Suara dering jam weker Anya, telah berhasil membangunkan Anya dari tidurnya yang terlampau lelap semalam.
Hhuhh!!
Ingatan Anya kembali terputar saat dia mendengar kata kata tanpa beban dari orang tuanya semalam.
Demi apa?!
Anya yang minggu sudah ujian kelulusan atau apalah itu namanya telah dijodoh jodohkan.
konyol sekali mereka. Apa Anya setidak laku itu kah? Sehingga orangtua nya menjodoh jodohkannya?Dan,hal yang paling tidak nyamannya, Anya harus dijodohkan dengan makhluk seperti tembok, datar datar saja.
Akan seperti apa nanti nasibnya, Anya pun miris seketika.
Hidupnya sudah berubah sepenuhnya sekarang. Apapun itu, Anya tak mau mengemis lagi pada Arya, dan mungkin ini hal yang cukup baik menurutnya, disamping hal hal buruk yang menyertainya.
Drrttt
Drrttt
Suara getaran ponsel Anya pun, mengintrupsi kegiatan melamun Anya sedari tadi, tanpa berpikir banyak, Anya segera mengangkat telpon yang tak sempat dilihatnya terlebih dahulu.
"Apa kabar lo? Makin sombong aja lo sekarang. Gue tunggu ditempat biasa jam 3 nanti, sepupu tercinta" dikte suara bariton diseberang sana
"Apa apaan lo? Lo..." Anya masih belum tersadar sepenuhnya.
Memori Anya mencari cari suara yang terdengar tak asing itu, dan....
"AZAM??!!" Teriak Anya dengan hebohnya.
Anya ingat betul dengan suara khas dari Azam, sepupunya itu. Siapa lagi jika bukan Azam?
Azam itu penuh kejutan dan perhatian layaknya sepupu, tidak lebih. Bahkan, Azam kini sudah memiliki serpihan tulang rusuknya, katanya.
Namanya, Asfa. Kedengaran alim banget namanya.
Tanpa ba bi bu lagi, Anya segera melompat ke kamar mandi, dan ponsel nya ia tinggalkan begitu saja di kasur tidurnya.
-----------------------------------
"Azam dimana sih?" Ucap Anya seraya menyapukan pandangannya ke seluruh pelosok
Kafe milik orang tuanya."Anya!" Panggil Azam yang melambaikan tangannya pada Anya sambil celingukan kebingungan.
"Jadi?"
"Jadi apa Nya?"
"Ngapai lo ngajak gue kesini?"
"Gue mau ngasih tau lo sesuatu Nya"
"Penting?"
"Sangat"
"Tentang?"
"Arya"
"Lo tau kan gue udah gak mau ngurusi apapun yang menyangkut dia?"
"Tapi, ini masalah kenapa dia jadi jauh dari lo Nya"
"Apapun itu Zam, gue udah gak perduli"
"Lo bakal nyesal kalau lo gak mau tahu Nya"
"Gue kira, lo peduli sama gue makanya ngajak jalan, ternyata lo cuman mau buat gue emosian aja ya Zam"
"Dengerin aja dulu Nya"
"Gue cabut Zam!" Marah Anya dengan kesalnya dia memukul meja kafe itu dengan sangat keras dan berlalu pergi
"Ini semua ulah sahabat lo Nya, Acha dan Azka!!" Teriak Azam pada Anya yang hendak keluar dari kafe itu

KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Teen Fiction"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...