Mulai hari ini, Arya yang sekarang berubah 180 derajat dari Arya yang dulu.
Jika dulu, Arya dengan gaya urak urakannya, kini, Arya sudah rapi dengan seragam, dasi dan juga gespernya.
Dia, seakan semangat sekali untuk pergi ke sekolah.
Tok tok tok...
"Anya... bangun Nya, udah pagi nih" kata Arya membangunkan Anya dari balik pintu kamar Anya.
Arya pun masuk ke dalam kamar Anya karena tak di dengarnya gerak gerik wanita itu akan bangun. Dilihatnya tubuh mungil wanita itu. Anya yang terlihat baru bangun itu,meraba raba tongkat yang sudah menemaninya dari semalam.
Tongkat itu di dapat Anya dari Arya. Arya pernah bilang kalau tongkat itu punya arti kiasan.
"Ini, hadiah dari gue Nya. Tongkat ini akan jadi penuntun lo selama gue gak ada. Tongkat ini sama hal nya kayak gue Nya. Kami berdua bisa lo andalin untuk jadi penuntun lo. Tapi kalau gue ada, simpan aja tongkatnya. Karena gue udah jadi penuntun lo dan pakai aja tongkatnya kalau gue gak ada Nya"
Itulah yang dikatakan Arya pada Anya semalam. Dan karena ulah Arya yang selalu tiba tiba itu, Anya hanya bisa terdiam lagi, karena tak tau berkata apa pada Arya. Ini semua mengejutkan Anya.
Anya tak pernah menyangka kalau Arya akan sangat perduli padanya. Dengan hal hal kecil saja, Arya seakan pangeran yang turun hanya untuk menjaga Anya.
Arya selalu tiba tiba, dan perlakuannya selalu membuat Anya salah dalam pengertiannya.
Anya sudah terjebak. Dia terjebak antara hitam dan putih. Anya takut, jikalau Arya hanya membantunya seperti yang dikatakan Arya padanya. Anya adalah tanggung jawabnya, karena dia sudah diberi amanah oleh orang tua Anya.
"Kan ada gue Nya, lo bisa jadiin gue penuntun lo. Selama gue ada, lo gak boleh gunain tongkat itu Nya" perkataan Arya itu, pun mengejutkan Anya yang baru tersadar dari lelapnya
"Hah!. Oh maaf Ar, gue gak tau. Habisnya, lo muncul tiba tiba sih"
"Tiba tiba? Lo yang kelamaan bangun kali Nya"
"Yaudah sih Ar. Trus, sekarang lo gak sekolah? Ini jam berapa sih Ar? Bibi kemana Ar?. Biasanya bibi yang bangunin aku kayak semalam. Tapi, kok jadi kamu sih?"
"Ternyata lo cerewet juga yah Nya. Gue suka"
Deg!!
Lagi lagi Arya
Lagi lagi Arya suka bicara seenaknya. Dia tak tahu kalau saat ini jantung Anya sedang memompa dengan sangat cepat. Pipi Anya pun memanas karena perkataan Arya itu.Anya sudah bilang kan? Arya itu serba tiba tiba. Baik perlakuan maupun perkataan, semua serba tiba tiba.
"Den Arya, den Arya sudah ditunggu teman temannya di depan rumah den" datanglah bibi yang memberi tahu Arya itu
"Iya bi, makasih ya"
Bibi pun segera meninggalkan kamar Anya untuk sementara waktu itu."Nya, gue pergi sekolah dulu ya. Lo baik baik disini. Nanti, gue mau nelpon lo melalui bibi. Habisnya, gue gak tahan gak dengar suara lo sedetik....... aja"
Kata Arya yang dilebih lebihkannya"Apaan sih Ar. Gaje tau!. Lo harusnya ke sekolah itu belajar. Raih cita cita bukan cinta cinta"
"Iya deh iya Nya. Lo mah selalu bener. Kalau gitu, gue berangkat ya Nya. Awas kangen" kata Arya yang beranjak pergi meninggalkan Anya. Tak lupa, Arya mengacak acak rambut Anya yang kelihatan menggemaskan itu.
"Udah sana pergi, siapa juga yang bakal kangen?" Jawab Anya dengan ketus, yang sebenarnya senang dengan perlakuan Arya padanya.
Arya pun sukses membuat Anya blushing untuk kedua kalinya pada pagi hari ini. Dia terkekeh puas melihat tingkah salting Anya dan itu membuat Arya selalu rindu untuk melihat Anya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Teen Fiction"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...