Prolog

317 9 3
                                    

Hujan turun membasahi bumi. Seorang gadis sedang berdiri di teras sekolah sambil memandangi air yang saling bergantian menjejaki tanah. Sesekali ia menengadahkan tangan kearah hujan dengan tatapan bosan. Ia hanya sendirian disana dan itu menyebalkan baginya. Terjebak hujan di sekolah saat hari mulai gelap. Ia tak berniat untuk pulang telat, namun ia memiliki urusan penting yang menharuskannya pulang telat. Walau ia tidak benar-benar sendirian, masih ada beberapa murid yang berada disekolah. Namun ia tidak mengenali mereka satupun.

Tch... Pasti diomel ini mah batinnya.

Tiba-tiba seorang cowok berdiri disampingnya juga menatap kearah hujan dengan tatapan tenang.

"Nunggu hujan?" ucapnya menatap sang gadis dengan tatapan teduhnya.

"Iya".

Cowok itu pun langsung menyerahkan sebuah payung berwarna biru cerah kepada sang gadis.

"Aku punya dua... Ni, pake aja" ucapnya ramah. Gadis itu pun menerima payung tersebut dengan sedikit ragu. Setelah payung biru itu berpindah tangan, tanpa pamit cowok itu membuka payungnya yang lain lalu berjalan ditengah hujan, meninggalkan gadis itu kembali seorang diri. Seulas senyum pun muncul di bibir gadis itu. Akhirnya ia bisa pulang dengan segera. Itulah yang ia pikirkan saat itu. Gadis itu tak pernah tau, ternyata ada takdir lain yang menunggunya. Bisa jadi jika gadis itu tidak menerima payung itu, takdirnya mungkin akan berbeda.

~~

ALMOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang