17-B

95 40 21
                                    

Gadis itu dengan cepat menuju ke kamar mandi dan membasuh wajahnya, tak lupa setelah mengeringkannya, ia menaburi wajahnya dengan sapuan bedak tipis dan olesan lipsbalm di bibirnya.

Cantik, gumam Hyo Min memuji dirinya sendiri.

Ketika ia hendak keluar dari kamarnya Hyo Min mendapati tas belanjaan yang tersusun rapi di atas ranjangnya. Timbul rasa penasaran untuk segera melihat apa saja yang ada di dalamnya, namun Hyo Min mengurungkan niatnya dan kembali melangkahkan kakinya untuk menghampiri Tae Hyun.

Di halaman depan rumah, Tae Hyun menyambut Hyo Min dengan senyumnya yang manis. Ditenggerkannya sebuah sepeda gandeng pada pinggangnya.

"Kita mau bersepeda?" tanya Hyo Min menghampiri laki-laki itu.

Laki-laki yang ditanya itu menjawab dengan anggukkan pelan, mengisyarakat jawaban ya untuk pertanyaan gadisnya itu.

"Baiklah, kurasa bersepeda tidak buruk juga." gedik Hyo Min dan langsung menaiki sepeda itu.

Dua sejoli itu tampak menikmati acaranya. Hyo Min yang duduk di depan terus menerus mengarahkan sepedanya dengan asal agar goyah untuk menjaili laki-laki yang duduk di belakangnya.

"Hyo Min~ahh, ayolah arahkan dengan benar!" pinta Tae Hyun memelas.

"Hahaha, kenapa? Kau takut jatuh ya? Tenang saja kita jatuh kebawah kok bukan ke atas." ledek Hyo Min puas.

Tae Hyun yang merasa diremehkan mulai mengayuk sepedanya dengan cepat sehingga Hyo Min tidak bisa mengikutinya.

"Aaarrgghh Tae Hyun henti-" braaakkk suara itu berasal dari sepeda mereka yang menabrak pohon di pinggir jalan setapak itu. Keduanya terjatuh ke tanah dan bukannya suara ringisan sakit yang terdengar, melainkan suara gelak tawa yang semakin pecah.

"Hyo Min~ahh, aku senang kita bisa seperti ini." ujar Tae Hyun yang masih terlentang sambil memandangi langit dengan lekat.

"Iya aku juga." jawab Hyo Min lembut menyetujui.

"Aku tak menyangka lho, padahal dulu kau sangat membenciku."

"Masa?" Hyo Min bergerak mengubah posisi tubuhnya menjadi tengkurap agar bisa menatap wajah kekasihnya itu dengan jelas. Matanya menatap laki-laki itu dengan tatapan menyejukkan dan seulas senyuman yang menenangkan.

"Kau benar, siapa sangka bukan?" tanya Hyo Min dalam hatinya. 

"Iya, ini seperti kekuatan cinta." goda Tae Hyun dengan senyum jailnya.

Hyo Min yang merasa dirinya tengah sigoda Tae Hyun tidak menanggapi ucapan laki-laki itu tadi dan malah buang muka tak peduli.

"Aigoo, kenapa kau kembali menyebalkan sih?"

"Biarkan saja." balas Hyo Min masih berlagak tidak peduli dengan wajah yang menahan tawa.

"Kau mau ku cium?" tawar Tae Hyun mencoba menggodanya lagi.

"Coba saja."
"Kau yakin?"
Angguk Hyo Min yang diikuti senyuman di wajah keduanya.

Tak ada yang bisa mengganggu mereka ketika keduanya sudah saling mencintai. Hangat, nyaman, dan perasaan tak ingin kehilangan sudah mereka rasakan. Dan sekarang mereka hanya bisa menunggu untuk merasakan pahitnya kehilangan walau mereka sendiri tak tahu kapan perasaan itu akan datang.

💞❤💞

Keesokan harinya.

"Hyo Min cepatlah bangun, kita akan pergi ke suatu tempat lagi?" teriak Tae Hyun membangunkan kekasihnya yang pemalas itu.

"Tae Hyun, sepertinya kita tak bisa hidup bersama. Lihatlah, aku bahkan tak bisa bangun lebih awal dari mu." keluh Hyo Min sambil mengucek matanya.

"Hahaha, kalau begitu aku yang akan selalu membangunkanmu."

"Ayo kita mandi." lanjut Tae Hyun ambigu.

"????"

"Kenapa? Kau tak mau mandi bersama ku?"

Sontak Hyo Min bangkit dan mengambil handuknya untuk segera mandi.

"Aku bisa mandi sendiri." ucap Hyo Min meyakinkan.

"Memang kita mau kemana?" lanjut Hyo Min yang sudah berada di depan pintu kamar mandi dengan handuk yang melintang dilehernya.

"Ke suatu tempat."

"Lagi?"

"Kali ini lebih spesial." ucap Tae Hyun sambil mengedipkan sebelah matanya genit.

💞❤💞

Gadis itu keluar dari kamar mandi dengan wajah yang sumeriang. Bahkan selama ia mandi dan mencuci rambutnya, gadis itu terus bersenandung kecil.

"Ayo kita lihat apa yang dia beli untukku." Hyo Min meraih sebuah tas belanjaan pakaian bertuliskan merk ternama itu yang sempat ia abaikan kemarin. Senyuman Hyo Min berubah menjadi raut wajah terkejut. Ia melempar kembali tas itu dan bergerak menjauh memepet tembok.

Mulutnya yang masih ternganga kaget ia tutup dengan tangan kecilnya. Hyo Min terus menyadarkan dirinya dengan apa yang barusan ia lihat dalam tas itu.

Semua itu bohongkan?

"Dia tidak benar-benar memilihkannya untukku kan?" batin Hyo Min tak percaya dengan imajinasi yang sudah kelewat jauh.

Di dalam tas terdapat beberapa pasang pakaian dalam yang terlihat 'sensual' atau bahkan 'sangat sensual'. Berwarna merah dan berenda hitam? Berbahan tipis dan bahkan berkesan transparan (?)

💞❤💞

Laki-laki jangkung dengan pakaian kasualnya yang santai itu terus menerus melirik ke arah jam tangannya sambil menggerutu.

"Kenapa dia lama sekali sih!" gerutu Tae Hyun yang menghampiri kamar dimana gadis yang ia tunggu berada.

"Hyo Min~ahh, kau sudah selesai belum?" ucap Tae Hyun sambil membuka pintu. Terjadi keheningan sejenak, setelah laki-laki itu sadar ia langsung menutup pintu kembali.

Laki-laki itu berdiri menyender pada daun pintu sambil menutup wajahnya yang memerah dengan punggung tangannya. Ia merasa sangat malu setelah melihat Hyo Min tadi.
"Duh, dia manis sekali."

💞❤💞

Hyo Min tampak malu-malu ketika Tae Hyun melihatnya menggunakan pakaian yang baru saja dibelikan laki-laki itu.

"Nngg ini tidak berlebihankan?" tanyanya pada Tae Hyun dengan malu-malu.

Kau tampak cantik dengan dress itu Hyo Min, umpat Tae Hyun memuji.

"Hmm ani. Hanya saja pakaian itu kan belum dicuci."

"Aku tahu."

"Yasudah, ayo kita berangkat." tarik Tae Hyun melangkahkan kakinya menuju mobilnya. Tae Hyun masih saja menutupi mulutnya dengan punggung tangannya ketika ia teringat kembali pada kejadian tadi.

Semoga saja dia tidak menyadari kalau  aku melihatnya dengan pakaian dalam tadi, gumam Tae Hyun dengan pipi yang memerah.

Tbc 😍

Next chapter bakal ada adegan actionnya 😉 semoga aja bisa nulisnya :")

Mkasih buat yg udah baca 😚

How if i choose you? (Nam Tae Hyun fanfic) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang