Rapat hari ini selesai dengan hasil Jovanna akan pergi bersama Reyhan di hari Sabtu. Jovanna segera menarik Kevan keluar, "heh! Lo ikut gue!" Katanya pada Kevan. Kevan yang tidak tau dimana letak salahnya pun mengikuti Jovanna dengan pasrah, tapi ia sadar bahwa Jovanna bakal mengomel tentang usulannya tadi.
"Bing, lo gila? Lo tau gak sih gue benci banget sama tuh orang, lo malah kasih nama gue!" Omel Jovanna sambil jalan dan disambut dengan gelengan kepala Kevan.
"Emang dia ada masalah apa sama lo? Jo, ini masih pertemuan kedu osis dan lo udah bermasalah sama ketua? Parah." Balas Kevan, Jovanna merengut kesal.
"Nih lo lihat lutut gue luka karena siapa? Karena dia!" kata Jovanna sambil menunjuk lututnya yang ditempeli plester luka bermotif polkadot.
Kevan ketawa, "udah, gak apa-apa kali nyet! Gak boleh benci sama orang, nanti malah jadi suka!" Jawab Kevan dengan santainya yang segera dibalas Jovanna dengan jeeran di telinga kanannya.
"Yeee si Fanbing sialan! Gue aduin ke Callista baru diam lo!" Kata Jovanna.
"Yeuu si monyet! Sakit hoi!" Jawab Kevan sambil memegang telinganya yang sakit.
"Bodoamat!" Lalu Jovanna pergi.
"Yaelah, malah ngambek!" Seru Kevan lalu ngikutin Jovanna.
...."Yaelah Jo! Jangan ngambek dong! Nanti cantiknya hilang! Eh, tapi lo emang gak cantik sih!" bujuk Kevan membuat Jovanna semakin kesal hingga akhirnya gadis itu bersiap untuk menarik rambut pemuda di hadapannya.
"Ampun! Ampun! Gue traktir deh pas pulang! Traktir es krim." Bujuk Kevan sambil menahan kedua tangan Jovanna yang hamper tiba di kepalanya.
Jovanna mendengus, "lo pikir gue bakal luluh dengan es krim aja?" sinis gadis itu.
"Oke, plus chicken wings," seru Kevan.
"Oke, deal," seru Jovanna dengan senyum lebar.
"Ayo! Gue juga mau es krimnya dua! Gue yang matcha yah!" jawabnya semangat. "yeeee, kalau makanan aja baru lo senang!" sahut Kevan dan menoyor kepala gadis itu dengan tangan kanannya.
Jovanna tertawa, "I love you, Fanbing. Wo ai ni!" ujarnya sambil membentuk lambang hati dengan kedua tangannya.
....."Enak?" Tanya Kevan sambil memakan es krimnya. Jovanna mengangguk, mulutnya berlepotan karena es krimnya.
Kevan tertawa lalu mengambil tisu untuk membersihkan bibir Jovanna. "Jo, lo kok makannya kayak anak kecil," ujarnya sambil menghapus noda es krim disekitar bibir Jovanna dan Jovanna tersenyum.
Tiba-tiba mata Jovanna melebar, senyumnya hilang dan es krimnya terjatuh. "Papa," lirihnya.
....Jovanna memasuki sebuah pavilion besar di daerah yang lumayan terpencil. Seseorang segera membuka pintu untuk Jovanna dan Kevan masuk.
Jovanna tersenyum saat melihat seorang perempuan yang duduk di kursi rodanya, "Hai ma! Apa kabar?" Tanyanya menghampiri orang itu.
Tidak ada respon. Jovanna tersenyum lalu mengelus tangan wanita itu. "Mama senang gak Jojo datang? Jojo senang bisa lihat mama. Ma, tau gak? Jojo sedih banget hari ini. Jojo pengen marah, tapi gak bisa. Jojo pengen kita kayak dulu ma, tapi kenapa sulit banget buat hal itu terwujud?" ujarnya lalu air matanya turun.
"Pergi kamu pembunuh!" Kata mamanya tajam sebelum akhirnya mengamuk dan menamparnya.
Perih. Pipinya memerah dan terasa perih. Namun, rasa sakitnya tidak dapat mengalahkan rasa sakit dalam hatinya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crazy Girl vs Ketua Osis (OPEN PRE ORDER)
Fiksi Remaja#33 in fiksi remaja(05/11/17) [akan direvisi setelah tamat] Dia Jovanna. Gadis yang menjalani hidup dengan bahagia tanpa beban. Selalu tertawa dengan tingkahnya yang absurd. Gadis yang selalu mengatakan dia baik-baik saja dengan wajah tanpa beban. G...