Anya telah dapat melihat, dan dihari inilah dia menginjakkan kakinya ke sekolah setelah 14 hari yang dilewatinya.
Cuaca hari ini sangat tidak mendukung, awan yang berwarna ke abu abuan kini sangat terlihat gelap.
Untung saja, hari ini Anya membawa payung untuk antisipasi jikalau hujan turun.
Kringgg!!!
Bunyi bel telah menggelegar ke seluruh penjuru sekolah, sebagai tanda pelajaran akan dimulai.Bu tati dengan high heel nya memasuki kelas Anya.
Ketika melihat Anya, bu tati memasang wajah terkejutnya. Bu tati adalah wali kelas Anya dan Acha.
"Pssttt. Nya?. Bu Tati kelihatan mau makan lo idup idup deh"kata Acha yang duduk disamping Anya.
"Sttt ah. Tenang aja Cha. Gue kan murid kesayangannya" dengan gaya santainya, Anya menatap bu Tati yang sudah sangat terkejut itu.
Bu Tati yang melihat Anya sangat santai, sontak membentak dan memarahi Anya.
"Anya, kemana aja kamu 14 hari ini? Sekarang pergi ke ruang BK, absent kamu sudah terlalu banyak. Kamu tau kan, 13 hari lagi kalian akan ujuian kelulusan atau apalah itu istilahnya. Jadi, jangan sering tidak hadir ke sekolah lagi. Mengerti kamu?"
"Iya bu. Saya janji gak bakal jarang masuk sekolah"
"Yasudah cepat sana pergi ke BK"
"Baik bu"
Masih pelajaran pertama, Anya sudah harus ke ruangan BK. Padahal, ini hari pertamanya merasakan jadi siswi karena selama 14 hari itu dia vakum.
Tok... Tok... Tok....
"Masuk" kata guru BK yang ada di dalam.
Auranya saja sudah menakutkan, bagaimana keadaan di dalam? Pasti sangat mencekam.
Hiiii!! Anya beegidik ngeri karenanya. Bulu kuduknya merinding seketika.
Tapi, Anya harus masuk mau tak mau. Di bukanya pintu ruangan itu perlahan. Dan tampaklah bu Aci dengan satu orang anak laki laki yang terlihat berandalan.
Kegiatan bu Aci mengomeli laki laki itu terhenti karena kedatangannya.
Anak laki laki itu melakukan reaksi yang aneh dengan kedatangan Anya, wajahnya terlihat terkejut dan menatap Anya dengan sinis.
Anya membiarkan tatapan itu padanya, dia membalasnya hanya dengan senyuman ringan. Tak jarang Anya mendapat tatapan itu, karena dia termasuk public figur di sekolah ini.
Bahkan, laki laki itu tak pernah dilihatnya, kenapa dia begitu sinis pada Anya?. Laki laki aneh, pikir Anya.
"Duduk Anya. Dan kamu Arya, sudah berapa kali kamu membully adik kelas kamu?. Sudah banyak laporan tentang pembully an yang kamu lakukan. Dan sudah banyak hukuman yang saya beri pada kamu. Sekali lagi kamu begini, kamu akan dikeluarkan dari sekolah meski kamu harus ikut ujian kelulusan, kami pihak sekolah tidak perduli. Sekarang, cepat bereskan gudang sebelah kelasmu sampai bersih".
Kata bu Aci panjang lebar pada anak laki laki itu.
Tapi, bu Aci bilang Arya?
Arya?
Arya?
Tunggu...
Anya segera menoleh ke arah laki laki itu. Diperhatikannya dengan jelas wajahnya.
Walau tak tahu pasti, Anya seakan yakin kalau dia adalah Arya, pasangannya.
Arya yang tiba tiba menghilang dari Anya saat di taman.

KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Teen Fiction"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...