Raileen's Side.
Aku terus berlari dengan kencang sambil sesekali membalikan badanku untuk menembaki para Keparat itu, geez. Siapa yang ada dibalik semua ini?!
Aku melepas Anting yang tergantung di telinga kiriku, saat kutarik pengaitnya, segera kulempar kearah Kerumunan pria berbaju Hitam tersebut.
BRUK....
Haha. Senyum kemenangan terbit dibibirku, mereka semua terkapar tidak sadarkan diri. Tanpa membuang waktu lagi, aku mengambil pisau yang terselip di pinggangku lalu segera merobek bagian bawah Gaunku hingga sepanjang lutut kebawah sedikit. masa bodo itu dari Perancang terkenal, aku bisa membelinya lagi.
Setelah itu, aku segera berlari lagi masuk kedalam Gedung, banyak mayat-mayat tak berdosa disini. Aku menggeram, habislah kau dalang dibalik senua ini.
"itu dia!" Aku menoleh dengan cepat, melihat selusin pria berbaju hitam lain sedang berlari kearahku sambil menodongkan Pistol mereka.
DOR... DOR... DOR... DOR... DOR...
DOR... DOR... DOR... DOR... DOR...Timah panas itu meluncur dari slongsong pistol mereka tiada henti, aku berdecak lalu mengambil senapan Colt 919 milikku, lalu segera membalas tembakan mereka.
"Cih," aku menghampiri mayat-mayat bodoh itu, lalu menarik kerah salah satu dari mereka. Mataku menyipit saat melihat lambang yang sangat ku Kenali sekaligus yang membuatku terobsesi untuk menghancurkannya.
"Darkeen office." aku mendesis, Sungguh, mereka telah membuat kekacauan. Seharusnya saat itu aku langsung Membunuh Vanessa, agar ia tidak menyebabkan kekacauan seperti ini.
"Hei." aku berbalik, dan menatap was-was kearah seorang gadis bergaun Ungu-Hitam serta memakai penutup wajah berwarna Hitam. Rambutnya dicat Ungu-Hitam, selaras dengan gaunnya.
"Siapa kau?!" Tanyaku, tanpa ragu menodongkan senjataku, bukannya takut ia malah tertawa sambil berjalan mendekatiku. Aku semakin was-was.
"Oh Raileen yang malang. Aku sangat merasa Kasihan kepadamu. Hidup sebatang kara, Huh? Kau terlalu naif, Raileen." Ucapnya santai, aku naik pitam. Siapa dia?!
"Apa maksudmu? cih, aku mengenalmu saja, Tidak." balasku dengan nada penuh kebencian. Gadis itu masih terus berjalan mendekatiku, Instingku mengatakan ia berbahaya.
"Ah itu tidak penting kau mengenalku, atau Tidak. Intinya, aku ingin menberi tahu beberapa hal yang mungkin membuatmu terkejut." Ucap gadis tadi, mataku menyipit Gadis tadi semakin mendekat denganku. Ingin rasanya menembakan peluru ini ke kepalanya itu, tetapi rasa penasaranku terlalu tinggi.
"Heh, sepertinya kau mulai tertarik. Baiklah, aku akan memberitahumu beberapa hal. Pertama, mengenai orang tuamu," apa maksudnya? Tentang Mom and Dad?!
"ibumu, Aileen. Meninggal sesaat setelah melahirkanmu, tentu kau suda tau Fakta itu, 'kan? Selanjutnya adalah. Daddy kesayangmu itu, mati ditangan keluarga Orang yang kau Cintai." Gadis tadi menyeringai puas, aku mengerutkan dahiku. "Apa maksudmu?!" Tanyaku tajam.
"Zaccheo Pradipto. Ia menyuruh orang untuk sengaja menabrakan Truck ke Mobil ayahmu. Tentu saja kau kenal, 'kan siapa Zaccheo? Paman dari Regan Archero Pradipto. Pria yang sangat amat kau Cintai." Gadis tadi tertawa dengan puas, Aku membelalakan mataku. Sangat terkejut dengan Fakta itu.
"Cih, aku tidak percaya padamu. Bagaimana mungkin Paman Zac melakukan hal sekeji itu?!" Tanyaku murka. Ia maju selagkah lagi sambil tertawa. "Ia mencitai Tantemu, Queenzel. Namun tragis, cintanya bertepuk sebelah tangan saat tau Queenzel akan menikah dengan Unclemu yang sekarang. Itu dikarenakan Ayahmu yang tidak menyetujui hubungan Adiknya dengan Zac. Zac tidak terima akhirnya membalaskan dendamnya dengan Membunuh Daddymu." Jelasnya.
"Keparat." Aku bersiap menembakan timah panas ini kearah mulutnya yang tertutup kain itu, namun sialnya aku merasakan perih di bagian perutku.
Aku mendapati sebuah Pisau berwarna Navy Blue dengan gagang Ungu menancap sempurna diperut bagian kiriku. Aku meringis.
"Bagaimana rasanya, Raileen? Sakit? Itu belum seberapa. Kau harus merasakan berada di posisiku dimana kau mencintai orang jelas-jelas Mencintai orang lain!!" Raung gadis tadi, ia mengeluarkan pisau-pisaunya lagi. Aku berusaha menghindar.
Jleb.
Satu pisau lagi menancap di bahu kananku, aku meringis. Ia tertawa setan. "Aku iri denganmu Raileen, kau yang selalu di elu-elukan oleh semua, kau yang paling diharapkan. Sedangkan aku? Hanya seperti debu." Ucapnya,
Jleb.
Aku kembali meringis untuk yang kesekian kalinya, pisau ketiga menancap di Tangan kananku. Aku mulai memandikan darah. "APA MAKSUDMU, HAH? SEBENARNYA KAU SIAPA?!" pekikku emosi. Cukup dengan permainan kacangan perempuan ini.
DOR....
Sial meleset, ia bergerak menghindari tembakan ku dengan mudah, aku menggeram kesal. Jika saja pisau-pisau ini tidak bersarang di tubuhku, aku bisa menghabiskan Gadis itu.
"Kali ini, akan ku biarkan Kau hidup tenang dengan tubumu yang mungkin akan cacat. Tapi suatu saat, akan kupastikan, kau, Raileen Dannaliefondra. Mati ditanganku." Ucapnya Dengan Dingin, aku tersentak.
SRET...
JLEB...
"ARGH!!"
Empat. Empat pisau yang sama bersarang ditubuhku, ia dengan Gila menusukan itu dibagian Bahu Kananku lagi. Disamping Pisau yang sebelumnya.
Wajaku dicengkramnya dengan kuat, kuku panjangnya menggores wajahku. "Setelah ini, kau, Raileen Dannaliefondra. Tidak akan mengingat apapun, tentang malam ini. Kecuali, saat kau menghabisi Pasukanku."
Gelap.
Hanya Gelap yang dapat kurasakan.
******
Bersambung.RAILEEN KENAPATU?
Btw, Vommentsnya ditunggu yha. Help this story being the 1st rank in Action gaes 😂😂p.s baca cerita baru gue ya, it's Called "Bloody Heart." Genrenya Action juga, Vomments kalian ditunggu!!
KAMU SEDANG MEMBACA
[F7S] 1:The Broke Agent
Action#1 in Action (17 December 2016) [15+] Menceritakan tentang perjalanan 7 orang Perempuan tangguh menjadi seorang Mata-mata kelas kakap yang pastinya akan susah di kalahkan. Musuh yang berjumlah ratusan orang, bisa ditangani oleh mereka yang hanya...