ahkir-akhir ini kita sering bersama

186 58 4
                                    

"Hyo Min~ahh. Ayo kita pergi. Apa kau hanya akan di rumah terus sementara semua orang sedang berlibur. Hyo Min." laki-laki itu terus menerus memencet bel apartemen Hyo Min.  Membuat sang tuan rumah merasa terganggu. Hyo Min pun bangun dari tidurnya dengan malas. Awalnya ia ingin menelfon satpam untuk mengusir Tae Hyun. Tapi tidak ia lakukan, karena ia sadar itu hanya akan menyulitkan dirinya sendiri.

"Apa kau sudah gila mengganggu orang sepagi ini! Ini kan hari libur, kenapa kau-" omelan Hyo Min terhenti ketika membuka pintu. Hyo Min terkejut melihat Tae Hyun berpakaian seperti orang yang hendak pergi piknik. Ia memakai kaos oblong dan jaket berwarna krem yang retseletingnya sengaja dibuka, ia juga memakai celana jeans belel dan sepatu kets berwarna biru dongker. Tae Hyun membalas tatapan aneh Hyo Min dengan senyuman termanisnya.

"Ayo kita pergi." ucap Tae Hyun sambil mengincring-ngincringkan kunci mobil di depan Hyo Min.

"Aku sedang malas." sela Hyo Min.

"Ayolah Hyo Min. Apa kau akan menyia-nyian masa mudamu dengan bertapa seperti ini? Kau sungguh suram." decak Tae   Hyun sambil menggelengkan kepalanya.

"Lalu apa masalahmu?" ucap Hyo Min masih tidak peduli.

"Tentu saja karna aku peduli padamu. Liatlah wajahmu sekarang, banyak kerutan akibat terlalu sering terkena AC. Alangkah baiknya jika kulitmu itu sesekali terkena udara yang bagus?" saran Tae Hyun. Mungkin laki-laki itu berniat untuk membujuk Hyo Min, tapi perkataannya itu lebih mirip seperti hinaan. Cik cik cik, bahkan laki-laki ini tidak bisa memilih kata-kata dengan baik, batin Hyo Min.

"Sudahlah Tae Hyun. Unnie tak akan mengijikanku untuk pergi. Sekarang lebih baik kau pulang."

"Benarkah? Dimana unnie mu? Aku ingin menemuinya." laki-laki itu nyeloyor masuk ke dalam apartemen tanpa permisi.   Hei! Jangan seenaknya masuk seperti itu! Kau pikir apartemen ini milik nenek moyang mu hah? Maki Hyo Min dalam hati. Mungkin jika Hyo Min menjadi manajer Winner, batinnya akan rusak karena menghadapi Tae Hyun yang selalu bertindak sesuka hatinya.

"Nonna? Nonna kau dimana? Ini aku Tae Hyun." panggil Tae Hyun sambil menyelusuri seluruh sudut apartemen. Ahkirnya laki-laki itu mendapati Min Ah yang tengah duduk di kursi kamarnya. Min Ah terlihat sedang asik menonton drama di tv.

"Nonna sedang apa?" tanya Tae Hyun basa-basi. Ia langsung duduk disamping wanita itu. Wanita itu menyadari Tae Hyun yang sudah duduk di sampingnya dan ia tersenyum. Jari telunjuknya menunjuk ke arah tv seolah ia menjawab pertanyaan gak mutu Tae Hyun tadi.

"Oh iya noona. Aku ingin mengajak Hyo Min pergi jalan-jalan. Tapi dia tidak mau. Bisakah noona membujuknya untuk pergi denganku?" ucap Tae Hyun dengan nada memohon. Min Ah yang mendengar perkataan Tae Hyun tadi hanya tertawa kecil.

"Hyo Min! Temanilah Tae Hyun pergi. Kasihan dia." teriak Min Ah memerintah adiknya.

"Unnie! Aku tidak mau. Apa unnie tega menyerahkanku pada laki-laki mesum itu?" rengek Hyo Min pada Min Ah sambil menunjuk Tae Hyun. Tapi rengekan gadis itu sama sekali tidak ditanggapi oleh Min Ah. Wanita itu kembali fokus pada drama yang sedang ia tonton. Sesekali ia tertawa dan memaki adegan drama yang tidak sesuai dengan harapannya.

Akhirnya Hyo Min menuruti kemauan unnienya. Kini ia duduk di samping bangku kemudi. Sesekali ia melirik kearah kiri dan mendapati Tae Hyun yang tersenyum puas.

"Jangan terlalu senang. Aku melakukan ini hanya untuk menuruti kemauan unnie. Jika sudah sampai, kau bisa tinggalkan aku dan kita akan liburan masing-masing." ucap Hyo Min tanpa peduli dengan raut wajah Tae Hyun yang berubah menjadi cemberut karena kecewa.

"Jangan seperti itu. Ayolah Hyo Min~ahh. Aku sudah menemukan tempat yang cocok untuk kita datangi. Liburan sendiri hanya akan membuatmu semakin kesepian." rujuk Tae Hyun.

How if i choose you? (Nam Tae Hyun fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang