apapun.

...

Jovanna memasuki kelasnya dengan senyum lebar.

"JOJO!" Satu kelas segera mengerubunginya lalu memeluknya.

"Huhu, kangen."
"Ratu kita."
"Contekkan berjalan gue."
"Sayang gue."

Jovanna tertawa menyambut pelukan hangat teman-temannya. Ia sempat merasa bodoh ketika berfikir bahwa ia sendirian, karEna pada nyatanya, ia memiliki banyak teman yang bersedia menjadi keluarganya.

Crazy Girl vs Ketua Osis (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang