Author POV
"Jangan temui mereka." Ucap Soonyoung tiba-tiba.
"Kenapa kau juga...?" Tanya Wonwoo heran.
"Pergilah bersama kami saja. Kenapa kau tidak cerita pada kita?" Tanya Soonyoung sambil berjalan mendekati keduanya. "Apalagi ketika kau tersakiti."
Wonwoo menatapnya bingung. "Maksudmu apa?"
"Aku membicarakan tentang ibumu," balas Soonyoung.
"Bagaimana kau tahu itu? Dari Eunha?" Tanya Wonwoo, sedikit tersinggung.
"Yah, bisa dibilang begitu," sahut Soonyoung.
Eunha gelagapan. "E-eh, Won-"
"Mana mungkin aku akan membicarakan topik itu bersama kalian?" Wonwoo memalingkan wajahnya. "Karena kalian teman dekat, jadi aku ingin tertawa bersama juga dengan kalian."
"Karena itulah. Karena kita dekat, seharusnya kau mau bicara pada kita!" Seru Soonyoung, menegaskan.
"Kalau ada sesuatu yang menyusahkan, katakan! Aku yakin kami bisa membantumu menyelesaikan masalah!"
Soonyoung melangkah satu kali ke depan. "Kami tidak ingin tertawa senang tanpa tahu apa yang sedang kau jalani!"
Hal itu membuat Wonwoo bungkam. Eunha yang mendengarnya, sedikit menundukkan kepalanya.
"Pernahkah kau... berpikir untuk menginginkan mati?" Tanya Soonyoung tiba-tiba, membuat Wonwoo tersentak. Dan lama kelamaan, Wonwoo menundukkan kepalanya.
"Selalu. Di setiap harinya." Wonwoo berhenti sejenak. "Semuanya salahku."
Tangan Wonwoo terangkat, menutupi matanya. "Karena aku mengingkari janjiku pada ibu. Karena aku pikir... itu adalah 'sakit'."
"Semuanya salahku." Ulang Wonwoo. Eunha menahan isaknya.
"Semua orang yang berpikir hal seperti itu adalah kesakitan." Kata Soonyoung. "Ibuku, memarahiku setiap hari. Menyuruhku untuk belajar, membersihkan ruanganku."
Hal itu membuat Wonwoo mengangkat kepalanya. Begitu pula Eunha.
"'Betapa sakit' yang kulewati setiap harinya. Tapi, semua itu adalah hal yang sudah biasa. Semuanya akan baik-baik saja. Mengerti, Wonwoo?"
"Tapi, yang ini berbeda!" Seru Wonwoo.
Soonyoung melangkah maju, dan memeluk Wonwoo. "Berhentilah merasa menyesal. Kau tidak salah apa-apa."
Eunha akhirnya meneteskan air matanya. Dia mendekati kedua lelaki itu.
Ini bukan masalah cara Wonwoo melihatku. Aku hanya ingin dia tahu.
"Wonwoo."
Panggilan Eunha membuat Soonyoung melepas pelukannya.
"Jangan mati." Ucap Eunha, dengan mata yang masih basah.
"Aku tidak ingin kehilanganmu. Ka-karena, aku juga merasakan hal yang sama padamu," tutur Eunha.
"A-aku mencintaimu."
Lantas, Wonwoo terkejut.
"Aku mencintaimu, jadi apapun yang terjadi, jangan kemana-mana!" Seru Eunha, final.
Perlahan, gadis itu mengangkat kepalanya, dan menatap lelaki di hadapannya. Dan Wonwoo menatapnya lekat-lekat, lalu tersenyum manis.
Senyum termanis yang pernah Eunha lihat dari seorang Jeon Wonwoo.
"Kubilang kau tidak perlu menjawabnya," ucap Wonwoo, tersipu. "Terima kasih."
Keduanya pun mendengar isakan lain dari sebelah mereka.
YOU ARE READING
reset | wonwoo, eunha✔
FanfictionBased on anime 'Orange'. * * * Mendapat surat? Jelas sudah biasa. Tapi, bagaimana kalau mendapat surat dari dirimu sendiri? Dari 10 tahun di masa depan? Apakah kamu pernah? Gadis bernama Jung Eunha ini pernah mendapatkannya. Highest rank : #142 in F...