Hari ini adalah hari kepulangan Anya ke rumah. Tapi, bukan rumah yang selama ini dia tempati, tapi Anya akan menginap untuk sementara waktu dirumah Arya.
Di pagi hari ini, cuaca sangat tidak mendukung kepulangan Anya. Untung saja, Arya membawa mobil ibunya, sehingga mereka berdua tidak kuyup diterpa hujan.
Sesampainya dirumah Arya, Anya disambut baik oleh kedua orang tua Arya. Ini adalah hari minggu, oleh karena itu, mama Arya sedang libur dari pekerjaan nya.
"Assalamu'alaikum mah. Arya udah pulang nih"
"Wa'alaikum salam Ar. Loh? Ini siapa Ar? Kok dia kamu pegangin gitu? Dia kenapa Ar? Kamu kok gak pernah cerita ke mama sih?"
Mata Arin, memicing melihat tingkah laku anaknya itu. Tak heran, karena Arya adalah berandalan sekolah. Pasti, dia mengulah lagi."Udah dulu deh pertanyaan nya ma. Dia Anya, teman sekolah Arya. Anya mau nginap beberapa minggu disini boleh kan ma?"
"Boleh aja sih Ar. Tapi, udah izin ke orang tuanya kan?"
"Pasti udah dong ma. Lagi pula, orang tua Anya udah ngasih tanggung jawab ke Arya".
"Oh, yaudah Ar. Kamar tamu yang ada disamping kamar kamu, dibersihin aja dulu. Untuk lemarinya, ambil aja dari lemari mama yang udah gak kepake lagi"
"Iya ma. Kami ke atas dulu deh ma"
"tapi, jangan lupa makan ke bawah sebentar lagi yah?"
"Sip mah"
Anya yang hanya bisa diam, kini mulai membuka suaranya.
"Ar, kalau kamar kamu diatas. Aku gimana naiknya?"
"Kan ada gue Nya"
"Yah kalau ada kamu, cara naiknya gimana Ar?"
"Kamu banyak nanya deh Nya. Ikuti aku aja nanti"
Mereka berdua pun berjalan bersisihan menuju kamar Arya. Dan saat diujung tangga...
Arya, dengan perlakuan tak terduganya, menggendong Anya layaknya seorang puteri.
Anya yang mendapat perlakuan tak terduga dari Arya hanya bisa terdiam di gendongan Arya itu.
Aroma tubuh Arya yang menenangkan khas dengan bau Mint, serta dada bidangnya, seakan menenggelamkan Anya pada kharisma serta auranya yang memabukkan.
Bahkan, saat Anya belum bisa melihat Arya, jantung Anya terus berpacu cepat ketika perlakuan dan perkataan Arya yang serba mengejutkan Anya dilakukan secara tiba tiba.
Sampailah, mereka berdua ke kamar Arya yang cukup luas itu.
"Ini kamar aku Nya. Kamar kamu, masih dibersihi bibi. Kalau butuh sesuatu, bilang aja sama bibi. Bibi itu, orang kepercayaan keluarga kami Nya"
"Iya Ar"
"Mau nonton drama lagi gak Nya?"
"Mau banget malah Ar" jawab Anya seraya terkekeh pada Anya. Sedari tadi, wajahnya selalu diliputi senyuman. Tak henti henti nya Anya tersenyum dengan perlakuan Arya tadi. Wajah Anya pun, kini sudah merah, semerah tomat.
"Nah, tunggu sebentar ya Nya. Duduk aja disini dulu". Kata arya, seraya menuntun Anya agar duduk di kasur Arya yang empuk itu.
"Dramanya udah mau mulai nih, Nya". Bisik Arya tepat ditelinga Anya. Seperti tadi, Anya hanya bisa terdiam lagi jika mendapat perlakuan dari Arya yang tiba tiba itu.
Semua serba abu abu. Anya selalu tak mengerti setiap lerlakuan dari Arya. Terkadang dia berubah jadi pria dewasa. Terkadang, dia suka gombal kepada Anya. Terkadang dia humoris, dan semua perlakuannya itu serba tiba tiba, yang membuat Anya bingung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Jugendliteratur"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...