A/N : CUMA MAU NGINGETIN, KALO ADA BEBERAPA PARAGRAF YANG DICETAK MIRING, ITU TANDANYA LAGI KILAS BALIK A.K.A FLASHBACK. ENJOY IT...
******************************************************************
"Vennusss....." panggil Mars, membeo, hingga suaranya sampai ke dalam kelas yang udah sepi.
Di dalam kelas itu, tinggal Venus yang masih duduk di bangkunya. Menyelesaikan catatan karena tadi ia dipanggil guru. Mars melangkah masuk dan menghampiri teman perempuannya itu."Kamu dipanggil lagi." ujar Mars.
Venus mendesah, "Aduh...ini aja belum selesai. Ada apa lagi, ya?" tanya Venus. Sebagai ketua kelas dan murid yang pandai, Venus jelas jadi kesayangan para guru. Nggak heran kalo dia sangat dipercaya dan sering di panggil.
"Kamu ke kantor aja, gih. Ini biar aku yang tulisin." Tawar Mars. Venus kontan mendongak, "Yakin? Masih banyak loh?" tanya Venus, balik. Mars tersenyum seraya mengangguk.Membuat kacamatanya agak melorot.Anak laki laki itu membenarkan posisi kacamatanya, lalu menjawab, "Iya. Sekalian aku nungguin kamu, kita pulang bareng. Ayo, sana!!" jawabnya.
Senyum Venus mengembang, "Makasih, Mars... aku duluan ya..." pamitnya, lalu berlari menuju ruang guru.
******************************
ANGKASA melemparkan tasnya terlebih dahulu melalui gerbang samping. Telat—selain tidur dan bikin rusuh—adalah rutinitasnya yang lain.
Cowok itu dengan mudahnya memanjat gerbang samping dan mendarat dengan mulus di area sekolah. Baru saja ia memungut tasnya, terdengar suara teguran yang—buat Angkasa—sudah akrab di telinga.
Angkasa menegakkan badan dan melihat Pak Suryo—guru tatib—berdiri tidak jauh darinya sambil memasang wajah sok seram. Seolah-olah itu akan membuat Angkasa takut.
Nyatanya, cowok itu malah cengarcengir polos.
"Angkasa, sini kamu!!" perintahnya, tegas.Namun bukannya menurut, cowok itu malah menyandang tasnya di punggung. "Ntar ya, pak. Saya lapernih. Permisi.." salamnya, kemudian langsung ngacir ke kantin.
Tidak peduli bahwa guru di belakanganya meneriakinya marah.
Angkasa tidak berkeinginan masuk kelas.Biar gimana, moodnya benar benar buruk pagi ini. Meskipun kalo diingat ingat, ia jarang berada dalam mood yang baik. Namun menghabiskan waktu sendiri rasanya lebih baik daripada mengganggu kegiatan belajar temannya temannya dengan ulahnya.
Angkasa menghabiskan berbatang batang rokok dalam waktu satu jam. Kadang belum habis rokok yang ia hisap, ia sudah menyulut yang baru. Cowok itu melirik jam tangannya. 30 menit lagi istirahat.Cowok itu akhirnya menghubungi sohibnya—Evan—yang entah ada di kelas atau tidak.
"Van.." belum sempat Angkasa melanjutkan kalimatnya, suara Evan udahnyerocosduluan.
"Ya ampunbosss..... Kemanaaja sih???Gue nyariintau dari tadi.Disiniboring banget, guetungguin teleponnya dari tadi nggak bunyi bunyi.Bos ngapain aja sih??" celoteh Evan.
"Van, bisa diem dulu gak? Gue jijik, sumpah."ungkap Angkasa. Namun diseberang Evan malah cengengesan."Ke kantin gih, sekarang. Yang lain sekali." Perintah Angkasa lugas.Terdengar 'Mm' panjang dari seberang.Sebelum akhirnya Evan menjwab.
"Sebenernya nih bos, gue lagi kanker. Uang jajan gue terbatas sampe..."
"Gue yang traktir." Sela Angkasa, tegas.
Dan Angkasa bisa menduga Evan langsung bangkit berdiri, karena di dengarnya suara derit kursi yang kasar."Siap bos!!Sampe dalam 10 detik." Sahut Evan, semangat. Bahkan sebelum sambungan terputus, Angkasa dapat mendengar Evan berseru. "Woi, curuttt......ke kantin sekaraaanggg.....".
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Angkasa
Teen FictionSemua orang tahu waktu dapat merubah segalanya. Begitupun dengan kita. Aku berubah.Kamu berubah.Dunia kitapun berubah. Kita tersesat di dalamnya. Sendirian. Dalam kegelapan. Kita di paksa untuk bertahan, dan kadang membuat perlawanan. Dan ketika sem...