8

77.3K 3.3K 63
                                    

Cewek itu punya muka yang mirip persis sama gue dan yang membedakan kami cuma dari segi sifat. Gue kalem-dia meledak-ledak, gue tenang-dia heboh, gue pemberani-dia penakut, gue pendiam-dia sangat cerewet, dan masih banyak lagi yang saling bertentangan.

Gue sama Jia sekarang lagi di rumah, cuma berdua. Mama sama papa lagi sibuk mengurus pekerjaan mereka masing-masing. Rumah yang dulu penuh dengan suara gelak tawa kini hanya terisi dengan suara gue dan Jia serta alunan lagu korea yang sedang terputar di TV. Gue sama Jia sedang menonton dan berbincang mengenai boybandyang kami suka.

"Sekarang aku suka banget sama Jaemin! Ganteng gila! Kayaknya Baekhyun kalah!" Kata Jia semangat.

"Yaudah, pindah sana masuk fandom NCT. Aku masih setia sama EXO!" Kata gue.

Kami saling bertukar cerita dengan semangat, "Eh, sebentar lagi ada konser EXO. Nonton yok!" Ajaknya dengan hebohnya.

"Ayo! Aku udah gak sabar banget mau lihat mereka huhuuu," sahut gue.

Duar!!

Petir menggelegar, seketika listrik pun padam. Gue dan Jia langsung memegang tangan satu sama lain.

"Jo, aku takut!" Cicitnya.

"Gak apa-apa, gak usah takut. Sebentar ya, Aku mau ambil Hp." kata gue.

Dia menahan tangan gue. "Aku takut gelap, kamu disini aja." katanya.

"Gak apa-apa Ji, aku cuma sebentar kok. Cuma ke kamar trus ke bawah lagi." Kata gue menenangkan.

Gue pergi mengambil Hp ke lantai 2 sementara Jia menunggu di depan TV. Saat gue sampai di dalam kamar, gue mendengar suara orang berteriak di bawah dan itu suara Jia.

Gue segera kembali ke bawah dengan membawa senter yang dari Hp gue dan gue melihat Jia sudah bersimbah darah.

"JIA!!" Teriak gue.

"JIAA!!!!!" Teriak gue. Tubuh gue tersentak dan gue segera bangun. Keringat dingin mengalir di seluruh tubuh, tubuh gue bergetar ketakutan, dada gue sesak mengingat kejadian itu.

Gue menangis. Gue ketakutan. Cuma mimpi. Gue terus-terusan mengingatkan kalau itu cuma mimpi.

"Jia," isak gue memanggil nama itu.

"Ma, ma, Jo takut sendirian,"

Kejadian itu terasa nyata. Gue gak sanggup kalau kejadian itu terulang untuk kedua kalinya. Gue meringkuk ketakutan.

"Ma, kenapa hidup Jojo jadi kayak gini?" Isak gue. Gue beneran tersiksa dengan semua ini. Gue sendirian, ga ada yang nemenin gue.

Jemput gue, Ji! Gue gak sanggup.


...

Sekarang udah jam 2. Mana sih tuh cewek? Kok gak ada pesan dari dia?

Reyhan: heh
Reyhan: dimana lo? Lama banget.
Reyhan: gue jemput sekarang ye nyet!
Reyhan: si kampret kaga bangun!
Reyhan: gue udah di depan rumah lu, nyet!

Jovanna: anjir
Jovanna: nyampah kak
Jovanna: IYA GUE TURUN
Jovanna: CIEEE GAk SABARAN YAH MAU JALAN SAMA CECAN KEK GUE ^_^
(Read)
Jovanna: saking gugupnya cuma read ya kak? Ntar ya kak, ini lagi ngunci pintu.

Gue menggeleng lihat kelakuan adek kelas gue yang satu ini. Gak jelas banget. Gue meletakkan Hp, lalu melihat dia membuka pagar.

Dia memakai celana pendek hitam, kaos kebesaran, kemeja putih di ikat ke pinggang, plus topi. Gila, gak kayak cewek banget. Tapi gue heran, kok gue suka yah lihat dia kek gini.

Crazy Girl vs Ketua Osis (OPEN PRE ORDER)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang