TEN

2.5K 185 22
                                    


TEN

***

[Author POV]

Ardan mondar-mandir sedari tadi menunggu kedatangan Fabi ke apartemen nya. Berita pernikahan sirih yang dilakukan satu pihak oleh Diego membuat Ardan tak terima. Ia menolak menjadi saksi dan juga memaki Arzan karna abangnya itu setuju menjadi saksi pernikahan sirih Bulan dan Diego.

"Kalo Diego sampe mati, gue gak tau apa jadinya!" maki Ardan kesal. Ia sedari tadi mondar-mandir didepan pintu menunggu kedatangan Fabi.

TING TONG

Wajah Ardan langsung menoleh menatap pintu yang berada didekatnya. Ia langsung berlari untuk membuka pintu.

Ketika ia membuka pintu ada Fabi dan juga Bulan yang menggendong Afizkhar. Piskal memegang beberapa biskuat ditangannya. Ardan menghela nafas lalu mengkode Fabi untuk segera masuk kedalam.

Ardan menuntun Bulan dan Fabi duduk dikursi ruang tamu miliknya. Ardan bisa saja ke rumah sakit menjelaskan semuanya tetapi entah kenapa ia ingin Fabi dan Bulan yang datang ke tempatnya.

Ardan menghela nafas lalu segera menatap Bulan. "Gue tau ini terlalu mendadak dan mengintimidasi. Tapi bisa gak lo jelasin tentang Zavi sama Fiona?" tembak Ardan membuat mata Bulan membulat.

Fabi menautkan alisnya bingung. "Mereka siapa?"

Ardan lalu menatap Fabi sebentar. "Fiona nyokapnya Piskal dan Zavi itu suaminya Fiona." jelas Ardan datar tetapi membuat Fabi berpikir keras.

"Fiona kan istri Diego, kenapa—"

"Fiona sama Zavi itu suami istri." potong Bulan membuat Fabi menoleh menatap Bulan.

Sedari tadi mereka berdua tidak ada berbicara sama sekali. Fabi tak ada niatan untuk berbicara kepada Bulan sedikit pun. Dan ketika Ardan berkata bahwa ada hal yang sangat penting yang harus ia selesaikan dengan Bulan dan Fabi membuat Fabi berbicara dengan Bulan walaupun ia sedikit kaku.

Operasi Diego memakan waktu 14 jam dan masih belum selesai. Sekitar 6 jam lagi operasi Diego selesai, sehungga Ardan harus bisa menjelaskan sedetail dan sesingkat mungkin masalah ini. Ardan juga ingin membantu Fabi agar sahabatnya itu tidak patah hati.

Ardan memijat pelipisnya. "Coba ceritain masalah Diego, Fiona dan Zavi ini. Gue masih bingung," pinta Ardan membuat Bulan menunduk.

Bulan menghela nafas. "Fiona itu temen satu SMA aku sama Diego, kita ikut persatuan Bahasa Mandarin, lambat laun.. kita bertiga deket, kemana-mana selalu bertiga, dan aku juga gak nyangka kalo Diego naruh hati sama Fiona. Aku gak tau apapun sebelumnya, kalau Diego sama Fiona pacaran.." Bulan berhenti lalu menunduk kembali dan mengelap air matanya.

Bulan menarik nafasnya lalu membuangnya lagi. "Tanpa Diego tau, kalo Fiona udah nikah sama kakak kelas, namanya Zatavia atau yang biasa dipanggil Zavi, anak paling bandel disekolah dan terkenal suka ngempesin mobil guru-guru. Setelah enam bulan pacaran, Diego baru tau kalo Fiona udah punya suami." Bulan berhenti berbicara lalu menatap Afizkhar yang sedang memakan biskuit yang ia pegang.

Bulan mengelus puncak kepala Piskal dan tersenyum. "Zavi marah besar sama Diego karna tau Diego berpacaran dengan Fiona, dan tanpa aku tahu, Fiona udah ngandung Afizkhar. Sehabis pesta kelulusan, Fiona muntah-muntah dan aku kira dia salah makan. Terus Fiona dipaksa pulang sama Zavi yang bawa pengawal. Aku yang gak tau apa-apa cuman bisa diam ngeliat Fiona dibawa paksa sama Zavi."

Bulan menghela nafas. "Sampai lahir Piskal, Diego gak pernah tau kalo Fiona ngandung anaknya. Aku gak nyangka kalo Diego sama Fiona punya hubungan khusus sampe sejauh itu. Entah karna bodoh atau pura-pura bodoh, aku gak bilang bahwa Fiona muntah-muntah ke Diego. Aku gak tau kalo waktu itu.. Fiona udah hamil."

[TCS-2] GruchpleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang