FIVE
***
[Author POV]
"Aw... aw.. Fabi sakit!"
"Tega lu Fab.."
"Kuping gue merah ntar!"
"Ampun Fab.."'
"Maapin gue yak!"
"Sakit Fab.."
Ardan meminta permohonan maaf kepada Fabi yang sedang menjewernya itu karna Ardan telah menggoda asisten Pak Bowo hingga gadis itu memerah malu dan pingsan ditempatnya karna ulah Ardan.
"Lain kali, kalo lo mau nyari mangsa jangan dikantor!" ujar Fabi kesal, ia keluar dari lift sambil menjewer telinga Ardan. Padahal ini kantor Ardan tapi karna Pak Bowo yang merupakan temannya Tuan Pahlevi alias Ayah Fabi, maka ia harus menunduk maaf kepada Pak Bowo akibat ulah temannya yaitu si Ardan ogeb.
"Yaa.. biasanya juga gue godain para cewe disini kok, tu cewe aja anak baru!"
"Udah deh Dan, lo udah punya istri juga masih aja goda sana-sini!"
"Enak aja lo! Gue belum nikah kalik!"
"Lagian kan gue goda asisten Pak Bowo, bukan Pak Bowo-nya." sungut Ardan kesal. Ia ditarik keluar dari ruangannya dan mereka berdua sekarang sedang berjalan menuju tengah-tengah lobby.
"Ya elah asisten nya Pak Bowo itu anaknya sendiri."
"Etdah sumpah lo?!"
"Gue lupa siapa namanya!"
"Felicia Anina, dia punya kakak deh kalo nggak salah namanya Felicia Karinina. Kakaknya yang bohay, adeknya mah tepos!"
Fabi mendengus. "Mesum lu,"
"Fab, gue mau nanya masalah pribadi lo boleh?"
"Tumben lu kepo, biasanya jaim banget ma gue,"
"Ya Pak Bowo nyogok gue supaya lo kerja disini,"
"Hah?!!"
"Kan pasti lu nggak tau, makanya gue mau nanya masalah pribadi nih,"
"Yaudah tanyain aja, masalah apa emangnya?"
"Lo... lagi nggak bangkrutkan?" tanya Ardan hati-hati, hanya mereka berdua yang berada didaerah jalan menuju parkiran mobil Fabi ini.
"Enggak, gue masih punya banyak tabungan, sama kerjaan gue udah pada dibayar, walaupun beberapa masih ada yang baru tanda tangan kontrak."
"Terus kenapa Pak Bowo minta lo kerja dikantor gue?"
"Felicia Karinina itu mantan tunangan gue."
"Tunangan?!"
Fabi mengangguk, lalu menjitak Ardan karna suaranya yang menjerit kaget. Mereka berdua langsung masuk kedalam mobil Fabi. Ardan yang masih kepo tingkat dewa, langsung ikutan masuk kedalam mobil Fabi, ia harus mengorek lebih intim masalah percintaan Fabi.
"Kok tunangan sih? Bukannya lo udah nidurin Bulan? Nggak mau tanggung jawab lo?!" Ardan melontarkan beberapa pertanyaan dalam satu tarikan nafas saja.
"Satu-satu Sapri!"
Ardan memutar kedua bola matanya karna jengah melihat Fabi yang justru tak terpengaruh emosi dengan pertanyaan Ardan. Mobil Fabi keluar dari kantor Flamboyan Company.
"Jadi? Kok lu udah mau tunangan aja?!"
Fabi menyungging senyum. "Bokap gue takut gue bujangan mpe tua, jadi dia malah jodohin gue, abis itu dia malah tahu deh gue nidurin cewe perawan."
KAMU SEDANG MEMBACA
[TCS-2] Gruchple
Teen FictionBekerja sebagai arsitek bukan hal yang mudah bagi Fabi. Ia harus mampu mengatur jadwal karna rancangan yang ia kerjakan harus selesai tepat waktu. Perihal wanita tak pernah ia gubris. Bahkan Tuan Levi saja ragu melihat putra tunggalnya akan memiliki...