awal segalanya

1.1K 141 0
                                    

Dipagi hari yang cerah ini,  Anya seakan tertimpa hal berat di pundaknya.

Bahkan karena itu dia sama sekali tak berminat untuk pergi kesekolah.

Dihari ini, dia mendengar semuanya dari orang yang paling dia sayang.  Yang tak lain adalah Orangtuanya sendiri.

Mereka berdua telah sepakat untuk mengirim Anya ke Australia minggu depan, tanpa persetujuan Anya sendiri.

Untuk tujuan apalagi dia dipindahkan orangtuanya itu? Ujian kelulusan akan diadakan bulan depan. Untuk menunggu waktu 1 bulan pun mereka tak mau.

---------------
Kejadian itu...

Anya yang sangat haus, turun ke dapur untuk menghilangkan rasa dahaganya itu. Dan ketika Anya melewati kamar orangtuanya, dia mendengar suara perdebatan antar keduanya.

Bukan yang pertama maupun kedua, tapi aneh rasanya. Biasanya mereka akan berteriak dan memaki bahkan mengancam satu sama lain.

Dan pada kali ini, semua itu tak ada. Hanya ada suara frustasi yang membuat Anya semakin penasaran.

"Hari kelulusannya sudah dekat. Dia pasti bingung dan bertanya tanya"

"Dan tak ada alasan untuk menunggu hari kelulusannya. Ini harus secepatnya. Karena aku tidak akan mau dia tahu"

"Kau memang kepala batu!. Dia itu masih remaja"

"Justru itu dia akan mengerti setelah dewasa"

"Baiklah. Terserahmu saja!. Karena ini keputusammu, akan lebih baik kau sendiri pula yang akan memberitahunya"

Begitulah yang didengarnya dini hari itu. Dengan suara samar samar dikamar itu dan suara suara teriakan yang tertahan. Dan banyak pula perkataan sinis yang dilempar orangtua Anya satu sama lain.
-------------------------

Anya yang gusar sejak tadi ingin memukul apa saja yang ditemuinya. Kamarnya pun sudah tak tampak lagi bentuknya. Semua serba acak acakan dan berantakan.

Baju yang terbang sampai ke atas lemari, ada pula pecahan fotonya bersama orangtuanya yang sengaja dipecahkannya. Bahkan pintu lemarinya sudah tidak bernyawa lagi.

Anya tidak mudah bergaul dengan orang banyak, dia cenderung inrovert pada orang. Sifatnya yang kaku dan logis itu banyak tidak disukai teman temannya.

Itu semua dilakukannya karena rasa frustasinya pada orang tuanya. Bahkan tadi dia diberitahu bahwa keberangkatannya akan dipercepat menjadi besok sore.

Anya pun tak sempat memberitahu Acha sahabatnya itu tentang semua kejadian yang dialaminya.

Terlalu padat dan penuh emosi, kegiatan yang dilakukannya beberapa hari ini. Dimulai dari kedatangan Arya sampai pada kepindahannya besok sore.

"Anya punya banyak hal, bahkan Anya tak kekurangan uang. Tapi kenapa Anya tidak punya kasih sayang dari orang orang sekitar"
Gumam Anya pada dirinya sendiri.

Sungguh miris sekali cerita kehidupannya.

Anya pun merebahkan dirinya setelah lama bermenung tentang keanehan orangtuanya pagi ini.
Tak terasa, matanya mulai menutup dengan perlahan dengan rasa kantuk yang menghampirinya.

Drttt!!!.

Suara notifikasi di handphonenya membuatnya terkejut dan langsung membuka mata yang hampir terlelap itu.

Hfffttt!!! Anya mendengus sangat kesal dengan suara itu. Dibantingya hanphone itu sampai semua bagian dalam handphone itu keluar dan berserakan dimana mana.

"Kalau aja Anya lagi seneng. Pasti diangkat. Tapi siapapun yang menelpon tadi sangat tidak beruntung. Karena panggilannya tidak digubris Anya".

Dan direbahkannya tubuhnya ke kasur yang empuk itu lagi. Dan kali ini dia benar benar terlelap dalam tidurnya.

*********
Esok harinya Anya segera mengemasi pakaiannya. Jam sudah menunjukkan pukul 12 tepat. Jam 3 sore nanti, pesawatnya akan berangkat.

" Anya, pasti ibu dan ayah akan sangat merindukanmu" ibu Anya menitihkan air matanya setetes demi setetes.

Sebelumnya, dia menghampiri kamar Anya untuk ucapan perpisahan katanya.

"Tak ada yang akan mengirimkan anaknya pergi seorang diri untuk tujuan yang dia sendiripun tak tahu. Bahkan si anak tidak tahu dimana dia akan tinggal dan dimana dia akan melanjutkan sekolahnya di negeri asing itu.
Malang yah nasib anak itu?" Jawab Anya dengan sinis.

Tubuh ibu Anya seakan melakukan gerak gerik aneh. Sepertinya dia ingin berkata sesuatu tapi takut untuk memulainya.

"Tapi tak apa bu, aku punya teman disana. Mungkin dia bisa menuntunku menjalani dunia yang kejam ini disana. Aku tahu ibu pasti tak mau ini terjadi. Tapi aku juga tahu bahwa ayah lah yang merencanakan ini."

" maafkan ibu Anya. Kalau kau tahu masalah ini kau pasti... argh! Sudahlah Anya, ini bukan masalah untukmu. Jika kau menganggap keputusan kami ini salah, kelak kau akan menyadarinya. Inilah yang kami lakukan yang terbaik untukmu".

shanty, segera meninggalkan kamar anak satu satunya itu. Bahkan dia sangat tak rela untuk kepergian Anya. Tapi Anya masih belum tau dimana dia akan tinggal di negeri orang itu.

Tanpa sepengetahuan Anya, shanty dan juan sudah menyiapkan segala kebutuhan Anya di australia kelak.

Beberapa menit kemudian, Anya sudah rapi untuk keberangkatannya kali ini. Dengan sweater dan koper yang diseretnya.

Shanty yang memandang iba pada Anya tak kuasa menahan air matanya lagi. Dia menangis terseduh seduh. Bahkan hidungnya sampai berwarna merah.

"Hati hatilah disana Anya, ayah telah menitipkanmu pada bibi juli. Dia akan memberitahu apa yang tidak kau ketahui. Ayah akan mengirimkan duit bulanan untukmu. Jaga dirimu dengan baik dan bantulah bibimu itu."
Begitulah salam perpisahan juan untuk anya.

Dan dengan itu pula Anya resmi akan pindah ke tempat lain yang sanagat berbeda dalam segi apapun itu.

******
Arya pov

Kemana wanita angkuh itu.

Sangat mudah permainannya. 1 pertanyaanku sampai sekarang tak kunjung dibalasnya, sampai sore ini pun masih tak ada balasan.

Pesan singkat dan telpon Arya tak kunjung dibalas dan diangkat Anya. Bahkan handphone nya tak dapat dihubungi lagi.

Arya segera menimbang nimbang 1permintaan yang harus dikabulkan Anya. Pikirannya melambung ke Acha yang manis itu.

Acha dengan lesung pipinya
Acha dengan cengiran khasnya
Acha dengan wajah marahnya
Bahkan, Acha dengan wajah imutnya.

Semuanya diingat Arya. Dia merasa seakan Acha adalah orang yang tepat untuk melabuhkan hatinya. Dan dengan permainannya bersama Anya, dia akan semakin mudah mencari informasi acha

Karena kalau dia bertanya langsung pada Acha, dia akan merasa gengsi. Yah, sifat gengsinya itu sangat tinggi.

1 pikiran terlintas di otak Arya.
1 permintaan itu adalah....

Membuat Acha jatuh cinta pada Arya melalui Anya.







Anya dan AryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang