Senyuman beda arti

1.3K 140 0
                                    

"Mengail di air yang keruh, tak akan membuah apapun.
Tapi kau akan mendapatkan pengajaran yang amat berharga"

********
Arya POV
Wanita keras kepala
" Arya bodoh! Wanita seperti itu saja kau pikirkan, bodoh!" Arya terus menggerutu dengan pikirannya yang melambung entah kemana.

Bagaiman dia akan mengenali wanita itu, bila namanya saja ia tidak tahu.

Yah, tak heran arya tak mengetahui nama wanita itu, jarak kelas mereka dengan
kelas kelas lain sangat jauh. Bisa dikatakan kalau kelas Arya dipelosok dan juga
diasingkan dari kelas kelas lain berhubung karena penghuninya berandal semua.

Bukan....
Jika kau pikir Anya penyebab kekacauan pikiran Arya, maka kau salah besar
teman.

Anya tak begitu penting untuk Arya.

Lain halnya dengan wanita yang
dipikirkannya.
Pertama kali wanita itu masuk ke kelas Arya, dia seperti tertarik dengan sebangku Arya
yang tak lain adalah Azka.

direbahkannya tubuhnya kekasur hangat kamarnya. Tak ada salahnya mencoba
bermain main dengan mainannya kali ini. Jujur saja Arya bukanlah tipe orang yang
mudah tertarik, tapi setelah kejadian beberapa hari sebelum hari razia itu dia sangat
bingung dibuat wanita itu.
Arya juga bukan orang yang hangat dan ramah pada orang, sama halnya yang
dilakukannya pada orangtuanya, tak pernah bertegur sapa walau mereka tinggal
satu atap.

Dengan handphone yang digenggam, ia mencari cari akun sosial media wanita itu.

"Ah! Akunnya bersifat pribadi" hftt! Hampir saja ia meminta pertemanan.
Tingkat kegengsian Arya itu besar dan bahkan hiper. Tapi wanita itu berteman dengan ketua osis itu.

Tak ada salahnya mengorek informasi darinya.
Segera Arya meminta pertemanan pada ketos itu. Dan tak lama menunggu,
pertemanannya diterima dengan mudahnya.

M.Arya.Ngrh : Jam 3 di taman kota hari ini

Anya. F. cntya: Dengan siapa ini?

M.Arya.Ngrh : "Orang yang tepat buat jadi lawan lo" ingat kata kata yang anda
ucapkan nona?

Anya. F. cntya: Mau apa? Jangan aneh aneh deh. Rival itu berlaku disekolah

M.Arya.Ngrh : Rival disekolah? Peraturan dari mana? Seenaknya aja lo ngasih
perintah! Mungkin murid lain busa lo atur tapi tidak dengan Arya

Anya. F. cntya: Terserah, dan mau apa lo?

M.Arya.Ngrh : Gak usah banyak tanya, kita akan buat kespakatan. Sesuai dengan persetujuan kedua pihak. Dan lo pasti tahu cara berlakunya kesepakatan
itu. Lo kan, ketua osis dan seharusnya lo lebih tau. Atau lo mau guru guru tau kalau lo pernah cabut saat jam pelajaran?

Anya. F. cntya: 15 menit, gue OTW

Arya tersenyum menang dengan balasan terakhir cewek itu, sangat mudah baginya
menundukkan kepala cewek sombong itu.

Disambarnya jaket dan kunci motornya dengan cepat. Arya terlihat sangat senang
dan sungguh sungguh sepertinya.

Disisi lain, Anya dengan wajah kesalnya terus saja mengomel karena pesan singkat
pria itu. Tak sampai seminggu, pria itu sudah membuat pikirannya campur aduk.

"ini baru 3 hari gue udah puyeng, gimana kalau 30 hari? Bisa bisa geger otak gue".

Dan tak mau ambil pusing, Anya segera menyambar topi dan tasnya untuk pergi ke taman yang ditentukan pria itu.

Dengan lihai Anya memainkan motornya di jalanan ibu kota. Walau dengan bentuk tubuh yang cukup mungil, dia bisa menguasai jalanan ibu kota itu.

Tak sanpai 15 menit Anya sudah sampai ditaman.

Taman yang indah namun sepi. Disana hanya ada beberapa lansia dan cucunya serta 3 orang pasang kekasih yang sedang bermesraan.

Taman yang luas ini tak sebanding dengan jumlah penghuninya. Keadaan taman terbilang sepi dan sunyi dengan embun ditiap tiap bangkunya. Dan pohon besar dengan kolam tepat berada di tengah tengah taman.

Anya pun mencari bangku taman yang cukup kering dari embun. Dengan perlahan dia melangkah sambil menghirup udara taman yang sejuk itu dengan mata tertutup. Dengan mata yang tertutup ini, dia bisa merasakan aroma khas petrichor yang teduh tanpa bau bau lain yang mengganggunya.

Saat dibukanya mata indahnya itu, alangkah terkejutnya ia... Laki laki itu sudah duduk manis di bangku taman, tepat berada di tengah tengah taman yang artinya dekat dengan pohon besar dan kolam ikan itu.

"baiklah nona. Ini kesepakatan yang akan ku ajukan. Jadi dengarkan aku baik baik". Jelasnya yang membuatku shock seketika. Bahkan kesadaranku belum terkumpul seutuhnya.

Dengan santainya dia tersenyum di bangku itu sementara tak menyisahkan tempat untuk Anya duduk. Bukankah seharusnya dia yang berdiri seperti yang dilakukan Anya sekarang? Dimana rasa tanggungjawabnya sebagai laki laki?

Karena itu, tanpa sadar Anya mendengus dengan keras hingga laki laki itu mengerutkan dahinya yang tampak kebingungan.

"Bolehkah saya duduk terlebih dahulu?"

" oh!, tentusaja nona"

"Cepatlah kau bicara, aku tak punya waktu lama. Karena sebentar lagi aku akan pulang"

" tenanglah dulu. Ini hanya 10 menit. Jadi, tawaranku adalah: selama kita belum lulus dari sekolah kita boleh mengetahui informasi apapun dari lawan dan lawan tidak boleh tidak memberitahunya kecuali masalah pribadi. Cukup jelaskan nona?. Apa kau keberatan?"

"Dan apa konsekuensinya?"

"Bila ada yang tidak memberi tahu bila salah seorang bertanya selain masalah pribadi maka pihak yang tidak diberitahu akan memberi 1 permintaan yang wajib dituruti oleh pihak yang tidak memberitahu"

" kau membuang buang waktu saja. Ini hal sepele, kenapa tidak bilang lewat handphone saja?"

" karena ini kesepakatan yang cukup lama nona. Jadi, Deal?" Tanyanya dengan mengulurkan tangan pada Anya yang berdiri itu.

"Deal!" Jawab Anya dengan tegas.

keduanya saling tersenyum satu sama lain. Bahkan sangat bahagia tampaknya.

Anya dengan senyum meremehkannya

Lain halnya lagi dengan Arya dengan senyum kemenangannya. Akhirnya Arya bisa tahu dan langkah awal mendekati wanita yang membuat hatinya berguncang itu.

Tunggulah beberapa hari lagi Acha, Arya pasti bisa membuatmu tertarik padaku.
Tanam Arya dalam hatinya.

Anya pulang dengan rasa kesal yang teramat. Tapi, tampa disadarinya, laki laki itu mengikutinya dari belakang. Hingga pada akhirnya Anya sampai dirumahnya.

Bahkan untuk mendapatkan informasi saja, laki laki itu membuntuti Anya sampai kerumahnya.






Anya dan AryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang