Anya POV
Bau baunya, tempat ku sekarang adalah rumah sakit. Sepertinya ada hal besar yang terjadi padaku.
Aku mendengar perkataan dokter kepada anak laki laki yang tak ku ketahui itu.
Yang ku dengar, dokter mengatakan kalau aku akan segera siuman.
Kugerakkan jari jariku sebagai penanda perkataan dokter itu. Mataku, ku buka dengan perlahan.
Gelap
Bahkan masih gelap setelah aku membuka mataku?
Ada apa ini?
Satu kata yang bisa mendefenisikan ruangan ini.
Kenapa gelap? Bukannya rumah sakit tak pernah mati lampu?
Tiba tiba, terdengar suara laki laki dan dengan lancangnya dia menggenggam tanganku. Dan siapa lelaki itu? Apa dia laki laki sama yang berbicara dengan dokter itu?
Ah, sudahlah.
Tak penting bagiku.
Kubiarkan saja dia menggenggam tanganku. Hanya menggenggam, tidak boleh lebih dari ini.Setelah lama berdebat dengannya, dia terdiam cukup lama, kemuadian aku pun bertanya dengan nada sendu. "Kenapa semuanya menjadi gelap?"
Dia menyebutkan namanya tadi, katanya namanya adalah Arya.
Arya tak kunjung membuka suaranya ketika pertanyaan yang lolos begitu saja dari bibirku. Aku heran, kenapa semuanya jadi gelap?
"Nya, gue akan kasih tau lo yang sebenarnya. Tapi lo jangan histeris ya?"
"Ngomong aja deh, banyak banget cengkunek lo"
"Waktu itu lo kecelakaan, dan akibatnya... lo jadi buta Nya"
Buta??
Kata dia aku buta??
Buta??
Dia bilang aku buta??
Ya tuhan
Cobaan apalagi ini?
Perkara apalagi ini?Indra yang sangat berharga bagiku pun telah kau ambil. Lalu bagaimana lagi aku.
Aku tidak bisa melihat hal hal indah lagi. Aku tidak bisa melihat kedua orangtuaku yang sangat kusayangi itu. Aku tak bisa melihat apapun lagi. Bahkan, aku tidak bisa melihat keadaanku sekarang. Dan aku tidak bisa melihat pemuda ini.
Aku hanya terdiam mematung dengan pernyataan dari Arya itu. Untuk berteriak pun aku tak bisa. Suaraku seakan tercekik saat ingin bersuara.
Air mataku pun lolos begitu saja. Dan kurasa, semakin lama semakin deras air yang keluar itu.
Bahuku berguncang keras dan suara isakan tangisku seketika memenuhi ruangan ini.
"Ke- kenapa gue ja... jadi gini?
Kenapa gue kecelakaan?
Kenapa gue buta?
Kenapa lo mau nolong gue?
Kenapa orang tua gue gak ada disini?
Kenapa??
Kenapa, Hahh!?!""Lo cuma harus sabar aja Nya, masa kebutaan lo hanya 1 bulan. Setelah itu, lo bisa ngelihat lagi".
Jawab Arya yang segera memeluk Anya yang sangat hancur itu. Direngkuhnya tubuh mungil Anya ke dalam dekapan hangatnya."Lo gak tau apa apa. Lo cuman bisa bilang sabar. Coba kalau lo ada di posisi gue. Lo itu cuman banci tau gak?!"
Maki Anya pada Arya, dan dengan keras, Anya menghempaskan pelukan Arya itu.Arya yang diperlakukan seperti itu hanya bisa diam tak menjawab. Dia takut Anya semakin histeris.
Perlakuan Anya sudah diperkirakan oleh Arya. Untuk itu, dengan lemah lembutnya Arya berusaha menenangkan Anya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anya dan Arya
Teen Fiction"Karena kopi diciptakan bagi pemiliknya yang menahan rindu disetiap malamnya" -Anya "Kita tidak salah dan kita tidak benar menurut kita. Tapi, kita dapat benar menurut mereka walau kita salah dalam persepsi kita" -Arya "Aku sudah jatuh. Dan sudah be...