Hari - H pemilihan anggota OSIS.
Bel pulang sekolah telah berbunyi sekitar 15 menit yang lalu.
Farell dan rekan-rekannya di OSIS sudah berada di dalam ruangan yang dimana akan dilaksanakan test.
Sedangkan, Salsa dan Franda sedang duduk diluar sambil menunggu giliran untuk di wawancara.
"Hufft.. Aku grogi banget" ucap Franda.
"Sama" balas Salsa lalu termenung sejenak. Belakangan ini Salsa sering merasa "mellow". Tak lama muncul Wirda dari arah perpustakaan, lalu menghampiri Salsa.
"Haii" sapanya riang. Salsa hanya tersenyum sedangkan Franda hanya diam.
"Ternyata kamu ikutan tes juga ya" ucap Wirda.
"Ya".
"Duhh saingan kita banyak loh Sal.. Yaa untunglah kak Farell mengenal baik aku, jadi pasti dia tau kinerja aku" ucap Wirda dengan senangnya. Salsa sedikit iri mendengarnya.
"Wah.. Pasti senang banget deh bisa dekat sama kak Farell" ucap gadis yang duduk tak jauh dari mereka.
"Hehe.. Biasa aja kok" ucap Wirda sambil menoleh kearah gadis yang berbicara.
What? Biasa aja? Aku setengah mati nahan gugup buat ngomong dengan kak Farell.. Sedangkan dia? Biasa aja?!. Batin Salsa kesal.
"Kamu kok bisa deket sama kak Farell?" tanya Franda tiba-tiba.
Wirda tertawa kecil setelahnya.
"Yaa.. Gara-gara waktu dulu aku belum dijemput... Padahal udah sore banget.. Tiba-tiba kak Farell datang nawarin buat pulang bareng" cerita Wirda.
Deg! Salsa yang mendengarnya merasakan sesak di dadanya dalam waktu singkat.Jadi.. Bukan cuma aku yang pernah nerima bantuannya? Dan sekarang.. Aku malah menganggapnya berlebihan? Apakah perasaanku ini juga sebuah kesalahan?. Batin Salsa
"Salsa? Kenapa melamun?" tanya Wirda menyadarkan Salsa dari lamunannya.
"Eh? Mm.. Engga" ucap Salsa kaku.
"Salsabila, masuk" panggil seseorang yang bertugas memanggil peserta untuk wawancara.
Salsa pun bangkit dari duduknya dan berjalan masuk ke dalam ruangan. Kini ia berdiri di depan para pewawancara. Ada Farell,Gea,Maya,Fano dan beberapa anak kelas 12 yang mungkin dulunya adalah anggota OSIS.
"Perkenalkan saya mantan ketua OSIS sebelum Farell menjabat dan anak kelas dua belas yang lain mereka adalah mantan anggota komisi inti, yaitu sekretaris dan bendahara yang dulu" ucap seorang laki-laki dengan tatapan sendunya. Salsa hanya mengangguk.
"Perkenalkan, saya Salsabila.. Kelas sepuluh.."
"Apa sih visi dan misi kamu mengikuti tes ini?".
Salsa pun menjawabnya dengan yakin dan sesuai dengan yang ada dipikirannya.
"Baiklah, apabila kamu tidak diterima disini... Apa yang akan kamu lakukan?".
"Saya menerima apapun hasilnya.. Dan jika memang saya tidak diterima, saya akan berusaha menerimanya dengan lapang dada.."
Semua yang ada disana kecuali Salsa, mulai menulis sesuatu di catatan yang ada ditangan mereka masing-masing.
"Salsa.. Apapun hasilnya, kamu harus yakin kalau itu adalah yang terbaik.. Bila kamu diterima.. Jalankan kewajibanmu dengan penuh tanggung jawab" ucap Farell diakhiri senyuman manisnya.
Untuk pertama kalinya, hati Salsa terasa perih saat melihat senyuman itu.Salsa... Laki-laki yang tersenyum padamu itu... Tidak mungkin membalas perasaan konyolmu.. Batin Salsa.
Salsa pun membalas senyuman Farell hanya dengan anggukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALMOST
Teen FictionSaling mencinta, namun tak saling menyadari... Saling menatap, namun tak benar-benar tau artinya.. Saling mendamba, namun tak pernah rindu tersampaikan... Saling Berbicara, namun tak pernah bibir mengatakan cinta...