Thank you (-33-)

17.5K 936 202
                                    

Bohong kalau Lalisa tidak patah hati setelah mengambil keputusan untuk mengakhiri hubungannya dengan Bambam. Meskipun itu bukan kata putus pertama yang harus ia ucapkan tapi tetap saja putus selalu menyakitkan.

Bambam tidak bertanya banyak, pria itu menyetujuinya saja. Sampai sekarang Lalisa dan Bambam masih bertukar kabar karena putus bukan menjadi penghalang untuk mereka berteman. Keduanya sudah saling kenal sejak kecil, ikatan mereka terlalu kuat untuk putus dalam soal berteman.

Lalisa memijit keningnya, kepalanya sakit akhir-akhir ini. Patah hati dan perasaan gelisah bercampur satu. Sampai sekarang ia mengkhawatirkan foto-fotonya, tidak peduli Teddy yang dengan tegas mengatakan foto-foto itu tidak akan pernah tersebar bahkan sampai pria itu mati sekalipun.

"Hey."

Lalisa mengangkat kepalanya, ia lupa masih berdiri di depan Jiyong.

"Gwenchana?"

Lalisa menggeleng. "Lapar oppa," keluhnya. Lalisa lupa kapan terakhir makan dan baru merasakan sakitnya sekarang.

Jiyong tersenyum, kalau bukan karena menahan sakit, Lalisa pasti sudah mengatakan betapa ia merindukan senyuman itu. Jiyong meraih lengan Lalisa - setengah memeluknya - untuk menarik Lalisa dengan lembut masuk kembali ke dalam ruangan yang tadi di tempati bersama Mino.

"Tunggu disini," Jiyong berdiri dan keluar dari ruangan. Lalisa menumpu kedua lengannya diatas meja kemudian menjatuhkan kepalanya disana untuk dijadikan bantal sambil memejamkan matanya.

Tidak butuh waktu lama ketika mendengar suara pintu yang di geser. Lalisa mengangkat wajahnya, Jiyong masuk membawa mangkuk besar berisi gamjatang. Makanan favorit Lalisa.

"Tidak ada menu gamjatang hari ini," kening Lalisa mengkerut. Ia yakin, menu hari ini di kafetaria tidak ada gamjatang.

"Aku memesannya."

"Oppa membeli diluar?"

"Hanya memesan, Lisa-ya. Aku hanya menunggu diluar untuk mengambilnya."

Lalisa mengerucutkan bibirnya, "Sama saja oppa! Oppa yang membelikannya untuk ku."

"Lupakan soal itu, sekarang kau makan."

Sekali lagi Lalisa mengerucutkan bibirnya tapi tetap mendekatkan mangkuk di depannya sambil mengambil sumpit dari tangan Jiyong. Lalisa memejamkan matanya sebentar untuk membaca doa sebelum memakan gamjatang favoritnya. Pertama ia mencoba kentang, kentang yang di rebus itu meleleh dalam mulut Lalisa. Membuat Lalisa mengelurkan suara keluhan karena rasa dari bumbu gamjatang yang memenuhi mulutnya. Setelah suapan pertama, Lalisa sudah melupakan sekitar. Barulah ketika setengah mangkuk habis, Lalisa menyadari keberadaan Jiyong di depannya.

"Oppa mau?"

Jiyong menggeleng, "Buat kau saja."

Lalisa mendorong mangkuknya, "Oppa pasti juga belum makan."

"Sudah, kau makan saja."

Ketika Lalisa sudah siap membantahnya lagi, Jiyong mengeram marah membuat Lalisa sadar situasi. Kenapa bisa lupa kalau masih ada masalah yang belum selesai hanya karena melihat wajah khawatir Jiyong padanya?

Lalisa melanjutkan makannya walau tidak menikmatinya seperti sebelumnya.

Begitu mangkuknya habis, Lalisa mendorong mangkuk tersebut ke samping. Jemarinya diatas meja saling bermain-main. Tidak berani menatap pada Jiyong.

Jiyong menyandarkan punggung pada sandaran kursi, memandangi Lalisa yang setengah menunduk. Soal foto-foto itu, masalahnya sudah selesai. Sooji hanya membutuhkan uang, untuk foto Lalisa, Jiyong harus membayar banyak. Bukan masalah baginya apalagi Teddy menawarkan membagi dua. Sooji punya hubungan yang baik dengan artis YG, pria itu akan menghubungi orang-orang yang bersangkutan terhadap foto yang di dapat atau orang terdekat dalam foto. Jiyong sudah biasa diperas oleh Sooji jadi foto-foto kemarin seharusnya bukan masalah kalau foto-foto itu bukan Lalisa.

YG PRINCESS (DONE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang