-15-

11.6K 959 13
                                    

Di studio Teddy hanya tersisa Teddy, Jiyong, dan Mino. Yang lain sudah melanjutkan aktivitas masing-masing sekaligus memberikan waktu pada keempatnya. Lagipula, menangisnya Lalisa sama sekali tidak pernah dipikirkan oleh yang lainnya. Hanya sebuah kebutulan saja mereka semua ada di YG karena ada pertemuan dan bersamaan dengan goodbye stage BlackPink.

Bom meninggalkan keempatnya dengan ancaman yang sangat sadis untuk Teddy, Jiyong, dan Mino kalau sampai membuat Lalisa menangis lagi. Sementara Lalisa tertawa melihat wajah ketiga oppa-nya yang ketakutan.

Lalisa menarik napas dalam-dalam untuk mencium aroma studio Teddy yang sudah ia rindukan tapi aroma studio Teddy membuat Lalisa terbatuk-batuk.

"Oppaaa, hukkk! Hukk! siapa yang merokok disini?!" hardiknya sambil menepuk-nepuk dadanya.

Teddy cepat-cepat membuka pintu studio dan menyemprotkan pewangi ruangan. Sementara Mino dan Jiyong menepuk-nepuk punggung Lalisa.

"Mian mian, Jiyong selalu merokok disini"

Lalisa melirik Jiyong dengan tajam. "Oppa!"

"Mian"

"Oppa kau harus mencontoh Mino oppa, dia hidup sehat"

"Siapa bilang? Dia merokok, Lisa-ya"

"Bohong! Aku tidak pernah melihat Mino oppa merokok"

Mino mengangguk-angguk. "Fitnah lebih kejam daripada plagiat lagu, hyung"

Teddy tertawa pelan mendengar perumpamaan Mino, "Yaaa, Mino-yaaa, kau memang merokok. Kau pikir aku tidak tahu?" sahut Teddy.

Mino memandang Teddy, memicingkan matanya. "Hyung tidak bisakah kau ada dipihak ku?"

Teddy mengedikkan bahunya, "Aku ada dipihak Lisa", ia mengedipkan sebelah matanya pada Lalisa yang membuat Lalisa tersenyum lebar.

Lalisa yang sedang diapit oleh Jiyong dan Mino, meletakkan masing-masing telapak tangannya di dada kedua pria yang mengapitnya tersebut kemudian mendorongnya menjauh darinya. "Kalian beraroma rokok"

"Oh ayolah, Lisa-ya. Kau tadi sampai bikin heboh hanya karena merindukan kami dan sekarang kau tidak mau dekat-dekat" ucap Jiyong, tersinggung.

"Siapa bilang aku menangis hanya karena rindu kalian? Jangan besar kepala, seharusnya oppa berterima kasih padaku karena aku menyelamatkan kalian" Lalisa menyilangkan kedua tangan di depan dada. "Dan Mino oppa" Lalisa duduk menyamping untuk menghadap Mino. "Aku tidak akan pernah lupa saat oppa tidak memperdulikanku ketika kita bertemu di lift"

"Jadi apa alasan lain kau menangis?"

"Siapa yang membuatmu menangis selain kami?"

"Aku melakukannya karena permintaan Jiyong hyung" bela Mino.

Jiyong menyandarkan punggungnya pada sofa untuk bisa menatap Mino. "Aku tidak pernah memintanya, kau sendiri yang menuruti. Kau memang jahat pada Lisa"

Lalisa mengangguk-angguk, ber-high five bersama Jiyong lalu memandangi Mino dengan tajam sambil mengangkat dagu mereka tinggi-tinggi.

Mino cuma bisa cemberut melihat keduanya. "Wah, hyung penghianat" ia tidak percaya dengan apa yang ia lihat. Mino ganti menatap Teddy yang mengambil tempat di kursi beroda, memberikan sinyal permintaan bala bantuan.

Teddy mengangkat kedua tangannya, "Kau dengar aku tadi, aku berada dipihak Lisa"

"Wah" Mino geleng-geleng kepala, "Tiba-tiba aku merasa pusing", ia memegangi kepalanya.

YG PRINCESS (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang