DUNIA INI SEMPIT YA??

2K 129 0
                                    

“Mama?? Mama mau kemana?” tanya Venus, waktu mendapati ibunya menyeret koper besar hendak keluar rumah.

Ibunya terlihat terkejut dengan kedatangan putri bungsunya, namun kemudian ia tampak tidak peduli. “Maaf. Mama nggak bisa tinggal disini lagi. mama mau pergi.” Jawabnya, datar.

Venus mengernyit, “Kemana? Venus ikut ya?” pinta Venus. Ibunya langsung menggeleng, “Jangan. Kamu tetep aja tinggal disini. Kakak kamu bisa jagain kamu. Mama udah nggak kuat tinggal disini.” Keluh ibunya, dengan sedikit nada amarah.

Venus menelan ludah, “Apa karena papa selingkuh?” tanya Venus, menebak. Ibunya tampak terkejut karena Venus mengetahui itu. “Venus sering denger mama papa berantem. Dan Venus bukan anak kecil yang nggak tahu apa artinya selingkuh. Tapi papa udah bilang papa nggak selingkuh kan, ma?” urai Venus.

“Dan kamu percaya sama papa kamu?” tanya ibunya, menohok.

“Semua laki laki sama saja, Venus. Mereka cuman bisa berbohong demi keuntungan mereka. Mereka egois.” Tandas ibunya, lalu mengeratkan pegangan pada kopernya. “Jangan kaget kalo suatu saat kamu bakal dapet saudara baru dari selingkuhan papa kamu itu. dan jangan kaget kalo kamu kenal saudara baru kamu itu.” desah ibunya, sebelum akhirnya benar benar pergi.

Meninggalkan Venus yang masih memikirkan kata kata ibunya.

******************************

SENJA agak aneh akhir akhir ini.

Sudah dua hari ini gadis itu menolak berangkat dan pulang sekolah bareng Angkasa. Angkasa sudah menanyakan sebabnya, namun jawaban Senja terkesan dingin. “Saya lagi pengen sendiri aja”, jawabnya.

Pun disekolah, gadis itu juga terkesan menghindarinya. Angkasa tidak pernah melihat Senja di kantin, atau setidaknya keluar kelas waktu jam istirahat. Waktu ia samperin ke kelasnya, cewek itu ternyata lagi ke kantor guru. Pokoknya Angkasa bener bener senewen memikirkan tingkah Senja. Shella juga bahkan nggak tau ada apa dengan teman semejanya itu.

Jawabannya baru diterima Angkasa ketika Langit meneleponnya pada suatu siang, waktu Bu Anik sedang menjelaskan rumus rumus fisika di papan.

“Gimana Senja?” Tanya Langit, langsung, bahkan sebelum Angkasa bilang Halo. Angkasa terdiam sejenak, “Maksudnya…bang?” tanyanya, ragu.

Apa Senja cerita ke Langit kalo hubungannya meretak dengan Angkasa? Tapi cowok itu nggak merasa melakukan kesalahan apapun kok.

“Senja….apa dia jauhin elo?” Tanya Langit, tepat. Angkasa tertegun, “Abang…tau kenapa?” Tanya Angkasa. Diseberang, terdengar Langit menghembuskan nafas panjang. “Sori.” Desahnya.

Angkasa mendengarnya, dan ia mengernyit bingung. “Kenapa minta maaf, bang?” tanyanya, heran. “Gue nggak sengaja. Dia denger pembicaraan gue sama bokap. Dia….Senja udah tau semuanya.” Ungkap Langit.

Awalnya, Angkasa sama sekali nggak ngeh. Lalu perlahan dia faham, apa yang dimaksud Langit dengan semuanya. “Se…muanya?” Angkasa mengulangi tanpa sadar.

“Sori, gue…”

Namun Angkasa tidak lagi mendengarnya. Dunianya seakan telah menyempit. Kalau Angkasa saja hancur ketika mengetahui kenyataan itu, lalu bagaimana dengan Senja. Kalau dia saja merasa marah dan frustasi, bagaimana dengan gadis itu?

Angkasa harus melakukan sesuatu.

Sebelum gadis itu sepenuhnya pergi darinya.

********************************

Senja dan AngkasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang