Delapan

143 54 6
                                    

Kini Tae Hyun dan Hyo Min tengah duduk di sebuah kursi taman. Kejadian yang dialami mereka berdua tadi membuat keduanya terdiam dan berfikir.

"Hyo Min~ahh apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Tae Hyun membuka pembicaraan.

"Kita harus pulang." jawab Hyo Min dengan mantap.

"Mwo? Inikan masih tengah hari. Dan aku masih belum sempat merasakan liburan." ucap Tae Hyun tidak terima.

"Bukankah kau sudah liburan tadi?"

"Otak ku sama sekali tidak tenang karena mengkhawatirkanmu. Jadi aku tidak menikmatinya." Hyo Min tertegun mendengarkan perkataan laki-laki itu. Pipinya seketika memerah karena mengetahui laki-laki itu mengkhawatir-kannya.

"Lalu apa mau mu?"

"Kita liburan bersama seperti rencana awal ku." senyum Tae Hyun mengambang. Tae Hyun bangkit berdiri dan mengulur-kan tangannya kepada Hyo Min. Berharap gadis itu akan meraihnya dan menggegam-nya selama ia menikmati liburannya disana bersama.

"Kau tidak jadi pindah tempat?" pertanyaan Hyo Min yang masih diam dalam duduknya membuat Tae Hyun berpikir. Benar juga, bukankah tadi aku ngomong akan pindah tempat? Arrghh dia membuatku gila, batin Tae Hyun.

"Baiklah, kalau begitu kita akan pergi ke tempat lain."

"Tidak perlu. Kita tetap disini saja. Aku sudah menyukai tempat ini." Hyo Min meninggalkan kursinya lalu beranjak melangkah meninggalkan Tae Hyun.

"Kalau begitu kenapa kau tanyakan itu tadi Hyo Min~ahh." batin Tae Hyun pasrah. Laki-laki itu langsung mengejar dan menyamai langkahnya dengan gadis itu. Seolah tak ingin kehilangan satu momenpun dengan gadis cantik yang ia sukai.

💞❤💞

"Makanlah yang banyak." laki-laki itu tanpa izin telah memindahkan separuh makanannya ke piring gadis yang duduk tepat disampingnya.

"Hei! Apa kau sudah gila? Aku tak bisa menghabiskan semuanya!" pekik gadis itu melihat piringnya terisi makanan yang menggunung sakin banyaknya.

"Aku hanya khawatir padamu. Lihatlah tubuhmu, seperti pohon mawar. Kurus dan tajam." bela Tae Hyun sambil menunjuk Hyo Min dengan sumpitnya.

"Kau seperti eomma ku saja." keluh Hyo Min.

"Tapi cantik." sela Tae Hyun tanpa menghentikan gerakkan tangannya yang menyuapkan makanan ke mulutnya. Laki-laki itu tampak tenang mengucapkan kalimat itu, sedangkan Hyo Min? Hei lihatlah gadis itu, ia terdiam dengan pipi yang memerah.

"Siapa yang cantik?"

"Tentu saja mawar itu." jawab Tae Hyun.

"Benarkah eomma?" tanya Hyo Min lagi.

"Kau sedang menggodaku?" kini, Tae Hyun menatap Hyo Min dengan alis terangkat.

"Ti-dak." jawab Hyo Min tergagap. Hyo Min tak habis pikir, laki-laki itu bertingkah tak seperti biasanya. Ada apa dengannya? Dia benar-benar menyebalkan, batin Hyo Min kesal. Ketika itu ia sadar, perasaannya menjadi sangat berbeda. Hyo Min terus menyadarkan dirinya, bahwa menyukai laki-laki itu adalah kesalahan besar.

💞❤💞

Hujan tak kunjung reda, hari sudah sore dan mereka berdua terjebak disebuah restoran. Hyo Min benar-benar ingin pulang, ia sangat khawatir dengan unnienya. Sedangkan Tae Hyun sangat menikmati momen ini, dan di dalam hatinya ia terus menerus memuji dewa hujan. Walau begitu, Tae Hyun mengerti perasaan Hyo Min. Ia paham kalau gadis itu ingin pulang. Setelah berpikir dengan matang, Tae Hyun mengajak Hyo Min untuk pulang. Walaupun hujan masih deras dan mereka tidak membawa payung.

"Hyo Min~ahh, ayo." ajak laki-laki itu melebarkan jaketnya di atas kepala.

"Apa?" jawab Hyo Min tidak mengerti.

"Mendekatlah. Kau mau pulangkan?"

"Tidak mau. Itu terlalu dekat. Apa tidak ada cara lain?" tolak Hyo Min sambil memeluk erat tubuhnya karena dingin.

"Omo! Kau keras kepala sekali. Apa kau mau menginap disini saja?" jelas Tae Hyun.

"Baiklah." Hyo Min sudah pasrah dengan keadaannya. Mau tak mau ia harus berdekatan dengan tubuh laki-laki itu. Lalu mereka berdua berlari dibawah payungan jaket Tae Hyun.

"Hahaha, Hyo Min~ahh larimu cepat sekali." puji Tae Hyun yang masih mengatur nafasnya di bangku kemudi. Sadar tidak ada jawaban, Tae Hyun melirik ke arah sampingnya, dan ia mendapati Hyo Min yang sudah tertidur dengan pulas. Tangan gadis itu sesekali mengelus kulitnya yang terasa dingin. Dengan sigap, Tae Hyun mengambil jaket cadangannya dan menyelimuti tubuh mu-ngil gadis itu. Senyuman tulus terukir di wajah Tae Hyun memucat karena kedinginan.

"Terimakasih untuk hari ini." Tae Hyun mengecup lembut kening Hyo Min. Dan mobil merekapun beranjak pergi meninggalkan tempat itu.

💞❤💞

Gadis itu sadar bahwa pipinya tengah di tepuk-tepuk pelan oleh seseorang. Ketika ia terbangun dari tidurnya, Hyo Min terkejut bercmpur malu. Ternyata ia ketiduran di mobil Tae Hyun karena kelelahan.

"Hyo Min~ahh, bangunlah. Apa kau mau ku bawa ke hotel?" laki-laki itu terlihat sangat suka menggoda Hyo Min.

"Hei! Kau mau ku pukul hah?" pekik Hyo Min bangun dari posisi tidurnya yang tidak nyaman. Ia mengambil tasnya lalu beranjak keluar dari mobil Tae Hyun. Ketika itu Tae Hyun membuka kaca mobil sehingga membuat Hyo Min dapat melihat wajah laki-laki itu dari luar dengan jelas.

"Hyo Min~ahh, aku sungguh menikmati hari ini. Terimakasih." senyum tulus Tae Hyun terukir di wajahnya. Membuat Hyo Min tersenyum simpul dan mengangguk mengisyaratkan jawaban "ya".

Terkadang dalam hatinya Hyo Min berfikir, Tae Hyun adalah laki-laki yang baik. Tidak ada alasan Hyo Min untuk membencinya. Tetapi ketika ia mengingat masa kelam yang unnienya alami, rasa bencinya terhadap laki-laki hadir kembali. Membuat Hyo Min bimbang dengan pera-saannya pada Tae Hyun.

"Eomma, Appa, bagaimana kalau aku menyukainya?" Hyo Min membatin sambil menatap langit malam yang gelap.

Ketika Hyo Min memastikan bahwa unnienya sudah tertidur di kamarnya. Ia merebahkan tubuh lelahnya ke sofa dan memperhatikan sekelilingnya. Apartemennya sangat berantakkan dan ia tidak punya cukup tenaga untuk member-sihkannya.

Tangannya yang mungil merogoh mencari ponselnya di dalam tas selempang yang tadi ia pakai . Hyo Min merasakan ada sesuatu yang asing di tasnya. Ketika di lihat, ada sebuah kotak berwarna pink dengan balutan pita putihyang cantik. Alis Hyo Min terangkat ketika melihat kotak itu, ia benar-benar heran kenapa ada kotak seperti ini di tasnya. Hyo Min tidak percaya dengan apa yang ia dapati di dalam kotak kecil itu. Sebuah jepitan dengan hiasan berbentuk mawar-mawar kecil yang cantik.

"Tae Hyun~ahh, aku tak berniat untuk menguras isi dompetmu." gumam Hyo Min. Ia sadar bahwa jepitan itu adalah jepitan yang dijual di salah satu toko yang ia datangi bersama Tae Hyun tadi. Hyo Min menyukai jepitan ini dan ia berniat untuk membelinya. Tetapi ia mengurung niatnya karena harga jepitan itu yang  sangat mahal.

Lalu Hyo Min memegang erat jepitan itu dan tersenyum dengan tulus. Seolah ia tengah berterima kasih dalam hatinya.

Gadis ini, memang sangat manis. Tapi ia terlalu lamban untuk menyadari perasa-annya. Sehingga membuat Tae Hyun harus bersabar untuk menunggu jawaban darinya.

Tbc 😘

How if i choose you? (Nam Tae Hyun fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang