A/N : ITU MULMED NYA SI ANGGA.... MAAF KALO MULMED NYA TELAT...
***************************************
"Mars!!!" seru Venus, seraya menghampiri sahabatnya yang terduduk di atas rumput.Mars menoleh dan tersenyum tipis saat melihat Venus menghampirinya.Namun sedetik kemudian bibirnya terasa perih karena terluka.
Venus berjongkok di depan sahabatnya, "Kenapa lagi sekarang? Kacamata kamu mana?" tanyanya, perhatian.Mars menggeleng pelan, "Diambil."Jawabnya, seraya mengusap pelan darah di sudut bibirnya.Venus ikut meringis melihat luka di sudut bibir anak itu.
Melihat sahabatnya yang ikut meringis—seolah ikut merasakan sakit—Mars memaksakan senyum. "Nggak papa, Ven. Tadi itu emang salah aku kok, nggak sengaja nendang bola ke mereka." Ujar Mars. Venus yang tadinya jongkok kini menjatuhkan diri dan ikut duduk bersila.
"Harusnya kamu lawan, Mars. Masa sampe berdarah gitu. Pasti sakit, kan?" tanya Venus. Mars mengangguk, "Sakit.Tapi aku nggak suka kekerasan. Kalo aku ngelawan mereka, yang ada berantemnya malah nggak kelar kelar." Sahutnya.Venus terdiam.Tahu bahwa sahabatnya itu memang paling anti kekerasan. Tapi ia tetap tak habis pikir kenapa Mars tetep nggak mau ngelawan padahal udah dipukuli gitu.
"Lain kali, kamu harus ngelawan, Mars." Celetuk Venus.
**************************
SENJA mematut diri di depan cermin. Setelah yakin penampilannya pas, cewek itu beralih menyiapkan pelajarannya.
"Udah mau berangkat lo?"Tanya sebuah suara.Senja menoleh dan mendapati pemuda 21 tahun berdiri di ambang pintu kamarnya, sambil menggigit sepotong apel."Belom. Masih tidur gue, lagi mimpi indah nih." Sahut Senja, enteng.
Pemuda itu langsung melempar Senja dengan satu buah apel lagi yang ada di tangannya.Namun Senja bisa menangkap apel itui dengan mudah, "Sialan..." dengus pemuda itu, seraya melangkah masuk dan duduk di ranjang Senja.
"Lagian...udah tau gue lagi siap siap gini, masih di tanyain." Sahut Senja, seraya menggigit apelnya dan memasukkan buku bukunya. "Itu namanya basa basi, dek..." terang pemuda itu.
Yep. Pemuda itu adalah kakaknya Senja, Dewandana Langit namanya.Biasanya sih dipanggil Langit. Selisih usia yang cuman 5 tahun bikin mereka lebih akrab daripada temen, lebih mesra daripada pacar, tapi kalo berantempun lebih parah daripada tom and jerry.
"Gimana lo?Lancar?" Tanya Langit, sambil menatap adiknya. Senja mendengus, "Lo nanya seolah olah gue habis ngelamar anak orang tau nggak.Tapi iya sih..." jawab Senja.Langit kontan tersedak, "Ha?? Iya apa nih?? Lo habis ngelamar anak orang?" tanyanya, kaget.Senja memukul bahu kakaknya, "Ya enggaklah, dodol ih.Sekolah gue yang 'iya', lancar lancar aja."Terangnya.
Langit terkekeh geli, "Yah...syukur deh. Tapi lo tetep harus inget ya, kalo ada apa apa, buruan cerita!!" wantinya, serius. Senja tau pasti apa yang dimaksud Langit dengan 'ada apa apa',jadi dia hanya mengangguk. "Siap, bang... omong omong, anterin dong."Pintanya.Mumpung abangnya di rumah, lumayankan.Irit ongkos buat naik bis.
"Wah, sori...gue ada kuliah pagi sejam lagi.Takutnya ntar ngga keburu kalo nganterin lo dulu.Sori ya..." tolak Langit.Senja pura pura sedih, alhasil membuat Langit feeling guilty. "Duh...adekku sayAng...jangan sedih gitu dong...maaf, nih, bener... abang ada kuliah pagi hari ini. Besok deh, abang antar jemput.Ya??" bujuknya.
Senja mendongak, lalu tersenyum usil."Kalo gitu tambahin uang saku gue dong..." pintanya.Melihat itu, Langit langsung mencibir, "Yee....dasar modus..." cibirnya, namun tetap merogoh uang dari celana pendeknya dan memberikannya pada Senja. "Makasiihhh abangg...... dih..abang cakep deh... gue sekolah dulu yaaa..." serunya, lalu bergegas keluar kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Angkasa
Teen FictionSemua orang tahu waktu dapat merubah segalanya. Begitupun dengan kita. Aku berubah.Kamu berubah.Dunia kitapun berubah. Kita tersesat di dalamnya. Sendirian. Dalam kegelapan. Kita di paksa untuk bertahan, dan kadang membuat perlawanan. Dan ketika sem...