Acha POV
Anya.....
Lo dimana sih?
Lo ngapai aja sampe gak ngingat gue?
Kalau lo memang mau pergi, setidaknya beri tahu gue Nya
Lo udah gak nganggap gue lagi yah Nya?Itulah pertanyaan pertanyaan Acha pada dirinya sendiri. Dan sampai sekarang dia tak menemukan jawabannya karena jawaban pertanyaan Acha itu ada pada Anya.
Sudah 10 hari ini Anya hilang dari jangkauan Acha. Lantas Acha harus berbuat apa lagi. Acha dan Azka sudah lelah mencari Anya. Dan sudah 10 hari itu mereka tak menemukan Anya.
Selama itu pula, Acha jadi murung. Kondisi fisiknya semakin hari semakin menurun. Tak jarang pula, Acha menangis dan karena itu, Acha kerap kali melupakan dirinya untuk makan.
Acha tau, bahwa dia sendiri punya penyakit mag. Tapi karena Anya, itu semua terlupakan oleh Acha. Sekarang, tak penting baginya keadaan fisik dan kesehatannya, yang penting adalah menemukan Anya. Itulah yang ada dipikirannya saat ini.
"Lo harus makan Cha. Lo udah tau kalau lo punya penyakit mag, kenapa lo masih gak mau makan juga? Apa karena Anya lagi?!.Iya Cha?!"
Azka sudah sangat marah. Batas kesabarannya sudah sangat melampaui batas. Dia benci. Dia benci pada Anya dan dia benci pada orang yang berusaha menyembunyikan Anya.
Dan dia benci melihat posisi Acha yang sudah terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Dia benci melihat wajah pucat Acha yang redup akan sinarnya. Dia benci, walaupun sudah sakit begini, Acha tetap mencoba mencari Anya yang Azka pikir, Anya tak sedikitpun memikirkan Acha.
"Lo kenapa sih Az. Anya itu sahabat gue. Dia hilang sekarang, itu pasti jadi beban pikiran gue. Dia lebih dari sahabat bagi gue, dia itu saudara senasib gue. Udah 11 tahun kita sama sama. Dan kalau lo gak suka, itu bukan urusan lo. Anya lebih berharga dari pada lo. Asal lo tahu itu".
"Kalau dia memang peduli sama lo Cha, gak mungkin dia gak ngasih kabar minimal 1 kata aja sama lo. Gue udah muak sama semuanya. Gue benci ngelihat lo kayak gini karena dia. Dia udah buat lo masuk rumah sakit karena sikapnya. Dan lo masih aja ngebela dia di depan gue"
"Lo gak tahu Az" balas Acha dengan nada sendu. Pandangannya kini memalingkan ke arah lain, dari pandangan Azka.
"Gue gak tahu apa lagi tentang lo Cha?"
"Lo gak tahu gimana rasanya punya sahabat kaya Anya"
"Gue tahu Cha. Bahkan, gue udah pernah ngerasai sakitnya punya sahabat"
"Tapi Anya beda Az. Dia baik, hangat dan ramah. Dia gak pernah jahat sama gue. Justru, gue sering banget manfaatin dia untuk ngerjai Pr. Dan gue mau nebus kesalahan gue sama dia itu. Dia terlalu baik buat gue Az. Gue gak pernah tau masalahnya, karena memang gue gak mau nyari tahu. Dan Anya selalu tahu masalah gue, walaupun gue gak minta dia tahu. Dia terus nyemangatin gue biar rajin belajar. Dan itu gak sesingkat waktu gue nyari dia kaya sekarang. Gue sama dia udah 11 tahun dan hampir 12 tahun bersahabat. Lo banyangin aja, gimana dia dengan usahanya selama 11 tahun itu, terus ada saat masalah gue muncul. Terutama saat orang tua gue pisah Az. Dan lo gak akan pernah tahu itu"
Azka terdiam. Dia memang tak tahu segala masalah Acha. Dia hanya orang baru dalam kehidupannya. Dan dengan lancangnya dia berani berkata seperti itu pada Acha.
Mungkin Acha akan berteriak hebat memaki Azka jika dia sedang sehat sekarang, tapi yang dilakukan Acha hanya berkata pelan seolah dia tak mau terbawa emosi, dan lagi karena tenaganya yang sekarang sangat lemah akibat sakit mag yang dideritanya.
"Kenapa diam Az?"
"Gu..gue gak ta.. tahu Cha. Tapi gue janji sama lo. Selama lo gak bisa nyari Anya, gue akan tetap lanjutin pencarian lo itu. Karena gue gak mau lihat lo gini lagi Cha"

KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Fiksi Remaja"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...