BAB 7

8.2K 416 10
                                    

Hari pertama di Florida cukup membuat Hazel gembira. Hazel dan Elianra bangun cukup pagi dan sarapan di Starbucks terdekat.

Sebelum berangkat ke Amerika, Elianra sudah mempersiapkan uang pribadi hasil tabungannya untuk keperluan-keperluan pribadi sepanjang perjalanan, seperti makan salah satunya. Estimasi biaya makan sekitar $80 untuk 5 hari. Ketika berbelanja, otak Elianra otomatis meng-convert harga-harga barang atau makanan ke kurs rupiah. Alhasil semua disimpulkannya overpriced. Makanan berat paling murah yang ia temukan adalah paket hemat dari restoran junk food terkenal sedunia yang harganya sekitar $5. Makanan sehat seperti sayuran atau lauk organik jauh lebih mahal.

Namun, sekalipun membuat perhitungan, tetap saja Elianra tidak bisa benar-benar berhemat. Hazel tentunya harus mendapat makanan sehat. Dan itu artinya Elianra harus mengeluarkan uang lebih dari penghematannya. Apalagi ternyata Hazel rajin membeli cokelat Hershey - cokelat asli buatan Amerika - yang dijual seharga $1-3 untuk bar ukuran kecil, padahal jika dirupiahkan bisa jadi berpuluh-puluh ribu.

***

Elianra kagum dengan sosok orang tua asuhnya di Florida. Keduanya ternyata tidak hanya memberikan beasiswa bagi Elianra, tetapi juga beberapa kaum muda lainnya. Ada yang melanjutkan kuliah ke Sudbury, Massachusetts, sebuah area sub-urban dekat kota Boston. Ada pula yang akan kuliah ke Chicago, Illinois; Atlanta, Georgia; San Fransisco, California; dan New York City, New York.

Setelah menyelesaikan urusan dengan orang tua asuhnya hari ini, Elianra mengajak Hazel mampir ke Tyrone Square, mal terdekat, untuk membeli barang-barang yang diperlukan. Elianra baru menyadari ternyata Hazel kembali mendiaminya. Padahal pagi tadi dia masih merengek minta beli cokelat.

***

Hari ketiga di Florida, selama sekitar dua jam Elianra membahas tentang apa-apa yang perlu diurus setelah sampai di kota tujuan kuliahnya bersama orang tua asuhnya. Seperti social security number - semacam nomor identitas warga, driving license, dan akun bank baru untuk bertransaksi selama berada di AS.

"Masih lama, ya?" bisik Hazel yang duduk tepat di samping suaminya. Dia sudah terlalu bosan hanya menonton pembicaraan mereka. Dia memilih ikut Elianra daripada tinggal di hotel untuk menghindari bosan, namun kenyataannya pilihan ini sama saja membosankan baginya.

"Sebentar lagi," jawab Elianra. "Setelah ini kita akan jalan-jalan."

Hazel hanya bisa menghela napas pasrah mendengar itu.

***

"Yang benar aja!" seru Hazel. "Pergi ke tempat begini adanya bikin gue makin bosan!"

Mereka saat ini berada di depan Museum of Fine Arts sambil menunggu waktu jemputan untuk melanjutkan perjalanan ke Baltimore.

Elianra menghembuskan napas lelah. "Jadi kamu mau ke mana?"

Hazel menghentakkan kakinya kesal. Dia sendiri juga tidak tahu akan ke mana. Tapi setidaknya tidak ada kata museum di otaknya saat ini.

"Balik ke hotel aja. Gue capek."

Elianra menuruti saja kemauan istrinya. Dia juga sudah cukup lelah. Akhirnya mereka menuju hotel. Begitu masuk lobi, koper dan backpack mereka sudah berada di bawah meja resepsionis. Kata si petugas mereka terlambat checkout sehingga petugas hotel mengeluarkan tas-tas mereka dari  dalam kamar alias didepak dari hotel!

Alhasil mereka menunggu di lobi sampai jemputan mereka datang untuk terbang ke Baltimore.

"Barengan sama lo buat gue susah mulu tau gak!" kesal Hazel sembari melipat tangannya di depan dada. Sementara Elianra hanya menghela napas lelah.

***

Sesampai di Baltimore, di Washington International Marshall Thurgood Airport, Elianra langsung mengontak orang yang akan menjemput mereka.

Lagi-lagi Hazel mengalami jet lag yang tidak biasa dikarenakan kehamilannya. Elianra hanya bisa berdoa semoga mereka segera sampai untuk mengistirahatkan diri.

Sesampai di apartemen yang menjadi tujuan mereka, Elianra segera menuntun Hazel menuju kamar mereka.
"Kita akan sekamar?"

Elianra sedikit terkejut mendengar pertanyaan tersebut.

"Lo tahu kan gue benci sama lo? Bagaimana mungkin kita akan tidur sekamar!"

"Hanya ada satu kamar. Uangku tidak cukup menyewa apartemen yang lebih dari ini. Kalau kau tidak mau tidur bersamaku, aku akan tidur di bawah. Masih ada bed cover untuk alas tidurku."

Hazel terhenyak mendengar jawaban Elianra. Tapi segera saja rasa bencinya menutupi semua itu.

"Semoga gue baik-baik aja harus tinggal selama empat tahun di sini bersama lo, cowok brengsek!" umpat Hazel seraya beranjak menuju kamar mandi guna membersihkan diri.

"Aku memang brengsek. Tapi izinkan aku menjagamu. Bekerja samalah denganku. Aku tak akan sanggup kalau hanya sendiri."

"Ingat, El! Selamanya lo gak ada artinya buat gue! Lo hanya orang yang datang dengan cara yang salah dalam hidup gue. Dan sekalinya salah, akan tetap salah," ucap Hazel sebelum menghilang di balik pintu kamar mandi.







~ValentinVaval

(3 April 2017)


Tinggalkan vote dan komentar yakkk :) Thank youuu...

Rumah Untuk CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang