Setelah kejadian di pantai itu, Anya dan Arya telah resmi terikat dalam status pacar.
Dan hari ke tiga ini, pasangan baru itu tampak sangat bahagia.
"Jadi sekarang kita udah jadian nih Nya?" Kata Arya yang sedang menggoda Anya. Sekarang Arya tengah mencolek colek dagu lancip Anya.
"Tau deh ah"
Balas Anya yang segera menepis tangan Arya dari dagunya itu, Anya sudah tersenyum senyum dengan tingkah Arya itu."Ke taman yuk Nya"
"Ayuk deh Ar" kata Anya dengan sangat antusiasnya.
Dengan lihai, tangan Arya kini sudah menggenggam tangan mungil Anya.
Dan ditengah perjalan menuju taman itu, Arya berhenti untuk membeli kan Anya sesuatu.
"Nya, kita ke mall dulu ya. Aku mau beli barang untuk kamera aku"
"Yaudah Ar. Memangnya kamu mau beli apa?"
"Kalau aku jelasin kamu juga gak ngerti Nya" kata Arya yang mencoba mengalihkan pembicaraan itu.
"Iya deh Ar" balas Anya, dia sendiripun memang tak tahu apapun tentang kamera.
Arya segera turun dan membukakan pintu mobilnya untuk Anya. Dan setelahnya, digenggamnya lagi tangan Anya, sebagai penuntun jalannya.
Mereka berdua kini tengah mengelilingi mall itu. Arya yang tengah menggenggam Anya pun terkadang merangkul Anya untuk memberi tahu pada orang, kalau Anya adalah miliknya.
Saat Arya melihat toko buku. Arya langsung memberhentikan langkahnya. Anya pun terikut untuk memberhentikan lanngkahnya.
Arya pun masuk ke dalam toko buku itu. Dilihatnya banyak macam buku buku yang bagus. Dan diantara itu semua, Arya melihat beberapa buku diary yang unik.
Pandangan Arya terus menyusuri buku buku yang ada di rak itu. Dia terus mencari, tapi tak dapat menemukan apa yang dicarinya
Arya berniat membelikan hadiah untuk hari jadinya mereka pada Anya. Dan dia rasa, buku diary lah yang cocok untuk Anya.
Dan pandangan Arya pun jatuh pada buku diary polos dengan beberapa kombinasi warna biru dan tosca pada covernya. Buku itu cukup tebal dan terlihat beda dari semua buku diary yang ada du sana.
Anya yang tak tahu apa yang telah dilakukan Arya hanya diam mengikuti kemana tangan Arya menggenggamnya.
Dia tak mau terlalu sering bertanya pada Arya, karena terkadang Arya itu sensitif. Jika Anya bertanya terkadang Arya tak mau menjawab dan bahkan Arya marah pada Anya.
Tapi itu sebelum mereka resmi terikat.
Setelah resmi terikat, Arya yang sensitif itu, sudah berubah menjadi Arya yang usil. Dan itu justru membuat Anya senang.
"Ini, mbak. Harganya berapa?" tanya Arya pada petugas toko buku itu.
"250 ribu mas"
"Ini mbak. Makasih" jawab Arya seraya pergi meninggalkan toki itu. Dan tak lupa, Arya tetap menggenggam tangan Anya.
Dan perjalanan mereka menuju taman pun dilanjutkan. Arya yang sedang fokus menyetir dan Anya yang memain mainkan jarinya.
Suasananya begitu canggung.
Walau sedang menyetir, diam diam Arya memperthatikan Anya. Arya tak berani membuka suara untuk memulai percakapan.
Dengan suasana begini, Arya takut untuk menggoda Anya lagi. Karena Arya pikir, Anya akan berpendapat bahwa dia hanya lelaki yang main main dalam hubungan ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Novela Juvenil"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...