Hospital 02

8.2K 730 24
                                    

A/N

Cuman mau bilang, di part sebelumnya kan dibilang, Raileen itu Alergi Penisilin yang buat penghilang rasa sakit. Ternyata temen gue yang kebetulan sekolah di Kedokteran bilang, Penisilin itu Antibiotik--" so, ada ralat ya! Jadi Raileen itu alergi Antibiotik dari keluarga Penisilin juga, yaitu co-amoxyclav yang isinya berupa cairan Amoksislin sama As. Clavulanat. Agak ribet sih, tapi intinya gitu. Raileen Alergi sama Antibiotiknya, dan juga masalah Infus berdarah itu. Infusnya ngga sengaja kesenggol Thira, karna panik. Jadi bukan karena Raileen yang bergerak tiba-tiba, soalnya kalo Pasien udah di Anastesi Total itu, pasien ngga akan sadar/bergerak. Jadi semuanya karena Thira.

Thx buat Kade tentang Informasinya :3

Happy Reading!

Intensive Care Unit, 01.45 AM.

"Kita bakalan Nyempul. Satu-satunya cara buat Rail selamat." Ujar Azel berusaha tidak panik, mereka semua mengangguk.

"Thira tolong ambil sarung tangan baru, Spuit 5cc isi Cairan NaCl, Kapas Alkohol, sama bengok." Perintah Azel, Thira mengangguk dan mulai menyiapkan barang-baranngnya.

Menyempul atau Ampul adalah kegiatan yang bertujuan untuk melancarkan aliran Infus yang macet, berhenti, atau tidak jalan. Ampul dapat menyebabkan korban selamat, atau malah sebaliknya. Jika tidak dilakukan dengan baik dan benar.

"Thira sama gue bakalan Nyempul. Ghea, sama Lo Val. Suntikin Velosef Vial yang isinya Sefradin. Itu buat gantinya Penisilin. Ada di rak obat Sefalosporin." Ucao Azel. Mereka mengangguk.

"Hana, Rhena kalian tetep pantau ya." Ucap Azel.

Hana dan Rhena mengangguk dengan kecemasan tercetak jelas di wajah mereka.

.

Saat Azel akan membersihkan darah pada selang infus Rail, Vale berdecak. "Shit shit, gue ngga bisa." Ucapnya.

"Kenapa Val?" Tanya Azel sambil menyeritkan dahinya. "Gu--gue gabisa, gue takut salah Kasih Ijeksi, Zel." Ucapnya.

Azel menghela nafas, ia tahu betul teman-temannya sedang berusaha mati matian menahan kepanikan mereka. Bahkan lihat Thira, jika ia berkedip sekali saja, dapat dipastikan air mata itu luruh dari matanya.

"Yaudah, kalian keluar. Biar gue sama Arsen yang selesain. Tolong panggilin Arsen ya. Cepet." Ucap Azel akhirnya.

"Tap--tapi, Rail gima--"

"Udah cepet, keburu terjadi hal yang engga-engga." sentak Azel, semua mengangguk dan berangsur keluar.

Tidak lama kemudian, terlihat Arsen yang sedikit berlari menghampiri mereka. Lengkap dengan Pakaian steril miliknya.

"Apa yang bisa gua lakukan?" Tanya Arsen. "Lo bisa kasih Ijenksi ke Rail, Antibiotik Velosef Vial. Dia alergi Penisilin." Ucap Azel berusaha tenang. Ia kembali pada kegiatan Menyempul-nya.

Arsen mengangguk lalu mulai bekerja, dengan sangat hati-hati. setelah selesai memberikan suntikan, ia mengambil jarum serta benang khusus untuk Menutup luka Raileen.

"Lo hebat." Ucap Arsen, masih fokus dengan pekerjaannya. Azel meliriknya bingung. "Hem?"

"Ya, lo hebat. Berkat lo dan yang lain, Raileen selamat. Tapi tetep aja lo yang paling hebat, lo kepala Team Bedahnya disini." Ucap Arsen. Azel tersenyum tipis. "Itu udah menjadi tugas kita, Sen. Menjaga satu sama lain." Ucapnya.

Arsen hanya mengangguk lalu kembali fokus pada pekerjaannya.





-- [ SKIP  ] --


[F7S] 1:The Broke AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang