BAB 1

12K 454 0
                                    

Elianra mengacak rambutnya frustasi. Suara tangisan itu masih terdengar. Tangisan yang keluar dari bibir seorang perempuan yang duduk bersandar di punggung ranjang. Tangannya mencengkeram kuat sebuah selimut putih untuk menutupi kepolosannya.

Elianra mencoba mendekati perempuan itu dengan menyentuhnya. Namun perempuan itu dengan cepat menepis tangannya dan melayangkan tatapan tajam dan dingin.

"JANGAN SENTUH GUE, BRENGSEK!"

Elianra sudah terbiasa ditatap dengan sorot tajam karena gelegak amarah dari perempuan yang sekarang bersamanya ini. Tapi kali ini, tatapan itu bukan sekadar kemarahan asal lalu saja, melainkan sorot tajam penuh kebencian. Dan Elianra tidak suka itu.

"Apa salah gue, El?! APA?! APA?! Apa?! A..apa?!" teriak perempuan itu kian lirih.

Elianra memejamkan matanya sejenak ketika mendengar nada suara yang bergetar itu. Dia merasa bersalah. Benar-benar salah. Di satu sisi dia juga marah, karena ada seseorang di balik kejadian yang menimpa dirinya dan perempuan cantik ini.

"Hazel, gue..."

"GUE BILANG JANGAN SENTUH GUE, SIALAN!!!"

"Ok, ok, gue gak bakal nyentuh lo. Tapi, please, dengerin gue, Zel. Gue minta maaf. Gue... Gue dipengaruhi obat sialan itu, Zel. Ada yang masukin itu ke minuman gue. Tolong percaya."

"Dari dulu lo emang suka ganggu hidup gue! Dan kali ini, cara yang lo gunain ke gue, MURAHAN!!!"

"CUKUPPP!!!" teriak El. Emosinya tiba-tiba memuncak karena Hazel yang tak mau mendengarkan penjelasannya.

Hazel, perempuan itu terisak lagi sambil terus mencengkram pelindung tubuhnya. Ia lalu beranjak turun dari ranjang dengan selimutnya. Memungut kembali pakaiannya yang berserakan dilantai. Lalu berlalu menuju kamar mandi dengan langkah tertatih.

Selang beberapa waktu, ia keluar dengan pakaian lengkap, walaupun baju atasannya robek akibat tarikan paksa tangan Elianra. Masih dengan tertatih, kakinya melangkah menuju pintu keluar kamar. Melihat itu, El segera menyusulnya guna menyampirkan jaketnya untuk Hazel.

"Gue anter pulang ya, Zel."

Hazel tidak menjawab. Dia justru melepas jaket El dari tubuhnya dengan kasar. Lalu kembali melangkah.

Elianra, dia hanya bisa menatap punggung bergetar itu hingga tak terlihat lagi. Dia sadar betul, kali ini, maaf tidak akan pernah cukup untuk memperbaiki keretakan hubungannya dengan Hazel.

***







~ValentinVaval

(4 November 2016)

Rumah Untuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang