“ABANG....ini mau kemana sih???” tanya Senja pada Langit yang menutup matanya dan memandunya keluar rumah.
“Udah deh.... Lo jangan berisik. Percaya sama abang lo, oke??” sahut Langit, sok misterius. Setelah beberapa langkah, cowok itu berhenti dan membuka tali penutup mata adiknya. Senja mengerjap sejenak sebelum membuka mata sepenuhnya, lalu mulai mengetahui ia ada dimana.
“Tunggu. Ngapain lo....bawa gue ke halaman rumah??” tanya Senja bingung.
Sebagai jawabannya, Langit cuma mengedikkan bahu. “Tunggu aja. Pasti bentar lagi dateng." Jawabnya, nggak nyambung. Tapi tak urung Senja bertanya, “Siapa?” tanyanya.
Dan langsung terjawab saat ia mendengar deru mesin motor mendekat. Dari arah kanan, sebuah motor sport merah melaju ke arahnya dan berhenti tepat di dekatnya. Si pengemudi membuka helm, dan Senja mengernyit seketika.
“Angga?” gumamnya.
Beberapa detik kemudian, sebuah motor dan mobil lain melaju ke arahnya dari arah kiri, dan berhenti di dekatnya pula. Senja menoleh, dan mendapati Angkasa cs serta Shella turun dari kendaraan mereka. “Gue pikir yang bawa motor cuman Angkasa.” Celetuk Langit.
“Emang kok, bang.”sahut Evan, lalu berpaling pada Angga, “Ngapain lo kesini??” tanya Evan, jutek.
"Van...”tegur Sigit, berusaha tenang. “Jangan cari ribut di rumah orang ah.” Cegahnya.
Mencium ada yang tidak beres—dan nyelenthang dari rencananya—Langit memutuskan untuk masuk dulu. “Gue siap siap dulu deh. Kalian bisa kasih tau Senja kan?” ujar Langit, lalu berbalik masuk meninggalkan mereka.
Senja berdehem pelan, memecahkan aura permusuhan di sekitarnya. “Oke... Jadi... Ini ada apa??” tanyanya. “Hari ini lo kan ulang tahun. Kami sama abang lo udah ngerencanain surprise yang pasti losuka.”jawab Shella, berusaha mencairkan ketegangan diantara mereka. Senja berpaling pada Angga, “Elo....juga terlibat, Ga?” tanyanya.
Terlihat sekali Angga tersenyum pahit, “Enggak. Tadinya gue cuman mau minta tolong temenin lo ke bookstore. Kebetulan adek gue juga ulang tahun dan dia maniak novel. Tapi kayaknya gue datang di saat yang salah ya.” Jelas cowok itu.
“Oh iya, jelas. Makanya buruan pergi sono!!” usir Evan. “Nggak usah lebay deh Van. Udah kayak si Angga mau gaulin elo aja!” celetuk Erik, santai. Yang langsung dibalas pelototan Evan, “Anjirr lo, Rik! Merinding nih gue.” Umpatnya.
Angga menghela nafas melihat itu, lalu menyalakan mesin motornya. “Yaudah. Gue cabut dulu ya. Happy fun... Dan happy birthday sekalian...”ucapnya, seraya hendak mengenakan helm.
“Eh, tunggu!” cegah Senja, buru buru, menghentikan gerakan Angga.
“Umm.....gimana kalo elo....elo ikut gabung aja sama kami?” tawar Senja.
Kontan saja ketiga temen Angkasa melotot kaget. “Hah??” sahuy Erik dan Evan, bareng.Angga sendiripun juga terkejut dengan penawaran itu. Ia melirik Angkasa yang masih duduk diam di motornya, menatapnya tajam.
Mengikuti arah tatapan Angga, Senja ikut menatap Angkasa. “Um....nggak papa kan, Sa?” tanyanya. Angkasa tidak langsung menjawab. Diam yang terasa cukup lama untuk mereka yang disana. Sampai akhirnya Angkasa menghela nafas dan menjawab, “Kalo dia mau.”
Senja kontan tersenyum, kontras dengan Erik Evan yang melotot tidak percaya.
Sedangkan Angga hanya menatap Angkasa penuh arti.
*******************************
Mereka akhirnya berangkat berdelapan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Angkasa
Novela JuvenilSemua orang tahu waktu dapat merubah segalanya. Begitupun dengan kita. Aku berubah.Kamu berubah.Dunia kitapun berubah. Kita tersesat di dalamnya. Sendirian. Dalam kegelapan. Kita di paksa untuk bertahan, dan kadang membuat perlawanan. Dan ketika sem...