Venus mengintip dari celah daun pintu kamarnya.
Di lihatnya orang tuanya kembali terlibat cekcok. Sepertinya ini menjadi puncaknya. Tidak jauh dari tempat ibunya berdiri, sebuah koper biru gelap berdiri tegap. Ayahnya tampak menghalangi ibunya yang hendak pergi.
Namun gagal.
“Buat apa aku mertahanin ini, mas, kalo kamu aja nggak jujur sama aku? Kamu masih berhubungan sama wanita itu!!” sentak ibunya. Venus kembali menutup pintu dan bersandar dibaliknya. Topiknya masih sama seperti pertengkaran pertengkaran sebelumnya. Tuduhan bahwa ayahnya berselingkuh dengan seorang wanita.
Venus mungkin belum cukup umur untuk mengetahui secara detail masalah orang tuanya. Tapi ia tidak lagi terlalu kecil untuk tidak mengetahui apa arti berselingkuh.
Pertengkaran di depan diakhiri dengan suara langkah kaki yang menjauh. Ayahnya memanggil manggil nama ibunya, namun nampaknya tidak membuahkan hasil karena kemudian didengarnya ayahnya menjerit frustasi. Venus memeluk lututnya. Ia tidak tahu apakah benar ayahnya berselingkuh.
Kalopun itu benar, siapapun wanita itu, Venus tidak akan memaafkannya.
*******************************
SENJA sudah duduk di ruang tamu sejak 15 menit yang lalu.
Angkasa berjanji mengajaknya keluar hari ini, jadi dia bersiap sebaik mungkin. Cewek itu mengenakan celana jins ketat, atasan putih bergaris abu abu dengan rompi jeans, diimbangi flatshoes krem dan rambut yang tergerai. Wajahnya dipoles make up tipis dan natural.
Ketika didengarnya suara deru mesin, cewek itu langsung bangkit. “Baaangg….. Paaa…. Senja berangkat.....” serunya, lalu menghambur keluar rumah.
Angkasa baru melepaskan helmnya ketika Senja sudah berderap keluar dan menghampirinya. “Selamat pagi.” Sapa Senja. Angkasa tersenyum, “Pagi.” Balasnya. Seperti biasa, cowok itu berpenampilan simple, namun terlihat luar biasa keren. Tubuhnya mengenakan T-Shirt putih polos dilapisi jaket kulit hitam serta celana jins biru gelap dan sepatu kets abu abu. Rambutnya agak berantakan seperti biasa, namun justru menambah nilai kerennya.
“Jadi…kemana nih?” tanya Senja. Angkasa seolah tersadar, “Oh iya…kemana ya?? Lo mau kemana?” tanya Angkasa balik. Senja mengernyit, “Lha? Saya kira kamu udah ngerencanain mau ngajak saya kemana.” Jawab senja.
Angkasa menggaruk tengkuk, “Ada sih. Tapi rencananya buat ntar agak siangan.” Jawab Angkasa.
Setelah terdiam sejenak, cowok itu menghela nafas. “ Gini deh. Gimana kalo lo temenin gue cari sarapan dulu? Nggak papa kan? Ntar baru kita jalan.”usul Angkasa. Senja mengangguk mengiyakan, “Yaudah. Yuk.” Setujunya.
Setelah naik ke boncengan Angkasa, motor sport itupun melaju pergi.
***************************
Angkasa mengajaknya makan di restoran sederhana. Bergaya klasik tradisional dan menyediakan menu menu rumahan.
Senja mengamati cowok yang sedang melahap pesanannya dengan semangat itu. “Kamu kelaparan banget, ya?” tanya Senja, iseng. Angkasa hanya mengedikkan bahu, “Abis…udah beberapa hari ini gue makannya instan mulu. Jadi kangen masakan rumahan kan, makanya gue ajak ke sini.” Jawabnya, lalu kembali melahap makanannya.
Senja sendiri hanya memesan wedang bajigur untuk mengisi perut. Lagipula dia sudah sarapan di rumah tadi.
“Kamu…belum kembali ke rumah? Maksud saya…kamu nggak bisa seterusnya marahan sama papa kamu kan?” tanya Senja, hati hati. Gerakan Angkasa mengunyah refleks melambat. Melihat itu, Senja Buru Buru menambahkan, “Maaf, nggak seharusnya saya ikut campur. Saya cuman…"
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Angkasa
Novela JuvenilSemua orang tahu waktu dapat merubah segalanya. Begitupun dengan kita. Aku berubah.Kamu berubah.Dunia kitapun berubah. Kita tersesat di dalamnya. Sendirian. Dalam kegelapan. Kita di paksa untuk bertahan, dan kadang membuat perlawanan. Dan ketika sem...