Meski sudah sampai di rumah sakit. Azka tetap tidak melepaskan genggamannya pada Anya, bahkan terasa semakin kencang saja.
Kini, mereka berdua sudah berdiri tepat di depan pintu kamar Acha.
Azka berhenti sejenak untuk menetralkan emosinya yang sudah membuncah itu, ditarikanya nafasnya dalam dalam dan mengeluarkannya secara perlahan.
Kemudian Azka segera melonggarkan pegangan tangannya pada Anya karena dilihatnya wanita itu sudah meringis kesakitan dibuatnya.
Tangan Anya sudah memerah dan berbekas dari tangan Azka.
Sebelum masuk ke kamar Acha itu, Azka ingin memberi tahu Anya terlebih dahulu.Di letakkannya kedua tangannya itu di kedua bahu Anya. Dia ingin menguatkan Anya untuk itu. Anya akan sangat sensitif jikalau ada sangkut pautnya dengan Acha.
Di tatapnya mata Anya yang sendu walau dia tahu Anya pun tidak dapat melihatnya saat ini.
Jujur dia benci wanita ini
Tapi, dia harus membuang semuanya demi Acha. Mau tak mau Anya juga harus tahu keadaan Acha sekarang."Dia jatuh sakit Nya"
"Siapa yang sakit?"
"Dia... Acha Nya"
"Acha?!. Kenapa dia bisa jatuh sakit?. Dia sakit apa? Kenapa lo gak pernah ngasih tahu gue? Hah!!" Kata Anya yang setengah berteriak pada Azka.
Azka yang tak terima di bentak Anya, langsung meluncurkan kata kata pedasnya.
"Kenapa lo masih nanya? Lo gak sadar?! Hah?!. Dia sakit itu karena lo! Lo itu gak pernah perduli sama dia. Kemana aja lo selama ini?! Gak usah sok perduli sama Acha. Lo itu gak lebih dari sampah dihidupnya" Marah Azka pada Anya.
Anya yang mendengar penuturan Azka itu, hanya bisa tertunduk sendu. Dia tak tahu kenapa Acha bisa sakit karena dia. Dan kenapa Azka berlaku kasar padanya.
Azka memencak mencak pada Anya yang masih sangat shock karena Acha masuk rumah sakit.
Tes.....
Tes.......
Tes.....
Perlahan air mata Anya jatuh
Anya tak bisa dibentak
Anya sedih karena sakit yang diderita Acha
Anya takut pada Azka
Dan itu semua membuatnya bingung."Gue minta saat lo masuk nanti. Lo gak ngebuat Aca tambah sakit"
Kata Azka dengan sinis pada Anya.Cklekkk!!
Anya dan Azka masuk ke dalam ruangan Acha dirawat.Acha yang melihat itu, sontak terkejut. Biasanya Azka akan datang sendiri pada hari hari biasanya. Tapi kali ini, dia sudah memenuhi janjinya pada Acha untuk membawaa pulang Anya.
Acha sungguh senang saat ini, Anya sudah ada di depan matanya sekarang.
"Gue udah nepatin janji gue Cha"
"Makasih Az. Nya gue senang lihat lo lagi. Lo kemana aja selama 14 hari ini Nya? Gue khawatir sama lo. Lo ngapai aja Nya? Kenapa lo gak pernah ngabari gue?"
Kata Acha dengan nada sendunya.Anya meraba raba bangku untuk tempat duduknya disamping Acha. Sementara Azka sudah peegi meninggalkan ruangan itu.
"Gue gak tahu apa yang terjadi sama gue Cha. Yang gue ingat, gue siuman dari pingsan yang katanya gue ngalami kecelakaan. Dan tiba tiba aja gue udah gak bisa ngelihat. Semuanya hitam dan buram. Gue gak bisa ngelihat lagi Cha. Tapi, ada laki laki yang setiap hari datang ngebantu dan nenangin gue, entah dasar apa dia ngebantu gue, gue gak tahu. Sedangkan orang tua gue masih ada proyek di Australia. Dan kata laki laki itu, dia dikasih amanah untuk ngejaga gue Cha. Dan selama 14 hari ini, gue dirawat dirumahnya. Dia baik Cha, tapi gue gak bisa ngelihat dia. Kasihan ya gue Cha" kata Anya yang kini sudah meluncurkan air mata yang semakin deras.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Novela Juvenil"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...