17

726 140 40
                                    

Author POV

"Jung Eunha, Jeon Wonwoo. Kemarilah."

Eunha dan Wonwoo menghampiri Tuan Ahn yang memanggil mereka.

"Baik ssaem."

Setelah keduanya pergi, sisa keempat temannya berkumpul di satu tempat.

"Mana Eunha dan Wonwoo?" Tanya Yebin.

"Entahlah, mereka dipanggil Tuan Ahn," jawab Jiho.

"Disaat seperti ini?" Tanya Yebin lagi, tidak percaya.

"Aku harap kita bisa keluar dari lomba estafet," kata Soonyoung.

Yebin menjentikkan jarinya. "Ah benar. Menurut surat Eunha, Wonwoo jatuh saat berlari dan menyalahkan dirinya sendiri bukan?"

Jiho tampak berpikir. "Akan aneh kalau kita katakan 'Tidak apa-apa jika kau jatuh,' sebelum lomba dimulai kan?"

"Bahkan jika kita katakan 'Hati-hati jangan sampai jatuh,' rasanya itu juga tidak akan mengubah apa-apa," ucap Soonyoung, agak murung. "Apa yang harus kita lakukan?"

"Sepertinya kaki Wonwoo keseleo," kata Jihoon yang sedari tadi diam berpikir.

"Serius?!" Pekik Yebin.

"Apa jangan-jangan karena dia terlalu berusaha di lomba tarik tambang?" Tanya Jiho.

"Wonwoo mengatakannya padamu?" Tanya Soonyoung.

"Tidak, itu tertulis di suratku," Jihoon merogoh saku bagian dalam jaketnyaㅡmengeluarkan kertas-kertas surat. "Diriku di masa depan yang menyadarinya."

"Tapi katanya, Wonwoo mengatakan dia baik-baik saja jadi aku tidak menghentikannya," kata Jihoon, selagi para gadis membaca suratnya.

"Sepertinya dia ingin menyembunyikannya dari kita, jadi dia menyuruhku untuk tidak mengatakan apa-apa." Tambah Jihoon.

"Kenapa kau tidak mengatakannya pada kami?" Tanya Yebin.

Jihoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Itu karena..."

~

"Ugh, beratnya!"

Eunha terkekeh melihat Wonwoo yang sudah mengeluh untuk ke-5 kalinya. Keduanya membawa matras besar dan berat, disuruh untuk disimpan kembali di gudang.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Wonwoo.

"Iya, aku baik. Ini berat sekali ya," kata Eunha, mengatur napasnya.

"Sama. Ini juga berat untukku," celetuk Wonwoo, berhenti sesaat.

Dan Wonwoo kembali melangkah tanpa aba-aba, membuat Eunha terhuyung.

"Ah, maaf. Kita taruh ini dulu sebentar," ucap Wonwoo. Kemudian, keduanya menaruh matras tersebut dan beristirahat.

Wonwoo duduk di sisi matras. Sementara Eunha masih berdiri, memijat tangannya yang pegal karena membawa matras berat.

"Sepertinya benar-benar sulit untuk dua orang ya?" Tanya Wonwoo.

"Eh? I-iya,"

Keduanya diam. Wonwoo menoleh ke Eunha tanpa gadis itu sadari. Membuka mulutnya sedikit--akan berbicara, namun mengatupkannya kembali. Mengurungkan niatnya.

Eunha perlahan menghampiri matras, dan duduk di sebelah Wonwoo.

"Ibumu... tampak baik."

"Benarkah?" Tanya Eunha pelan ketika Wonwoo kembali bersuara.

reset | wonwoo, eunha✔Where stories live. Discover now