"Asli yah, kalian berdua itu ..." Mytha bergantian menatap Hazel dan Elianra yang kini tengah duduk di depannya.
Mendengar kalimat menggantung yang terlontar dari mulut Mytha membuat detak jantung Hazel meningkat. Pasalnya dia takut jika saja Mytha sudah mengetahui fakta hubungannya dengan Elianra.
"... Kalian berdua tiap duduk bareng emang begini?" lanjut Mytha.
Hazel menghembuskan napas lega. Ternyata pemikirannya tidak terealisasikan. Syukurlah.
"Begini gimana?" tanya Elianra.
Mytha berdecak, "Ya bisu beginilah!" serunya. "Aku udah duduk di sini sepuluh menitan, dan yang kedengeran cuma suara tv tau gak."
Hazel dan Elianra sontak bertatapan. Sedetik kemudian mereka saling memalingkan muka.
Hazel kesal tentu saja. Sepuluh menit yang lalu - kira-kira - dia hampir membuncah kesenangan karena akan mendapat pelukan hangat dari Elianra. Tapi, seakan waktu tak mendukung keinginannya, detik berikutnya bel apartemen mereka berbunyi, menandakan adanya tamu. Dan sialnya, tersangka yang di sebut tamu itu adalah Mytha, perempuan yang sangat ingin Hazel hindari.
Hazel tahu kalau perempuan ini terlalu dekat dengan Elianra di pesta malam itu. Tapi Hazel tak menyangka bahwa Elianra akan memberikan alamat apartemen mereka kepada Mytha. Hazel sendiri tidak memberitahu James di mana dia tinggal, dengan alasan untuk menutupi statusnya sekarang ini.
Jadilah Hazel kesal pada Elianra. Sedari tadi mereka hanya duduk diam bertiga di depan sebuah televisi. Inginnya Hazel meninggalkan mereka berdua saja di ruang tamu ini, tapi demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan - seperti mereka yang mungkin saja akan berpelukan (lagi) - Hazel menahan dirinya bersama mereka.
"Kamu mau minum apa?" Akhirnya Elianra mulai mengatasi kebisuan.
"Apa aja yang bisa dibikin sama Hazel, deh," katanya sembari melirik Hazel.
"Biar aku aja yang buat. Hazel lagi -"
Tiba-tiba Hazel memegang tangan Elianra seakan memintanya untuk berhenti berbicara. Elianra yang mengerti kecemasan Hazel, melanjutkan ucapannya, "Hazel lagi kurang enak badan. Aku buatin kamu minuman kesukaanmu. Seperti biasa. Ok."
Bukannya lega mendengar kalimat itu, Hazel malah mendengus tidak suka.
Apa tadi kata El? Aku buatin minuman kesukaanmu?
Ckck... Memangnya dia tahu?
Hazel mendumel dalam benaknya.
Seperti biasa.
Seperti biasa.
Tunggu-tunggu... Apa dia bilang tadi? Seperti biasa?
Apa mereka -
Pemikiran Hazel terbuyar saat Mytha mengibas-ngibaskan tangannya di depan wajah Hazel.
"Eh, sorry, apa?"
"Aku lihat kamu gak pernah senyum kalau lagi sama sepupu kamu. Kalian ada masalah?" tanya Mytha, sengaja memancing Hazel.
"Kami emang jarang bicara, karena gak gitu deket."
Mytha tertawa. "Gak gitu deket? But, both of you live together here. How could you say that?"
Hazel gelagapan untuk menjawab lagi, "Ya... Ya emang begitu," elaknya. "Aku ke kamar dulu." Lalu dia beranjak dari duduknya, meninggalkan Mytha yang tersenyum sendirian.
"Harusnya kamu dengerin suara hati kamu, Zel. Dia baik, gak seperti yang kamu pikirkan selama ini," gumam Mytha pelan. "Aku tau, bisa jadi ini adalah... salahku."

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Untuk Cinta
Romance17+ Hazel membenci Elianra dan satu sekolah tahu akan hal itu. Kebencian itu semakin dalam ketika Elianra merenggut harta berharga perempuan itu dengan paksa. Membuat mereka harus terikat dalam kehidupan pernikahan. ... Semuanya akan meninggalkan be...