Hari ini seluruh anggota OSIS berkumpul di rumah Wirda. Rencananya Vina, ibunda Wirda akan memasak makanan untuk dibagikan kepada orang yang membutuhkan dalam kegiatan bakti sosial.
Yang perempuan bertugas membantu memasak dan membungkus makanan kedalam kotak.
Sedangkan yang laki-laki akan bertugas mengangkut kotak-kotak makanan ke mobil milik Wirda.Tampak Salsa sedang mengiris bawang putih dengan sangat perlahan. Kira-kira sudah 5 siung bawang yang diirisnya. Sesekali ia mengelap matanya yang terasa pedih.
Sshh.. Pedih amat ni mata... Celoteh Salsa dalam hati.
Sedangkan Wirda sedang memotong sayuran. Dan Franda sedang melipat kotak makanan.
Karena makanan belum siap, anggota OSIS yang laki-lakinya hanya bermain. Ada yang bermain game online di ponsel, ada yang main bola voli di lapangan dekat rumah Wirda, dan ada yang hanya duduk sambil memainkan ponselnya. Azka termasuk bagian yang bermain voli. Sedangkan Farell tidak dari semuanya. Ia membaca buku tentang antariksa.
"Oy Rell.. Buruan Login.. Daripada baca buku doang... Kita nge-game!" ajak Fano.
"Ngga... Lagi serius baca nih".
Mereka duduk di sofa ruang TV di rumah Wirda. Tak lama, Azka yang tadinya bermain voli lewat di depan Farell dan berjalan menuju dapur yang tak jauh dari situ.
Azka menghampiri Salsa yang masih mengiris bawang. Matanya berair."Hai Sal..". Ucap Azka, membuat semua menatap kearahnya.
"Loh kok yang lain malah mandangin aku sih?" ucap Azka agak salting. Semua pun kembali kepada kegiatannya.
"Salsa..salsa.. Mau dibantuin ngga?" ucap Azka dengan nada berbisik.
"Nggaaa" ucap Salsa malas. Ia agak risih saat ini, mungkin karena faktor matanya yang pedih.
Salsa reflek mengelap matanya yang berair dengan tangannya yang pastinya habis memegang bawang.
"Ahh.. Makin pedih dehh" ucap Salsa refleks dan lupa bahwa Azka ada disampingnya.
"Hmm.. Sini aku lap pake tisu.. Ya ampun.. Pasti pedih ya?" ucap Azka yang langsung mengambil tisu di saku bajunya.
"Untung aku beli tisu tadi.." ucap Azka yang langsung mengarahkan tisu ke mata Salsa.
"Cieeeee..." semua yang ada di dapur menyoraki Azka dan Salsa. Salsa langsung menjauhkan tangan Azka darinya.
"Udah.. Ngga perlu Ka.." ucap Salsa.
Azka pun menghentikan aksinya.
"Wah.. ada yang pacaran rupanya.. jadi ingat masa muda" goda Vina.
Refleks, Salsa terbatuk."Ngga tante... itu cuma salah paham" ucap Salsa tak membenarkan ucapan Vina.
"Loh... kata Kayla kalian jadian?" tanya Stella, gadis yang cukup dekat dengan Kayla walau berbeda kelas.
Salsa terdiam sejenak.Duhh.. aku lupa soal ini.. Kayla kan punya mulut.. dan dia itu famous banget.. kok aku ngga mikirin ini sihh?!. Ringis Salsa dalam hati.
"Yaa.. memang kami jadian" ucap Azka dengan santainya. Salsa langsung menatap Azka seakan-akan berkata 'kita tidak pacaran Azka!'.
Azka menanggapi tatapan Salsa dengan tawa kecil.
"Kalian tau lah... pacarku yang satu ini ngga suka hubungannya diumbar-umbar.." jelas Azka.
"Ehh? Kak Farell.. sejak kapan disitu?" Ucap Wirda tiba-tiba. Salsa pun mengikuti arah pandang Wirda dan benar saja, Farell sedang berdiri di palang pintu dapur.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOST
Teen FictionSaling mencinta, namun tak saling menyadari... Saling menatap, namun tak benar-benar tau artinya.. Saling mendamba, namun tak pernah rindu tersampaikan... Saling Berbicara, namun tak pernah bibir mengatakan cinta...