Confession// New Journey.

7.3K 607 106
                                    

Agency Office Tower, 11.30 AM.


Raileen, Regan, Hans, Vale, Valen, Azel, Arsen, Thira, Tristan, Ghea, serta Gellar memasuki Lobby Agency Office. Mereka buru-buru menuju lift khusus untuk akses para Agent-Agent senior.


Tling....


Pintu Lift terbuka, kesebelas Agent itu buru-buru keluar menuju ruangan khusus The Broke Agent. Para Agent pria diminta menunggu disini sementara, sedangkan para Agent wanita mendatangi ruang Rapat untuk menemui atasan mereka, Queenzel.



-- [  SKIP  ] --



Rail, Azel, Thira, Ghea, serta Vale menghempaskan tubuh mereka keatas sofa. Gurat kelelahan tercetak jelas di wajah mereka, Mata Thira sembab dan memerah, seperti habis menangis.

"Bagaimana hasilnya?" Tanya Valen sambil merangkul Vale. Vale menggeleng.  "Rhena dan KakHan resmi keluar dari sini, pagi ini." Ujarnya, Valen buru-buru mendekap gadisnya, lalu mengusap punggungnya perlahan.


"Hei? Apa ini?" Tristan yang kebetulan sedang melihat-lihat meja Hana menemukan sebuah amplop berwarna cokelat. Rail menghampiri Tristan dan merebut amplop itu.


'For: my ex Family'


"Haruskah ada kata 'ex' di dalamnya?" Dengus Rail, ia berjalan menuju sofa, dan duduk di samping Regan. "Ini sepertinya dari KakHan, biarkan aku membacanya." Ucap Rail.

" Um guys, gua izin pamit juga deh. Kayak twins gua, Rhena. Gatau cuma firasat gua doang atau cuma kecurigaan gua, gua rasa kalian ada bicara, 'kan dibelakang gua? Kita temen kan? dan menurut gua temen itu harusnya saling percaya kan. Jujur, kalian itu yang terbaik, yang cuma bisa ngertiin gua, dulu. Dulu, sebelum gua sadar kalo musuh gua banyak. Apalagi bener kata Rhena tentang Thira sama Vale  Yang musuh banyak dll. Kalo mau ngomongin dibelakang, gua rasa kalian kurang 'rapih'. Intinya, gua izin ngundurin diri, Gua muak. Gua capek. Makin lama malah gua ngerasa gua ga kenal kalian,"


" So, terserah kalian mau bilang gua dateng ada butuhnya doang, terserah. Gua gapeduli. Makasih udah mau jadi keluarga terbaik gua. Makasih atas semua kenangan manis dan pahitnya. dan makasih juga udah buat gua lebih dewasa karna gua semakin banyak musuh. gua hanya mau nitip satu. Karna keegoisan seseorang kalian jadi makin banyak musuhnya. sadar ngga sih selama ini kalian banyak musuh karena keegoisan seseorang? apa cuman gua sama Rhena doang yg sadar? intinya gua nitip jaga egonya."


"tertanda yang menulis: Hana Relaine. Ex Professional Agent, From The Broke Agent. Beta Team." Rail menyelesaikannya dengan raut wajah Datar.

Thira sudah menangis lagi, sementara Vale dan Azel menghela nafas mereka.



"That's me, gue yang dia maksud disitu." Ujar Rail datar. Azel menatapnya dengan tatapan bertanya. "Kenapa? Kenapa lo jadi sebabnya?"


Rail menyeringgai. "Gue cuman seorang Troublemaker disini, karena gue, kita banyak musuh, iya gue sadar itu semua. Gue udah pernah bilang sama kalian kan? Kalo gue tuh yang paling useless disini. Kerjaannya cuman cari msalah, sama datengin musuh-musuh baru. Geez." Rail mengusap wajahnya kasar.


"No, justru, tanpa lo kita ngga bakalan jadi The Broke Agent, Rail. Tanpa lo persahabatan kita bakalan flat, membosankan, suck. Tanpa lo mungkin kita bakalan mati bosen, cuman nunggu misi baru, ngelakuin hal-hal monoton. Tapi kalo ada lo? Kita pasti ngerjain suatu hal yang baru, entah itu nyelidikin kasus baru, nyari Data musuh, dan lain lain. Lo ngga useless, Rail. Jangan pernah sekali-kali lo bilang kaya gitu lagi, gue ngga suka." oceh Vale panjang lebar.




[F7S] 1:The Broke AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang