SEVEN
***
[Author POV]
Fabi menarik Bulan sekuat tenaga menuju mobil miliknya, membuat Bulan tertatih-tatih mengikuti langkah besar Fabi. Saat sampai diparkiran mobil, Fabi segera menghempaskan tubuh Bulan ke badan mobil membuat gadis itu merintih kesakitan.
Lalu kedua tangan Fabi mencengkram erat sisi bahu kiri maupun kanan badan Bulan. Kepala Fabi miring ke kanan untuk mendekati wajah Bulan, tanpa aba-aba Fabi langsung melumat bibir Bulan dengan kasar. Bulan yang belum sempat menarik nafas hanya bisa membrontak kecil saja. Fabi memejamkan matanya erat sekali seakan memastikan bahwa wanita ini adalah miliknya.
Bulan lalu mencoba menetralkan nafasnya diantara sela-sela ciuman kasar Fabi. Ciuman itu terkesan menuntut membuat Bulan kewalahan namun setelah cukup lama akhirnya ciuman itu berubah lembut, tangan Fabi memeluk pinggang Bulan untuk merapat ke tubuhnya.
Tangan Bulan bisa terbebas, sehingga ia langsung memeluk leher Fabi seolah berkata aku milikmu. Fabi mengerang ketika Bulan meremas rambut lebat miliknya. Tapi itu tidak membuat pria itu berhenti. Ia semakin melumat bibir Bulan.
Bulan mendorong bahu Fabi perlahan agar pria itu berhenti menciumnya, tapi Fabi belum mau melepaskan Bulan, ia justru meremas bokong wanita itu membuat Bulan tersentak kaget.
Fabi yang sekarang bukanlah seorang Fabi yang seperti sehari-hari Bulan kenal. Fabi yang sekarang jauh berbeda dari biasanya, pria ini hilang kendali atas emosinya sendiri. Ia seakan berubah menjadi pemangsa buas mematikan yang membunuh siapa saja yang mengincar mangsanya.
Fabi masih setia membekap wanitanya. Ia merasa jantungnya diremas saat melihat Bulan bertatapan dengan Dezka dan dipegang oleh Diego. Rasa nyeri dihatinya membuat ia lupa sikap datar yang biasa ia pasang. Ia malah menunjukan sikap emosi miliknya yang super duper mengerikan itu.
"Fa.. Fabi.." panggil Bulan terbata karna lumatan pada bibirnya itu. Ia berharap Fabi sadar dan melepaskan ciumannya. Ini ruangan terbuka dan bagaimana jika ada pasang mata yang melihat. Apalagi jika ada paparazi yang melihat kejadian ini bisa rusak reputasi Fabi sebagai arsitek.
Fabi walaupun hanya seorang arsitek, ia selalu muncul dalam berita acara pengusaha kaya dan terkenal didunia, tersedia dalam 217 bahasa mancanegara tak terkecuali daerah Eropa dan Amerika. Sehingga jika terekam kamera, ada Fabi yang sedang hilang kendali dengan seorang perempuan, alamak dikejar wartawan setiap hari.
Fabi membuka matanya perlahan dan bertemu langsung dengan pipi yang cukup berisi milik Bulan, ia perlahan mundur untuk menarik bibirnya menjauhi bibir Bulan.
"Maaf." ucap Fabi pasrah, hanya satu kata pendek berjuta makna yang keluar dari bibir Fabi saat itu. Bukan hanya tersenyum melihat Fabi seperti itu, ia segera mengelus rahang Fabi merasakan kekerasan tulang rahang Fabi yang tercetak dan sangat seksi sekali.
Bulan mengangguk, "Kamu cemburu.." ujar Bulan geli dan senang melihat sikap Fabi saat ini. Ia merasa Fabi sangat menggemaskan saat ini! Fabi memeluk tubuh Bulan dengan erat dan meletakkan dagunya dibahu Bulan.
"Kamu lucu kalo lagi marah," tambah Bulan lagi sambil mengelus punggung Fabi.
Fabi menghela nafasnya dan memegang pinggang Bulan dengan erat dikedua sisi. Ia menghela nafas karna sadar apa yang telah ia lakukan kepada Bulan tadi, menariknya dengan kasar lalu menghempaskan tubuhnya ke badan mobil dengan kuat. Ia lalu menegakkan kepalanya menatap Bulan.
Bulan mendongak untuk menatap Fabi yang jauh lebih tinggi darinya. Ia tersenyum saja karna melihat tatapan datar Fabi kepadanya. Ibu jari Fabi mengelus bibir Bulan dan mata Fabi yang setajam elang itu memperhatikan bibir wanita miliknya itu dengan intens.
KAMU SEDANG MEMBACA
[TCS-2] Gruchple
Teen FictionBekerja sebagai arsitek bukan hal yang mudah bagi Fabi. Ia harus mampu mengatur jadwal karna rancangan yang ia kerjakan harus selesai tepat waktu. Perihal wanita tak pernah ia gubris. Bahkan Tuan Levi saja ragu melihat putra tunggalnya akan memiliki...