Anya dan acha segera masuk ke kelas ujung itu. Disapunya pandangan untuk susana kelas keseluruh pelosok kelas.
Meja dan kursi banyak yang rusak, banyak sarang laba laba, sampah kertas dimana mana dan oh! Tentu saja coretan disana sini. Benar benar tak terurus.
Tak mau berlama lama disitu, anya segera mengambil alih.
"Teman- teman , harap perhatiannya. Seperti kamis kamis biasanya, kami akan melakukan razia kedisiplinan siswa. Semua segera berdiri di meja masing masing"
Tak ada yang menggubrisnya kecuali azka, sang ketua kelas.Seakan debu, anya dianggap semu. Tak ada yang menyahut. Bahkan terang terangan ada yang mengumpatinya.
"Baiklah, kalau begitu. Seluruh kelas ini, masuk ke bk sekarang"
Dan kata kata itu sukses membuat kelas gaduh dan kacau."Memang kau siapa kami, berani mengatur ngatur kami?!"
"Osis aja belagu"
"ketos aja begini, gimana jadi pejabat?"
Dan banyak lagi makian makian kasar dari kelas itu pada anya. Yah jelas saja mereka rusuh, bk adalah kantor keramat untuk sisa siswi. Walaupun kolot, sekolah ini memegang teguh prinsip kedisiplinan. tak heran kalau bk adalah kantor keramatnya.
"Kalian ke kantor bk sekarang, atau bk yang akan kami bawa kesini?" Teriak anya dengan nada tegas dan lugas.
Tak lama, berbondong bondong mereka pergi ke kantor bk. Pasti bk sudah paham betul sifat mereka. Bukan tanpa alasan anya menjebloskan mereka ke bk.
Banyak alasan yang mendukung. Seperti rambut pirang, celana kuncup, sepatu lis putih dan banyak lagi.
Mereka semua melewati anya yang diam, tepat di depan kelas ujung itu. Dan tinggallah seorang laki laki yang diam dan berjalan sangat santai melewati anya
Tapi, ketika seorang lelaki itu melewati anya....
"Bangsat!, jangan harap lo bisa selamat setelah ini!" Makinya tepat di depan telinga anya.
Anya yang terkejut mendapat perlakuan itu, kontan tubuh anya menegang dan sangat terkejut.
Ditatapnya laki laki itu, laki laki itu tak pernah bersuara sebelumnya. Laki laki itu, memiliki mata yang tajam setajam elang. Lama Anya menatap laki laki itu, ternyata dia sudah pergi jauh melewati anya.
dan dengan santainya dia berjalan melewati anya dengan tangan dikantong celana yang menunjukkan kesombongannya. Dan seringaian setan yang menakutkan.
Anya mengepal kuat tangannya untuk tidak terbawa emosi.
Dasar lelaki tak tahu malu!, yang salah disini siapa? Kenapa aku yang dimaki? Siapa dia bisa memaki ku seenaknya.
Maki anya dalam hatinya.Acha pun dengan sabar mengelus pundak anya, dia tahu kalau tak mudah menjadi pejabat sekolah. Pasti banyak rintangan. Acha paham betul, karena anya selalu menceritakan keluh kesahnya pada Acha.
Sekilas anya menatap acha, ia tersenyum. Dan tak mau ambil pusing, Anya melanjutkan aktifitasnya untuk mengawasi hukuman bk untuk kelas ujung itu.
"Anya!! Kemarilah. Tolong kamu awasi mereka, ibu ada keperluan keluar sekolah sebentar. Kalau lapangan ini tidak bersih, maka kalian berdua yang akan kena hukum". Kata bu aci dengan tegas.
" baik bu" anya pun hanya menurut pada bu aci. Mau bagaiman lagi, dia tidak mungkin melawannya dengan macam macam alasan.
Bu Aci berlalu meninggalkan anya dengan tatapan yang tajam.
Huh! Untung saja anya baik dan mau mengerjakan tugas bu Aci itu.Anya segera mengontrol kerja kelas ujung itu,dan dengan acha yang megikutinya dari belakang.
Saat hendak menyusuri lapangan, anya dikejutkan dengan smass bola volly yang hampir mengenai kepalanya. Hanya kira kira 5 cm diatas kepalanya letak bola itu tadi.
Deg!!. Jantung anya berpompa dengan cepat. Wajahnya yang putih semakin putih bahkan bisa dibilang pucat.
Siapa lagi yang berbuat kalau bukan laki laki itu?. Laki laki yang memaki Anya setelah mendapat hukuman dari bk. Jika kau berpikir anya mengenalnya kau salah besar. Sangat sangat salah
Anya tak tahu, bahkan tak pernah melihat laki laki itu selama 3 tahun ia menjadi siswi SMA ini.
Laki laki itu dengan wajah marah dan angkuhnya berjalan ke arah anya. Anya pun segera memantapkan perlawanannya pada laki laki itu. Dengan tangan terkepal kuat dan
Tepat di depan mata anya, lelaki itu mengumpat makian lagi pada anya.
"Bodoh!, wanita macam apa kau?! Kau ingin membuat kami dihukum lagi karena bola yang hampir kena kepalamu?! HAH!!". dia berteriak lantang. Tak ada satupun yang berani menentangnya disana.
Tak mau kalah, anya mengeluarkan kritikan tajam dadi bibir mungilnya itu. Ia tak mau menunjukkan kelemahannya pada lelaki jahannam itu.
"Dan kau kira kau siapa?! Dari kata katamu, jelas menunjukkan kalau kau orang yang tidak mengenyam pendidikan!. Beginikah kau diajari sopan santun? HAH?!. Seharusnya saya disini yang menjadi korban dan seharusnya saya yang marah terhadap anda".
Ditatapnya mata elang lelaki itu untuk kedua kalinya tepat di manik matanya.
Beberapa menit mereka hanya beradu pandang tanpa kata kata makian. Beberapa menit itu pula keadaan semua orang menjadi hening. Sangat sangat heningSibuk menyaksikan pertengkaran hebat antara 2 siswa ternama disana.
"Arghh!!. Baiklah nona. Kau wanita terhormat, kalau begitu... mari bermain dengan cara terhormat. Dan saya akan membuang muka sombongmu itu!" Jawabnya dengan seringaian licik dan berlalu begitu saja, bahkan tetap dengan tangan di kantong celananya.
Seperti ciri khasnya. Begitu juga saat ia memaki anya tepat di telinga anya. Dengan gaya yang sama, dan seringaian yang sama pula.
"Siapa takut tuan!" Teriak anya agar bisa di dengar lelaki itu. Dasar tidak tahu malu, beraninya dia melecehkan kewibawaan anya di depan seluruh siswa.
2 kali dalam sehari ini anya dikejutkan dengan makian dan umpatan lelaki itu. Lelaki bermata tajam dengan rambut dan seragam acak acakan. Lelaki yang pertama kali bertemu dengannya tapi tak meninggalkan kesan manis. Laki laki sombong dengan wajah jahannamnya itu sangat membuat Anya pusing. Berani beraninya dia melecehkan kewibawaan Anya.
Anya sangat malu dibuatnya. Banyak adik kelasnya yang menganggap remeh pada Anya hanya karena laki laki itu. Dan tak sedikit pula, yang menatapnya dengan sinis. Mungkin, mereka semua adalah fans berat laki laki itu.
Anya hanya bisa mengendikkan bahu, bukan urusannya pada orang orang yang menatapnya dengan macam macam tatapan.
Yang perlu dia lakukan hanya menjalankan kewajibannya dan mempertanggung jawabkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Teen Fiction"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...