Decision (-31-)

7.6K 698 81
                                    

Mood Jiyong sudah buruk sejak ia tak lagi peduli dengan Lalisa kemudian muncul masalah dalam kelompok +82 yang ia bentuk. Permasalahan pribadi, Jiyong tidak ingin ikut campur masalah teman-temannya maka ia tidak ingin berpihak kepada siapapun. Ketidakberpihakan Jiyong-lah yang membuatnya dijauhi oleh salah satu teman terbaiknya dalam kelompok tersebut. Jiyong menghela napas, tidak tahu lagi pilihan apa yang baik untuk diambil.

Jiyong menggeleng pelan, menghilangkan pemikiran pada masalah-masalah yang ada belakangan ini. Jiyong harus fokus atau Hyunsuk akan bertanya-tanya terus ketika ia sampai di ruangan bos-nya tersebut.

Jiyong berjalan bersama Teddy dengan Teddy yang tidak berhenti bicara soal pendapatnya mengenai album solo Jiyong. Sesekali Jiyong hanya mengangguk dan memberikan respon singkat. Jiyong belum mendapatkan inspirasi apa-apa kecuali soal nama albumnya.

Jiyong dan Teddy masuk ke ruangan Hyunsuk - yang sebelumnya Teddy berpesan pada sekretaris yang selalu berjaga di depan ruangan Hyunsuk untuk tidak mengatakan keberadaan keduanya pada Lalisa jika gadis itu datang. Jiyong tersenyum tipis, Teddy begitu ekstra untuk tidak bertemu Lalisa.

Pembahasan mengenai album solo Jiyong berlangsung seru untuk Hyunsuk dan Teddy.

"...ini akan bagus kalau kita lebih fokus pada sisi Jiyong yang lain-"

"...seperti sosok baru? Ah, bukan ide yang buruk-"

"...kita harus buat inovasi-"

"...ini album terakhirnya sebelum wajib militer-"

"...world tour, ketimbang promosi. Lebih bagus tur dunia-"

"Bagaimana menurutmu, Ji?"

Jiyong hanya sempat mendengar beberapa kata,  sekarang Teddy dan Hyunsuk memandanginya. Jiyong memperbaiki posisi duduknya menjadi tegak,  berdeham. "Ide bagus."

Hyunsuk tertawa pelan, "Ide bagus apa itu Ji?"

"Ngg... sisi diriku yang lain? Inovasi? World tour?"

Hyunsuk melirik Teddy, melepas topinya dan menyandarkan punggung pada sandaran sofa. Hyunsuk merilekskan tubuhnya, "Jadi apa yang sedang kau pikirkan, Ji?"

"Lalisa."

Bukan Jiyong yang menjawab tapi Teddy. Jiyong mendelik kearah Teddy.

"Lalisa lagi," Hyunsuk memutar bola matanya jengah. "Aku sudah bilang, jangan terlalu menyayanginya. Jangan lindungi dia, dia harus tahu dunia apa yang sedang ia jalani."

"Dia harus tetap seperti itu, Bos." Jiyong menerawang, selalu seperti itu jika membicarakan Lalisa. Jiyong tersenyum tipis, "Bukankah dia lucu? Hyung harus sering melibatkan BlackPink pada acara variety show." Jiyong mengerutkan keningnya, "Ralat, semua, mungkin? Hyung punya artis-artis yang memiliki bakat dalam menghibur. Aku tidak mau terdengar terlalu memikirkan Lalisa."

"Sayangnya, kau terdengar seperti itu."

Sekali lagi Jiyong mendelik kearah Teddy yang cengar-cengir.

"Ya, sudahlah, aku tidak mau membahas ini. Kita sudah membahasnya hampir ratusan kali dan jawabanmu tetap saja. Aku mau kau fokus sekarang."

YG PRINCESS (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang