Prepare, Strategic, and Planning

7.5K 620 17
                                    

Thiraine's Room, 19.15 PM.

Ketujuh Agent profesional itu duduk membentuk lingkaran di lantai kamar Thira, mereka terdiam. Sibuk dengan pikiran masing-masing.

"Em, kira-kira kenapa dia mau aja Kerja disini? Dan kenapa juga harus rumah Thira? Kenapa ngga Hanna? Rhena? Vale? Atau bahkan Rail?" tanya Azel sambil menatap temannya satu persatu.

"Ah, mereka sengaja. Gini deh logikanya, Thira yang paling ceroboh diantara kita, paling Panikkan diantara kita. Walaupun mereka seharusnya ngincar Rail yang notabennya, yang jeblosin Vanessa ke penjara. Tapi mereka lebih milih buat nyerang teman terdekat Rail, ya mereka pikir itu bakalan buat Rail luluh." Ucap Vale menyuarakan yang ada di otaknya.

"gue setuju sama Vale. Mungkin mereka bakalan nyerang kita satu-persatu, buat ngelumpuhin Rail. pas Rail lengah, mereka langsung nggambil kesempatan itu." Ucap Rhena. Yang lain mengangguk setuju.

"Geez, ini kasus lama. Lagi pula Vanessa seharusnya merasa berterimakasih sama gue. Karna gue cuman nanam Chip pelacak, dan wajib lapor ke dia." Ucap Rail dengan nada kesal.   "Seharusnya langsung di tembak mati aja tuh si Vanessa, biar kapok." Timpal Hana sambil tersenyum miring.

"Ya engga gitu juga kali, Twins." Ucap Rhena sambil menepuk pundak Hana. Ghea berdehem, ia membuka mulutnya.

"Terus, apa yang harus kita lakuin?" Tanyanya. Mereka senua terdiam sampai Rail menyuarakan pendapatnya. "Kita bersiap, mengatur strategi, dan merencanakan pembalasan untuk mereka."

***

Markas besar The Broke Agent tampak ramai, mengingat ini adalah hari dimana akan diadakan rapat besar dari para Pemimpin Agency, dari The Broke Agent dan The Darkest Phoenix.

Rail sudah siap dengan stelan formalnya, Kemeja putih dilapisi Blazer hitam, tertera name-tag bertuliskan 'Raileen-Alpha1' di lengan kirinya. Skirt hitam selutut, serta High Heels hitam. Rambutnya ia gerai bebas.

tak jauh berbeda dari Rail, Hana, Rhena, Thira, Ghea, Azel, dan Vale sudah siap juga dengan pakaian mereka. Rail membawa koper berwarna Silver, Azel, Thira, dan Ghea membawa beberapa map transparan, Vale membawa Tabletnya yang setipis kertas, sementara Hana dan Rhena berjalan paling belakang.

Rail menganggukan kepalanya saat mereka memasuki ruangan besar yang di depannya telah dijaga ketat oleh beberapa Penjaga berpakaian hitam yang menunduk hormat saat melihat para Agent Profesional itu lewat.

Ruangan besar itu sudah tampak ramai, di dalamnya ada sebuah meja panjang berbentuk bundar yang di kelilingi oleh banyak Kursi, di sisi kiri semua kursi sudah terisi penuh oleh pihak The Darkest Phoenix, sementara di sisi Kanan terisisa tujuh Kursi yang tentu di peruntukan para Agent wanita.

"Maaf, kami sedikit terlambat." Ucap Rail sambil memberikan seulas senyum tipisnya sambil menunduk hormat. Para petinggi The Darkest Phoenix hanya mengangguk dan tersenyum ramah.

"Baiklah, untuk mempersingkat waktu, mari kita mulai saja rapat ini, sebelumnya izin kan saya memperkenalkan diri, saya Queenzel Dannaliefondra. Pimpinan dari The Broke Agent." Yup, Aunty-nya pemimpin rapat kali ini.

"Saya Raileen Dannaliefondra. Alpha Team."

"Saya Azelliana Hermman, Wolf Team."

"Saya Valensia Argatha. Wolf Team."

"Saya Thiraine Quin. Omega Team."

"Saya Ghea Alail. Omega Team."

"Saya Hana Relaine. Beta Team."

"Saya Rhena Widdleton. Beta Team."

Perkenalan dilanjutkan oleh Wakil dari Aunty-nya, kepala bagian Pertahanan, Kepala bagian Persenjataan, dan Kepala Strategi Keamanan serta Pertahanan dari The Broke Agent.

"Senang bertemu kalian semua, dan terimakasih untuk Kalian terutama Miss Queenzel telah mengundang kami kesini. Saya Zaccheo Pradipto. Pemimpin The Darkest Phoenix." Ucap Pria yang Rail perkirakan seumuran dengan Auntynya. 

"saya Valerino Emery. Wolf Team."

"Saya Arsenio Eaghan. Wolf Team."

"Saya Gellar Addrian. Omega Team."

"Saya Tristan Afkar. Omega Team."

"Saya Radif Nagendra. Beta Team."

"Saya Hans Alfoord. Beta Team."






"Saya Regan," Ucapannya sempat terhenti. Ia menatap Rail, sementara Rail menatapnya dengan tatapan penasaran. "Regan Archero Pradipto. Alpha Team."


Rail membulatkan matanya, tubuhnya menegang. Sementara Regan menghela nafasnya sambil menatap Rail sendu. Dan perkenalan dilanjutkan oleh Team dari The Darkest Phoenix.


.




"Baiklah, rapat kali ini akan membahas pasal Penyerangan yang terjadi akibat kasus beberapa pekan lalu. Yaitu kasus seorang Penghianat yang berhasil masuk ke Agency Office, yaitu Vanessa Haurrance,"

Queen menggeser lengannya, muncullah foto seorang wanita cantik dengan pakaian Khusus pekerja Agency Office, Vanessa Haurrance.

"Ia diterima di Agency Office sekitar 2 tahun yang lalu. Dipekerjakan di divisi penyimpanan data-data penting," Queen men-zoom gambar wajah Vanessa  dan menggerakan layarnya hingga fokus ke leher wanita itu. "Terdapat tanda aneh di lehernya. Setelah pemeriksaan yang di lakukan sesaat setelah ia ditangkap, itu adalah tanda atau simbol dari pengikut Darkeen Office. Sebuah perusahaan Ilegal, berbasis para pemberontak negara. Mereka mencuri data-data penting dari perusahaan-perusahaan ternama di Dunia, begitu juga The Broke Agent."


Queen memutarkan Video singkat saat Vanessa memberikan barang berharga milik The Broke Agent itu. "Kami memutuskan untuk memberinya hukuman pemasangan Chip pelacak, wajib lapor setiap dua minggu dua kali, penahanan Visa dan Paspor, atau lebih tepatnya tahanan kota,"   ia memperlihatkan gambar Vanessa yang tengah berjalan di trotoar, wanita itu tampak menundukan kepalanya.

"namun, kemarin kami mendapat laporan bahwa salah satu Agent kami kedatangan tamu yang tidak lain adalah Anggota The Darkeen. Terdapat lambang yang sama di lehernya, setelah dikaji ulang, kami menyimpulkan bahwa ia sengaja dikirim ke sini untuk pembalasan dendam." Queen menatap Zac.

"Apakah ia disini?" Tanya Zac. Queen menggeleng. "Ia ditugaskan untuk menjaga Kediaman Agent Thiraine."

"Saya bisa menyuruhnya kesini, jika diperlukan." Ucap Thira menginstrupsi. Zac mengangguk. "Silahkan hubungi dia, suruh ia menunggu di ruang tunggu."


"Baiklah, akan saya lanjutkan," Queen berdehem lalu melirik Keponakannya yang sedari tadi terdiam dengan pandangan kosong. "Mereka mengincar Raileen."

Zac dan semua perwakilan The Darkest Phoenix menunjukan ekspresi bertanya. Queen menghela nafasnya.  "Rail-lah yang memancing Vanessa keluar dari sarangnya, dan Rail pula yang mengurus semua proses Hukuman Vanessa. Kami rasa, Vanessa mengadukan itu semua ke Darkeen Offfice, lalu mereka mengirim perwakilannya untuk menyerang para Agent, mulai dari Agent Thiraine, barulah terakhir Raileen."

"Dasar bocah." Ucap Radif sinis, sementara temannya yang lain hanya menggelengkan kepalanya.

"Ma'am, ia sudah sampai." Ucap Thira gemetar, mereka semua berpandang-pandangan. Queenzel dan Zaccheo mengangguk lalu mengeluarkan pistol andalan mereka.



"Kita bertemu dibawah, sergap dia. Tetapi jangan sampai membuat ia tewas." Perintah Queen.


"Siap!" mereka semua berlari menuju tempat dimana Target berada, tetapi tidak dengan Rail dan Regan.



Rail masih tetap terduduk di kursinya, ia memandang kosong kearah Regan, sementara Regan hanya mampu menghela nafasnya. "Maaf," hanya kata itu yang mampu ia ucapkan. Sementara Rail hanya diam tak bergeming.




"Raileen, aku minta maaf, aku bisa menjelaskan semu--"

























"Diamlah. Aku tidak ada waktu untuk berbicara pada seorang pembohong."

















******
BERSAMBUNG.

Next chap? Seperti biasa~

[F7S] 1:The Broke AgentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang