Arya dan Azka

729 77 8
                                    

Arya POV

BANGSAT!!

Berani sekali dia mengncamku..
Mungkin dia ingin cari mati

Lo gak akan bisa ngalahin gue Az.

pikiran Arya kini sudah entah kemana. Jiwa dan raganya sedang tidak sinkron sekarang.

Setelah membaca pesan singkat lewat laptopnya itu, amarahnya segera memuncak. Tak tahu apa sebabnnya, kali ini dia benar benar kalut.

Azka G. Rzy : setengah 3, 
                        lapangan basket     
                       atau Anya gue
                       bikin ke masa 
                       dimana dia gak bisa
                       ngelihat apa apa lagi

Lo mungkin bisa ngedapatin yang lo inginkan sekarang, tapi lain waktu, gue akan balas semuanya, semuanya Az.
Itu janji gue

Arya segera menyambar jaket dan kunci motornya, sat ini Anya lah prioritasnya meski tak dapat melindunginya secara dekat namun apapun yang membahayakan Anya, itu akan tetap menjadi tanggung jawabnya

Karena Anya dan Azka masih resmi terikat.

Belum ada satu katapun yang memutuskan hubungan mereka, dan mereka masih terikat dengan itu sampai sekarang.

Hanya saja keadaan yang berubah.

Setelah sampai di lapangan yang disebutkan Azka tadi, Arya lekas mencari keberadaan iblis itu.
Dan tak butuh waktu lama, Arya telah mendapatkannya.

Seorang pria dengan jaket kulit yang tengah duduk di bangku dekat lapangan basket itu, adalah Azka.

Azka sangat mudah dikenali Arya, karena sebelumnya mereka adalah teman yang bahkan dapat dikatakan sahabat.

Namun, karena keduanya sama sama menyukai Acha, pertemanan itu pun hancur.

Dan sampai sekarang, mereka masih tetap seperti itu. Tak saling sapa walau Acha sudah resmi menjadi milik Azka.

"Lo udah datang ternyata"
Kata Azka yang masih duduk dibangkunya, tanpa melihat Arya yang berjalan dari arsh belakang bangkunya pun, Azka tahu kalau itu adalah Arya.

"Cihh!!"
Balas Arya dengan decihannya yang seolah olah meremehkan Azka.

"Lo masih sama kaya dulu Ar"

"Dan lo juga masih sama, baik dulu ataupun sekarang, lo masih tetap egois"

"Lo juga masih suka berontak. Lo gak pernah bisa di kasih tau karena sifat keras kepala lo itu" Balas Azka dengan seringaian licik di bibirnya.

"Sekarang, lo tinggal bilang apa yang mau lo lakuin lagi. Apa semuanya gak cukup? Hah?!"

"Gue masih belum puas Ar. Dan lo pasti tahu itu"

"Lo makin menjengkelkan Az. Gue ingatin lo, kalau lo gak akan mudah ngelawan gue" marah Arya pada Azka seraya menunjukkan jari telunjuknya ke wajah Azka.

" OH, I SEE. Dan gue juga bukan lawan yang gampang nyerah Ar"

"Bajingan!!. Mau lo apa sebenarnya?" Maki Arya dengan suara lantangnya. Dan kini, Arya telah menggenggam kuat kerah baju Azka.

Namun, Azka masih tetap tenang dan tak menunjukkan wajah takutnya.

"Gue bajingan? Lantas lo itu apa?. Lo anak orang brengsek yang ngebunuh orang tua Anya. Apa lo lupa? Kalau lo lupa, dengan senang hati gue bakal ngingatin lo setiap saat"

Genggaman tangan Arya di kerah baju Azka pun melemah dan tersadar dengan ucapan Azka, dia melepaskan tangannya dari kerah baju Azka dan merunduk, mengingat ingat hal itu kembali.

Anya dan AryaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang