Titik Terang

6.3K 605 67
                                    

Agency Office Tower, The Broke Agent's Room.  08.00 AM.


Rail menatap tulisan-tulisan yang tersaji di Layar laptopnya. Ruangan ini tampak sunyi, hanya ada dirinya dan Vale. Sedangkan keempat temannya sedang pergi keluar.

Ia sudah menceritakan semua kejadian yang ia alami kepada Vale, Azel, Thira, dan juga Ghea. Kecuali Hana. Ia merasa ada yang tidak beres dengan wanita itu.

Vale sedang sibuk meng-hack akun Online khusus para Agent di Agency Office, dengan begitu, mereka bisa melacak 'ada apa Rhena-Hana.'

Mereka juga mencurigai Rhena dalam hal ini, itu karena beberapa bukti kuat yang sudah mereka dapat, dan menyusun kejadian demi kejadian. Hana juga masih menutup akses pertemuan Rhena dengan mereka, seakan-akan ia melindungi Rhena.


"Thira dan Ghea sedang dalam perjalanan kesini, Azel dan Arsen masih sibuk memecah molekul di pisau itu. Dan aku mendapat laporan bahwa Hana akan izin cuti 2 hari, alasannya ingin menemui kedua orang tuanya di New York. Denna izin mangkir selama 1 minggu, dengan alasan Menjenguk Ayahnya yang sedang sakit keras di Sydney." Lapor Vale sambil mengangkat sebelah alisnya.




Sementara Rail hanya menggeleng sambil berdecak. "Permainannya kurang rapih." Ucapnya, lalu ia menggambil tas selempangnya. "Aku ingin menemui Paman Zac, jika ada perkembanga terbaru, segera hubungi aku." Ucap Rail sambil berjalan menuju pintu. Sementara Vale hanya mengacungkan jempolnya.






-- [ The Darkest Phoenix's Building ] --



Rail menatap gedung pencakar langit yang menjulang megah di depannya, lalu ia menghela nafas. Banyak orang-orang berlalu lalang memakai pakaian serba hitam, sama seperti di Agency Office.


"Aku ingin menemui Tuan Zaccheo." Ucapnya pendek. Seorang wanita yang memakai pakaian Formal tersenyum kearahnya. "Nona Raileen?" Tantanya. Rail mengangguk, lalu ia segera mmengantar Rail keruangan Zac.






.






Tling...



Pintu Lift terbuka, menampilkan lorong lorong megah dengan karpet bludru mahal dibawahnya. Raileen diantar sampai kedepan pintu dengan Tag ' Zaccheo Pradipto. CEO of Darkest Phoenix Corp.'


Setelah mengucapkan terimakasih, Rail membuka pintu itu dengan tangan Kirinya, mengingat perban sialan di tangan kanannya masih terbungkus rapih.




"Paman Zac." Panggilnya, Pria yang sudah ia kenal sejak lama itu mendongak, ia masih terlihat tampan walaupun sudah berumur. Zac berdiri dari kursinya lalu menghampiri Rail. Memeluk sekilas gadis itu.



"Raileen? Kau sudah datang? Bagaimana perjalananmu?" tanya Zac sambil menggiring Rail kearah Sofa. Rail mendengus. "Tentu aku sudah datang Paman, buktinya aku sudah disini. Dan perjalanku biasa saja, membosankan." Ucapnya. Sementara Zac hanya terkekeh.


"Sebenarnya ada apa kau kemari, Rail? Apakah ada hal penting?" Tanya Zac. Rail berdehem. Lalu menatap Pria di depannya itu. "Aku ingin bertanya beberapa Hal, tolong paman jawab dengan jujur." Ucapnya.



Zac tersenyum. "Tentu, Rail. Tanya apa yang kau ingin tanyakan." Ucapnya, Rail memejamkan matanya sebentar lalu mulai menatap Zac serius. "Apakah Paman benar-benar menghamili Paula?" Tanyanya. Ia dapat melihat jelas tubuh Zac yang berubah kaku. Senyumnya pun lutur perlahan.



"Kau? Mengenal Paula?" Tanya Zac dengan ekspresi terkejut. Rail menggeleng. "Aku butuh jawabanmu paman, ini demi Hidup dan Matiku." Ucapnya nelangsa, Zac sontak kembali terkejut. "Ma--maksudmu apa, Raileen?" Tanyanya.



"Sudahlah paman, jawab saja." Lirih Rail. Zac menghela nafas kasar. "Paman Tidak menghamilinya sama sekali Raileen. Itu hanyalah akal-akalannya saja agar dapat menikahi Paman dan mendaoatkan harta paman." Ucap Zac. Rail terdiam. "Apakah Paman menikahinya?" Tanya Raileen. Sebenarnya ia sudah tau jawabannya dari Auntynya, namun ia masih butuh kepastian.


"Tidak," jawab Zac tegas.  "paman langsung mengajukan Tes DNA, dan terbukti itu bukanlah anak Paman." lanjutnya. Rail tersenyum tipis. "namun pada akhirnya, paman tidak jadi menikahi Aunty." ucap Raileen pelan.



Zac tersenyum getir. Lalu mengelus rambut hitam Raileen. "Daddymu melarangnya, ia terlanjur membenci Paman. Tetapi Paman tidak ada niatan jahat sekalipun kepada Daddymu. Walaubagaimana pun, ia Senior paman sewaktu di sekolah dulu, ia juga sering kali membantu Paman jika dalam kesulitan. Paman banyak berhutang budi pada Daddymu, Raileen," Zac menghela nafas. "Perusahaan ini juga terbangun atas kerja sama dan usaha Paman bersama Daddymu, Daddymu dan Paman sempat membuat kesepakatan agar kelak jika kau sudah dewasa, kau akan menikah dengan Putra Paman." Lanjutnya.



Rail yang mendengarnya pun terkejut. "Tap--tapi, bukannya Paman hanya memiliki Putri?" Tanyanya dengan nada terkejut. Zac terkekeh. "Iya Rail, akhirnya Daddymu bertemu dengan Regan yang saat itu berumur 3 tahun. Ia langsung jatuh hati pada Regan, dan memutuskan untuk menjodohkan kalian berdua, jika anaknya Perempuan. Dan setahun berlalu, kau lahir, namun Reynand terpuruk saat tahu Aileen, Ibumu, Meninggal. Namun ia masih terus berusaha tegar menghidupimu dan Robert. Dan untuk pertama kalinya, di hari ulang tahunmu yang kesatu, Kau dan Regan bertemu. Regan sangat menyayangi Raileen kecil, mereka bermain sampai-sampai kalian berdua tertidur. Namun, malam harinya, kami mendapat kabar bahwa Daddymu kecelakaan, mobilnya tertabrak Truck." Rail menahan Nafasnya, matanya sudah mulai berkaca-kaca.





"Paman langsung menyuruh anak buah paman menyelidiki kasus Meninggalnya Daddymu yang Paman rasa janggal. Dan benar saja, 1 minggu berselang, kasus itu terungkap. Paula-lah, yang sengaja menyewa orang untuk membunuh Daddymu. Saat Paman tanya apa alasannya, ia berkata bahwa, ia tidak Rela jika keluarga mu, dan keluarga Paman bersatu. Ia sempat ingin membunuhmu Raileen, namun Paman langsung menyuruh Queenzel beserta seluruh Paman dan Bibimu untuk menjagamu. Paula bilang, ia berencana menikahkan Anaknya yang ternyata perempuan, dengan Regan. Regan adalah anak semata wayang Kakak Paman, kau tentu mengingatnya kan?" Tanya Zac, Rail mengangguk kaku.



"Anak Paula seumuran denganmu, saat Regan menemui anak Paula, ia langsung membrontak, tidak menyukai anak Paula. Dan akhirnya Paman membawa paksa Regan dan menjauhkannya dari Paula. Semenjak saat itu Paman tidak pernah mendengar kabarnya lagi, yang paman Tahu, Paula tewas karena Overdosis obat penenang." Ucap Zac sambil menghela nafas. Rail terkejut. "Si--siapa nama anak Paula, Paman?" Tanya Rail, ia berusaha untuk tenang, walaupun tangannya sudah gemetar Hebat.




































"Rhena. Rhena Widdleton. Putri dari Paulina Widdleton."






















******
BERSAMBUNG.

HAHA. dah keungkap yakan~
Apakah yang akan diperbuat Raileen dkk selanjutnya? Kemana Regan? Dan kenapa Rhena tega ngelajuin itu semua? See ya di Chapter depan 😌

Next Chap? 50 Vote yash!
+jangan lupa Comment~












[F7S] 1:The Broke AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang